Homili 14 Maret 2014

Hari Jumat Pekan I Prapaskah

Yeh 18: 21-28

Mzm 130: 1-2.3-4ab.4c-6.7-8

Mat 5:20-26

 

Tuhan saja bersumpah…

P. John SDBSeorang pemuda datang dan sharing sakit hatinya. Ia merasa heran dengan orang-orang yang selalu berbuat jahat tetapi kelihatan mereka selalu bahagia dalam hidupnya. Dia bertanya kepadaku, apakah ia juga boleh berbuat jahat supaya bahagia dalam hidup. Saya mengatakan kepadanya supaya jangan belajar berbuat jahat, tetapi selalu dan terus menerus berbuat baik. Memang dalam kacamata manusiawi, kita menemukan banyak orang yang dicap orang jahat tetapi selalu bahagia, sedangkan orang yang dicap orang baik mengalami banyak penderitaan. Ini semua adalah rencana Tuhan bagi kita semua, selalu baru dan indah pada waktunya.

Tuhan memiliki rencana yang istimewa, suatu proyek keselamatan bagi setiap pribadi, terutama mereka yang berdosa supaya memperoleh keselamatan abadi. Tuhan bahkan bersumpah: “Demi Aku yang hidup, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu!” (Yeh 33:11). Yesus sendiri memiliki prinsip: “Aku datang bukan untuk mencari orang benar melainkan orang berdosa” (Mat 9:13).

Dalam masa prapaskah ini, kita semua diarahkan untuk membangun semangat bermetanoia. Kita semua adalah orang yang tidak sempurna dan mau menjadi sempurna dalam Kristus. Semangat metanoia adalah sebuah ajakan bagi kita semua untuk berbalik seratus persen kepada Tuhan. Melalui para nabi misalnya Yehezkiel, Tuhan menghendaki semangat metanoia kaum fasik. Tuhan berfirman: “Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapanKu serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati” (Yeh 18:21).

Siapakah orang fasik itu? Orang fasik adalah pribadi-pribadi yang memiliki ciri khas ini:  keji, jauh dari persekutuan dengan Allah, penghujat, dibutakan, suka memegahkan diri, serakah, memerangi umat Tuhah, pembohong, suka melakukan kejahatan terhadap orang lain, suka menghina orang lain yang setia, membujuk orang untuk berbuat dosa, memberontak terhadap Allah, penakut, kejam, bodoh, melupakan Allah dan semua perbuatan lain yang melawan Allah sebagai kasih. Kalau orang benar berbalik dari kebenaran dan melakukan kecurangan maka ia akan mati, sebaliknya orang fasik yang berbalik atau bertobat dari kefasikannya akan hidup, lebih lagi ketika ia melakukan keadilan dan kebenaran maka selamatlah juga nyawanya. Orang fasik yang bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati (Yeh 18:28).

Tuhan berjanji dan tentu saja Ia menggenapi janjinya dengan menyelamatkan kaum pendosa. Anda dan saya juga orang berdosa yang dicari Tuhan untuk diselamatkannya. Apakah bathin kita terbuka pada setiap rencana Tuhan khususnya dalam usahanya untuk menyelamatkan kita? Kita patut berbangga karena memiliki Allah yang hebat. Tepatlah doa kita dalam Ekaristi: “Tuhan Yesus Kristus, janganlah memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman GerejaMu dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendakmu…”Doa yang selalu kita ucapkan untuk menyatakan syukur kita kepada Tuhan atas pengampunanNya dan pertobatan kita.

Yesus di dalam Sabda bahagia mengingatkan kita supaya hidup jujur dan polos di hadapan Tuhan. Sikap hidup penuh dengan kemunafikan, kafasikan supaya dijauhkan. Ia dengan tegas mengatakan: “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi maka sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Mat 5:20). Apa yang harus dilakukan untuk tidak menjadi orang fasik? Yesus memberi syarat-syarat baru penuh dengan muatan kasih: jangan marah, jangan mengatakan orang lain kafir, dan jangan menjahili orang lain, berdamailah dengan saudara-saudaramu dan dengan para musuhmu.

Hal-hal yang diangkat oleh Yesus ini memang sangat praktis dalam membangun relasi dengan sesama. Banyak kali kefasikan hidup kita itu muncul dari kebiasaan-kebiasaan  yang sudah tidak disadari lagi sebagai dosa. Namun pada hari Tuhan bersumpah untuk menyelamatkan orang fasik dan memberi hidup kepadanya. Kitapun perlu membaharui diri untuk memperoleh hidup baru dalam kasih Tuhan.

Doa: Tuhan, puji dan syukur kepadaMu karena Engkau mengasihi dan mengampuni kami. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply