Homili 7 April 2014

Hari Senin, Pekan Prapaskah V

Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62

Mzm 23:1-3a,3b-4.5.6

Yoh 8: 1-11

Tuhan saja mengasihi orang berdosa!

Fr. JohnKita sedang berada di pekan Prapaskah ke-V. Bacaan-bacaan Kitab Suci pada pekan ini memiliki pesan yang semakin terfokus pada hidup baru sebagai anugerah dari Tuhan. Tuhan memiliki rencana untuk menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus PuteraNya. Semua orang dipanggil kepada keselamatan. Tuhan Yesus berkata: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16). Kasih yang begitu besar itu dianugerahkan kepada semua manusia bukan hanya manusia yang baik saja tetapi manusia yang dianggap jahat pun dikasihi oleh Allah. Berkaitan dengan hal ini Tuhan Yesus berkata: “Kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkann hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar” (Mat 5:45). Bapa mengasihi orang baik dan jahat. Di dalam diri Yesus, kasih Allah menjadi nyata di mana Yesus membenci dosa dan salah yang dibuat oleh manusia tetapi mengasihi para pendosa supaya mereka bertobat.

Pada hari ini kita mendengar kisah dua wanita dalam Kitab Suci. Dari Kitab Daniel kita mendengar kisah tentang Susana istri dari Yoyakim di Babel. Susana itu cantik dan takut akan Tuhan. Ketika Susana sedang berada di taman, ada dua orang tua-tua yang mengintipnya dengan nafsu birahi. Mereka berniat untuk melecehkannya tetapi tidak dapat karena Susana menjaga dirinya dengan baik. Kedua orang tua-tua itu bersaksi dusta terhadap Susana dan ganjarannya adalah ia harus dihukum mati. Susana berseru kepada Tuhan: “Allah yang kekal yang mengetahui apa yang tersembunyi dan yang mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkaupun tahu pula bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati meskipun tidak kulakukan sesuatupun dari apa yang mereka bohongi aku.” (Dan 13:42-43). Tuhan mendengar dan memihak Susana. Ia akhirnya selamat karena pembelaan Daniel.

Kisah tentang Susana di dalam Kitab Perjanjian Lama ini menarik perhatian kita. Di dalam masyarakat kita, hedonisme yang menghalalkan nafsu dan kenikmatan seksual semakin menguasainya. Orang bisa menggunakan berbagai cara untuk melecehkan atau menikmati tubuh dari manusia yang lain. Banyak orang muda, anak-anak remaja bahkan orang tua yang terjerumus untuk melakukan atau menjadi korban pelecehan seksual dan kekerasan seksual. Banyak orang yang menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual melalui jejaring sosial seperti perkenalan melalui facebook dan lainnya yang berujung pada kenikmatan seksual dan kematian. Jadi relasi yang dibangun di dunia maya bisa menghancurkan hidup manusia yang lain sehingga kita perlu mawas diri.

Di dalam bacaan Injil kita mendengar bagaimana Tuhan Yesus dicobai oleh para ahli Taurat dan Kaum Farisi. Mereka membawa seorang wanita yang kedapatan berbuat zinah kepadaNya dan bertanya: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” (Yoh 8:4-5). Mereka tentu mengetahui inti ajaran Yesus tentang kasih dan pengampunan, Andaikan Yesus menyetujui bahwa wanita yang berzinah itu dilempari batu sampai mati berarti ajaran Yesus tentang pengampunan tidak bermakna. Kalau Yesus tidak setuju maka Ia melawan hukum Taurat karena wanita itu harus dilempari dengan batu sampai mati karena kedapatan berzinah. Yesus mengambil sikap untuk menunjukkan kemurahan hati Bapa di Surga. Ia membungkuk dan menulis ke tanah lalu berdiri dan berkata: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” (Yoh 8:7). Semua orang merasa berdosa maka mereka pun mundur satu persatu mulai dari yang paling tua. Yesus akhirnya mengatakan bahwa Ia juga tidak menghukumnya tetapi berpesan supaya wanita itu bertobat (Yoh 8:11).

Kita seharusnya belajar dari Tuhan. Ia membenci dosa dan salah yang melawan kebaikan dan kasih Allah. Ia mengasihi orang-orang berdosa dan berusaha untuk menyelamatkan manusia. Perbedaannya dengan manusia adalah, manusia mencintai dosa dan membenci manusia yang berbuat dosa. Banyak orang di sekitar kita berlaku seolah-olah orang kudus. Mereka selalu bertindak keras di tempat-tempat hiburan, menggebrak hotel dan penginapan tertentu, menangkap orang semaunya. Mereka berpikir bahwa mereka orang kudus yang menegakkan ajaran agamanya. Padahal mereka juga terjerat dalam sistem dan ikatan dosa yang sama.

Pada hari ini Tuhan mengajak kita untuk mawas diri. Janganlah ada di antara kita yang menghakimi tetapi mengampuni sebagaimana Tuhan sendiri melakukannya kepada kita. Kita semua adalah orang-orang berdosa yang mengharapkan pengampunan yang berlimpah dari Tuhan. Mari kita juga melihat dan menghargai manusia sebagai sesama. Ingatlah bahwa Tuhan mengasihi orang berdosa dan membenci serta menghancurkan salah dan dosa!

Doa: Tuhan, kami bersyukur kepadaMu karena Engkau mengingatkan kami untuk menghargai martabat sesama kami. Semoga kami bertumbuh dalam kasih kepadaMu dan sesama kami. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply