Homili 24 April 2014

Hari Kamis Oktaf Paskah
Kis 3:11-26
Mzm 8:2a,5,6-7,8-9
Luk 24:35-48

Kami Bersaksi bahwa Allah Membangkitkan Yesus!

Fr. JohnMenjadi saksi Kristus yang bangkit. Ini adalah panggilan dan perutusan dari Tuhan bagi semua orang yang percaya kepadaNya. Para murid dan rasul Yesus memiliki tugas mulia untuk menjadi saksi mata bahwa Yesus dari Nazareth sungguh-sungguh bangkit dari kematianNya. Mereka menyaksikan sengsara dan wafataNya, mereka juga menyaksikan kebangkitanNya melalui penampakanNya. Pengalaman kebangkitan dan penampakkan Yesus menjadi kekuatan bagi para rasul untuk bersaksi. Ini juga menjadi harapan Yesus kepada para muridNya: “Kamu adalah saksi dari semuanya ini.” (Luk 24: 48).

Di dalam bacaan Injil kita mendengar kisah lanjutan dari komunitas para rasul Yesus. Setelah kedua murid yakni Kleopas dan temannya yang merasa galau dan memilih untuk kembali ke Emaus, kampung halaman mereka, Yesus memiliki inisiatif untuk menemani perjalanan mereka dengan bertanya dan menjelaskan kitab Suci, mulai dari Kitab Taurat Musa, kitab Mazmur dan Kitab para nabi. Penjelasan Yesus ini membuat hati mereka berkobar-kabar. Karena hari sudah menjelang malam maka Kleopas dan temannya meminta Yesus: “Mane nobiscum Domine” atau “Tinggalah bersama kami Ya Tuhan.” (Luk 24:29).

Reaksi dari Kleopas dan temannya adalah kembali ke Yerusalem untuk meneguhkan komunitas bahwa Yesus memang sungguh telah bangkit dan mereka mengenalNya pada saat pemecahan roti. Situasi di dalam komunitas sendiri masih dalam suasana mencekam, pintu dan jendela masih rumah ditutup rapat. Dalam suasana seperti ini Tuhan Yesus hadir dan meneguhkan mereka dengan sapaan, ”Shalom”. (Luk 24:29). Murid-murid Yesus semakin takut dan merasa bahwa Dia adalah hantu. Yesus lalu berkata: “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.” (Luk 24:38-39).

Reaksi para murid adalah belum percaya. Mereka dinilai lamban hati maka Ia meminta sepotong ikan goreng dan memakannya. Yesus lalu membuka pikiran mereka dan berkata: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur… Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.” (Luk 24:44-47).

Penampakkan Yesus di hadapan para murid ini membuka pikiran kita untuk mengerti bahwa Tuhan Yesus telah mengalahkan maut dan dosa. Segala penderitaan dan kemalangan dikalahkanNya. Artinya bagi kita adalah setiap pergumulan, penderitaan dan kemalangan akan berakhir. Tuhan akan meniadakan maut untuk selamanya. Setiap orang memiliki aneka persoalan hidup tetapi Tuhan kita jauh lebih besar. Ia sanggup untuk menyelesaikan segala persoalan hidup kita asal kita percaya teguh kepadaNya.

Tuhan Yesus juga datang di saat kita bergumul dengan Damai SejahteraNya. Ia berkata: “Damai Sejahtera bagi kamu” (Luk 24:36). Ia membawa damai bagi manusia yang berkenan kepadaNya. Dalam amanat perpisahan, Ia berkata kepada para muridNya: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yoh 14:27). Dan lagi Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Mat 5:9). Tugas kita sebagai gereja saat ini adalah menghadirkan Kristus yang bangkit dengan membaswa damaiNya. Betapa bahagianya kita disapa sebagai Anak Allah kalau kita bisa membawa damai kepada sesama.

Para Rasul Yesus selalu berusaha untuk menjadi saksi kebangkitan Kristus. Setelah mereka mendapat kekuatan Roh Kudus, mereka juga berani untuk memberi kesaksian tentang kebangkitan Kristus. Petrus dan Yohanes penuh dengan Roh Kudus menyembuhkan seorang lumpuh dalam nama Yesus Kristus. Ini menjadi kesempatan untuk bersaksi tentang Yesus yang bangkit. Di serambi Salomo, Petrus berani berkata orang banyak yang merasa heran dengan mukjizat itu bahwa orang lumpuh itu disembuhkan oleh Yesus: “Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri?” (Kis 3:12).

Selanjutnya Petrus memberi kesaksiannya bahwa Allah nenek moyang mereka sudah memuliakan Yesus Kristus yang mereka tolak dan serahkan untuk dihukum mati. Yesus adalah orang yang Kudus dan Benar tetapi ditolak oleh kaum Yahudi. Ia sudah dibunuh namun sudah bangkit dengan mulia. Petrus menegaskan: “Kami adala saksi” (Kis 3:15). Dalam nama Yesus yang dibangkitkan Allah itulah maka ada keselamatan bagi manusia. Keberanian Petrus dan para rasukl hendaklah menjadi keberanian bagi seluruh Gereja untuk bersaksi bahwa Yesus sudah bangkit dengan jaya. Maut dikalahkan, iblis dihancurkan dan yang merajai dunia adalah Allah sendiri. Warta sukacita ini juga menjadi milik manusia yang berkenan kepada Tuhan supaya tidak kecil hati ketika mengalami masalah-maslaah tertentu di dalam hidupnya.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk bertumbuh dalam kasihMu. Biarlah kami menjadi saksi-saksiMu yang setia. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply