Homili Hari Raya Paskah (Misa Sore)

Hari Minggu Paskah (Sore)
Yeh 36:16-28
Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23
Rm 6:3-11
Mat 28:1-10

Mencari Yesus yang Bangkit

Fr. JohnAda seorang pemuda yang memiliki kebiasaan mengunjungi gereja-gereja. Ia pernah bercerita bahwa selama setahun ia bisa mengunjungi semua gereja dan kapel di seluruh Keuskupan Agung Jakarta. Setiap kali mengunjungi sebuah gereja atau kapel, ia tentu memiliki suka dan duka tersendiri. Ia tidak menggunakan kendaraan pribadi tetapi kendaraan umum. Ia banyak kali melewati jalan-jalan yang macet dan ketika tiba ternyata gerejanya dikunci oleh koster maka ia hanya melirik lewat lubang jendela ke altar untuk menyalami Yesus di dalam Sakramen Mahakudus. Pengalaman mengunjungi gereja-gereja dan kapel sangat mengubah hidupnya. Ia merasa bahwa hidupnya berarti karena selalu mencari dan mau menemukan Tuhan. Hidupnya yang lama dikuasai oleh pola hidup gampang, hedonis berubah menjadi hidup penuh perjuangan dan semangat berbela rasa. Ketika mendengar sharing pemuda ini saya merasa bahwa jiwanya penuh dengan cinta kepada Kristus. Hidupnya mirip dengan Maria Magdalena yang hatinya selalu tertuju kepada Yesus Kristus.

Hidup sebagai pengikut Kristus memang memiliki kekhasan tersendiri. Ada orang yang mungkin menunjukkan cinta kasihNya kepada Tuhan dengan berkurban seperti pemuda yang membagi pengalamannya ini. Ada juga yang mungkin menunjukkan cinta kasihNya dengan melakukan praktek-praktek kesalehan dan karya amal kasih. Semuanya ini mengandaikan sebuah pencarian dan perubahan hidup yang radikal. Jadi orang mencari Tuhan dengan aneka cara tetapi hidupnya juga berubah menjadi lebih baik dan layak dengan Kristus. St. Paulus mengumpamakannya dengan ragi lama berubah menjadi adonan yang baru: “Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan? Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.” (1Kor 5:6-8).

Bacaan-bacaan Kitab Suci pilihan untuk Perayaan Ekaristi pada hari Raya Paskah (Misa Sore) mengarahkan kita untuk mencari Yesus, menemukan dan memberikan kesaksian bahwa ia sungguh-sungguh bangkit di dalam Gereja masa kini. Di dalam bacaan Injil kita menemukan kisah Maria Magdalena dan Maria yang lain bergerak menuju ke kuburan Yesus dalam suasana masih gelap. Selain suasana gelap mereka juga mengalami fenomena alam seperti gempa bumi. Tentu saja suasana pagi itu amat mencekam tetapi situasi ini tidak mengurangi keinginan Maria Magdalena dan Maria yang lain untuk pergi menengok kubur Yesus. Maria Magdalena dan Maria yang lain adalah simbol Gereja yang sedang berziarah, mencari dan menemukan Tuhan Yesus. Namun dalam pencarian itu selalu saja ada kegelapan, kelemahan manusiawi dan bahaya-bahaya yang bisa menghalangi keinginan untuk berjumpa dengan Yesus yang bangkit.

Dikisahkan bahwa ada juga seorang malaikat yang berpakaian putih diutus untuk membuka batu penutup kubur dan duduk di atasnya. Ia memiliki tugas untuk mewartakan kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain bahwa Tuhan Yesus yang mereka cari itu sudah bangkit seperti telah dikatakanNya dan bahwa Ia mendahului mereka di Galilea. Galilea adalah tempat di mana para murid untuk pertama kali bertemu dan Tuhan menjadikan mereka sebagai penjala manusia. Galilea menjadi tempat di mana Kerajaan Allah dihadirkan Yesus dalam tanda-tanda heran dan pengajaranNya. Sebagian besar pekerjaan-pekerjaan Bapa dilakukan di Galilea. Maka kebangkitan Kristus bukan hanya sebuah pencarian tetapi orang menemukan Yesus di dalam pekerjaan dan pelayanannya setiap hari.

Pencarian mereka berhasil! Maria Magdalena dan Maria yang lain berhasil menemukan Yesus. Sesungguhnya manusia boleh mencari Tuhan tetapi Tuhanlah yang memiliki inisiatif pertama untuk menyapa manusiaNya: “Shalom” (Mat 28:9). Ia sendiri juga meminta mereka untuk pergi ke Galilea dan menjumpaiNya di sana. Sekali lagi kita boleh mencari Tuhan tetapi Dialah yang akan membuka pikiran kita untuk menemukanNya dalam hidup yang konkret. Oleh karena itu lakukanlah tugas-tugasmu dengan sebaik-baiknya karena dengan cara itu anda menghadirkan Tuhan dan Tuhan sendiri menjiwai karya dan pelayananmu.

Apa yang harus kita lakukan di dalam hidup setiap hari?

St. Paulus dalam bacaan kedua mengatakan kepada kita untuk mengingat kembali Sakramen Pembaptisan. Di dalam sakramen ini kita semua yang berdosa mati dan dikuburkan bersama Kristus. Kita mati karena dosa-dosa kita. Tetapi kebangkitan Kristus juga membangkitkan kita dari kematian karena dosa. Dengan tegas Paulus mengatakan kepada jemaat di Roma: “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (Rm 6:11). Pertanyaan bagi kita, apakah kita bersedia untuk mati dari dosa-dosa kita? Apakah kita bersedia dengan tulus hati bertobat secara radikal? Sikap bathin mencari Tuhan akan terhambat ketika kita larut kembali dalam kebiasaan dosa dan salah yang sama! Bertobatlah dan baharuilah hidupmu.

Melalui Yehezkiel Tuhan juga memiliki inisiatif untuk mengumpulkan sia-sia Israel menjadi satu umatNya. Dengan kuasaNya Tuhan berkehendak: menguduskan namaNya yang besar yang sudah dinajiskan bangsa-bangsa sehingga Allah bisa diakui sebagai Tuhan, menjemput dan mengumpulkan sisa Israel, mencurahkan air jernih, yang akan mentahirkan dari segala kenajisan dan dari semua berhala-berhala,memberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batin dan menjauhkan dari tubuh hati yang keras dan Kuberikan hati yang taat.” (Yeh 36:23-26). Pada akhirnya Tuhan bersabda: “Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.” (Yeh 27-28). Tuhan memiliki inisiatif yang besar dan pertama untuk menyelamatkan manusia. Menurut Yehezkiel, Tuhan justru melakukan segalanya bagi kita.

Sabda Tuhan pada hari ini menambah iman dan kasih kita kepada Tuhan. Ia melakukan segalanya bagi kita. Dari kita hanya ada rasa syukur yang terus menerus untuk Tuhan. Dia mengasihi kita, membangkitkan kita dari kematian karena dosa. Ia memberikan hidup baru kepada kita. Saya mengakhiri Homili ini dengan seruan ini: “Carilah Tuhan dan kekuatanNya, carilah wajahNya selalu!” ( 1Taw 16:11; Mzm 105:4).

Doa: Tuhan, semoga aku selalu setia mencari Engkau di dalam hidupku. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply