Homili 5 Mei 2014

Hari Senin, Pekan Paskah III
Kis 6:8-15
Mzm 119: 23-24.26-27.29-30
Yoh 6: 22-29

Mencari dan Menemukan Tuhan

Fr. JohnAda seorang pemuda yang datang untuk berbicara dengan saya. Ia sedang mengalami pergumulan dengan Tuhan. Beberapa tahun yang lalu ia adalah ketua Misdinar di parokinya. Setelah menamatkan kuliah dan mulai bekerja ia merasa relasinya dengan Tuhan semakin jauh karena litani kesibukan dalam karya. Ia merasa menemukan dewa baru yaitu uang maka setiap hari di dalam pikirannya adalah uang. Tetapi pada suatu ketika ia mengikuti upacara penguburan bossnya yang kaya raya. Jenazah bosnya di antar ke kuburan dalam kemewahan, ternyata ketika tiba di pekuburan ia melihat liang kubur yang agak becek dan di dalam liang kubur itu jenazah bossnya dibaringkan selamanya. Semua asset tidak ikut dimasukkan di dalam peti jenazah. Ia kembali ke rumah dan berpikir bahwa ia sudah sangat jauh dari Tuhan. Ia ingin mencari dan menemukan kembali Tuhan Allah yang pernah akrab dengannya. Ia pun mulai menyadari kelemahan dirinya, membagi waktu untuk kerja, keluarga dan Tuhan. Ia memohon doa agar proses rekonsiliasi dengan Tuhan berjalan baik adanya dan bisa kembali melayani Tuhan dengan sukacita.

Banyak orang memiliki pengalaman-pengalaman mencari dan menemukan Tuhan. Orang yang mencari Tuhan tidak menemukannya di dalam Gereja, di depan sakramen Mahakudus atau di depan patung para kudus. Orang mencari dan menemukan Tuhan di dalam hidupnya yang nyata. Sang pemuda yang merasa semakin jauh dari Tuhan menemukan Tuhan dalam pengalaman keseharian, bahkan lebih ekstrim yakni di hari pemakaman bossnya. Pada saat itu ia baru menyadari bahwa selama itu dia terisolasi karena di benaknya hanya ada uang dan harta lainnya. Di dalam Kitab Perjanjian Lama kita menemukan figur seperti Musa yang mencari dan menemukan Tuhan. Ia menemukan Tuhan bukan di dalam Sinagoga atau tempat yang mahakudus, tetapi di padang gurun tepatnya di gunung Horeb tempat ia bekerja. Ia melihat nyala api yang keluar dari semak duri tetapi semak duri itu sendiri tidak terbakar. Ia mendekati tempat itu tetapi Tuhan menegurnya untuk melepaskan sandalnya karena tempat ia berdiri adalah tempat kudus. (Kel 3: 1-5).

Yohanes dalam bacaan Injil hari ini melaporkan bahwa berita penggandaan roti dan ikan cepat menyebar ke seluruh daerah di sekitar pantai danau Galilea. Akibatnya banyak orang berdatangan ke Tabgha tempat mukjizat itu terjadi untuk melihat Yesus. Namun mereka tidak menemukan Yesus dan para muridNya maka ada yang memilih berjalan kaki dan ada juga yang naik perahu menuju ke Kapernaum. Di sana mereka melihat Yesus dan para muridNya. Dengan polosnya mereka bertanya kapan Tuhan Yesus dan para muridNya tiba di Kapernaum. Tetapi Reaksi Yesus terungkap dalam jawabanNya ini: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” (Yoh 6:26-27).

Persoalan yang diangkat oleh Yesus adalah apakah motivasi untuk mencari dan menemukanNya. Mereka mencariNya karena kenyamanan dalam hal ini makan dan minum gratis. Oleh karena itu dengan tegas Yesus megingatkan mereka supaya mencariNya bukan untuk kenyamanan tetapi supaya percaya pada setiap pekerjaan dan tanda yang dilakukanNya. Yesus sedang melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa bukan pekerjaanNya sendiri. Itu sebabnya ia juga mengajak mereka untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mendatangkan makanan yang memberi hidup kekal. Hal yang dimaksudkan Yesus adalah supaya orang mendengar sabdaNya, percaya kepadaNya sebagai Putera Allah. SabdaNya adalah makanan rohani yang menghidupkan.

Dengan polos mereka bertanya lagi kepada Yesus: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” (Yoh 6:28). Yesus menjawab mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” (Yoh 6:29). Orang dapat memperoleh keselamatan kalau ia sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, Putera dan Utusan dari Allah sendiri. Kita bisa membayangkan bahwa orang-orang itu melihat Yesus Putera Allah tetapi seakan tidak melihatNya. Mereka masih buta mata dan hati. Mereka hanya melihat dengan mata manusiawinya bahwa Yesus bisa menyiapkan makanan yang berkelimpahan dan mengenyangkan tetapi tidak percaya kepadaNya.

Pada hari ini kita berjumpa dengan figur St. Stefanus, Martir pertama di dalam Gereja Purba. Ia adalah orang yang mencari dan menemukan Yesus dan mempersembahkan dirinya secara total kepadaNya. Oleh karena itu dalama nama Yesus, ia penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Hal ini tentu mengagetkan banyak orang dan biasanya orang lebih suka melihat dengan mata manusiawi. Apa yang mereka lakukan? Mereka yakni beberapa orang Yahudi dalam persekutuan Libertini, orang-orang Yahudi dari Kilikia dan Asia bersoal jawab dengan Stefanus tetapi ia memliki kemampuan yang luar biasa sehingga mereka tidak mampu menandinginya. Roh Kudus menyertainya. Akibatnya mereka memfitnah dia bahwa ia menghujat Musa dan Allah. Stefanus disergap dan diadili. Para saksi palsu memberi alasan lain lagi yakni bahwa Stefanus telah menghina tempat kudus dan Taurat. Bagi mereka perkataan yang diucapkan Stefanus adalah perkataan Yesus yang mau merubuhkan Bait Allah dan mau membangunnya dalam waktu tiga hari. Wajah Stefanus di depan pengadilan seperti seorang malaikat.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini mendorong kita untuk selalu mencari Tuhan. Kita mencari Tuhan dan melayaninya bukan untuk kenyamanan dan popularitas diri. Kita mencari dan melayani Tuhan bukan untuk mencari keuntungan dari Gereja. Tuhan yang memiliki segalanya dan kita melayani Dia. Sang Pemazmur berdoa: “Carilah Tuhan dan kekuatanNya, carilah wajahNya selalu!” (Mzm 105:4). Nabi Yesaya berkata: “Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui, berserulah kepadaNya selama Ia dekat!” (Yes 55:6). Carilah Tuhan maka kamu akan hidup! (Amos 5:6).

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk selalu mencari dan menemukanMu. Lepaskanlah kami dari segala kenyamanan hidup. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply