Homili Hari Minggu Palma/A – 2014 (Injil Perarakan Palma)

Hari Minggu Palma/A

Mat 21:1-11

 

Kristus Raja Mulia

 

Fr. JohnUntuk pertama kalinya saya mendengar lirik lagu ini pada saat kunjungan Pastoral Paus Yohanes Paulus II di Dili Timor Leste tahun 1989: “Christus vincit! Christus regnat! Christus imperat! (Kristus Tuhan yang mulia, Kristus pangeran bangsa-bangsa, Kristus Raja segala raja). Kalau dalam misa pontifical maka nama Paus, Kardinal dan Uskup disebutkan misalnya: “Francesco Summo pontifici et universali papae, pax vita et salus perpetuae.” Lagu ini dipopulerkan pertama kali di Roma pada saat Paus Pius XII dilantik sebagai Paus. Dalam Ritus St. Ambrosius sejak abad ke delapan ditambahkan aklamasi ini: “Exhaudi, Christe. Ecclesiae Sanctae Dei salus perpetua. Redemptor mundi, Tu illam adjuva.” (Tuhan Yesus Kristus dengarkanlah kami. Penyelamat abadi dan yang mensejahterakan Gereja Allah. Penebus, Penyelamat, Penolong dan Penguat Gereja).

Pada hari ini kita memasuki Pekan Suci yang dimulai dengan merayakan Hari Minggu Palma. Bacaan Injil sebelum perarakan Palma ini mengisahkan tentang Yesus masuk ke kota Yerusalem dan dielu-elukan sebagai Raja. Diceritakan bahwa dalam perjalanan ke Yerusalem mereka tiba di Betfage, ia menyuruh dua orang muridNya untuk mengambil seekor keledai betina tertambat dan anaknya. Keledai betina itu akan ditunggangi Yesus untuk memasuki kota Yerusalem. Hal yang dilakukan Yesus ini kiranya tepat dengan Firman Tuhan melalui nabi: “Katakanlah kepada Putri Sion: Lihatlah, Rajamu datang kepadamu! Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda” (Za 9:9).

Yesus mengikuti nubuat nabi Zakharia ini dengan menunggangi keledai muda. Orang-orang membentangkan pakaian di jalanan, memotong ranting-ranting pohon dan menyebarkannya di jalan. Semua orang berseru: “Hosanna bagi Anak Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Hosanna di tempat yang mahatinggi.” Banyak orang mempertanyakan identitas Yesus dan satu jawaban pasti yang keluar dari mulut orang percaya adalah: “Inilah Nabi Yesus dari Nazaret di Galilea!”

Kisah injil ini menarik perhatian kita karena memiliki makna simbolis yang sangat mendalam. Yesus disambut sebagai seorang raja yang sangat berbeda dengan raja manusiawi. Yesus disambut sebagai seorang raja yang akan datang dalam kemuliaanNya pada akhir zaman. Yesus juga menjadi seorang raja yang menderita. Dia dielukan dengan Hosanna tetapi nantinya akan menjadi Salibklanlah Dia!

Yesus masuk ke dalam kota Yerusalem dengan mengendarai seekor keledai betina muda. Keledai itu hewan yang selalu dipakai untuk memikul beban dan menjadi simbol kebodohan. Seseorang yang melakukan kekeliruan tertentu akan mengatakan bahwa dirinya seekor keledai atau dirinya bodoh. Tuhan Yesus memilihnya menjadi kendaraan yang ditumpangiNya untuk memasuki kota Yerusalem. Ini menunjukkan kerendahan hati Tuhan Yesus. Dia adalah Tuhan yang mempunyai segalanya tetapi rela menjadi miskin. Yesus sendiri berkata: “Serigala mempunyai liang dna burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya” (Mat 8:20; Luk 9:58).

Tuhan Yesus Kristus datang untuk mewartakan Kerajaan Allah. Dia sungguh-sungguh Raja yang mempersembahkan kedamaian, sukacita dan kehidupan bagi mereka yang menerima kerajaanNya. Yesus adalah Raja mulia. Kita ingat sang Pemazmur yang berdoa: “Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! Siapakah Raja Kemuliaan? Tuhan, jaya dan perkasa. Tuhan semesta alam, Dialah Raja kemuliaan” (Mzm 24: 7-10). Mari kita mengangkat kepala dan memandang kepada Yesus yang dielukan. Marilah kita tetap mengangkat kepala dan memandang Yesus yang tersalib. Dari sanalah mengalir kuasaNya untuk menebus kita semua.

Doa: Tuhan Yesus, Engkau begitu sederhana di hadapan manusia yang hidup dengan hedonisme yang kental. Bantulah kami untuki belajar menjadi orang yang sederhana dan dapat berbagi. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply