Homili 1 September 2014

Hari Senin, Pekan Biasa XXII
1Kor. 2:1-5
Mzm. 119:97,98,99,100,101,102
Luk. 4:16-30

Keluarga Mewartakan Sabda

Fr. JohnPada hari ini kita memulai Bulan Kitab Suci Nasional 2014, tahun kedua dari tema umum “Sabda Allah di dalam keluarga” (2013-2016). Tema umum ini memiliki visi istimewa yakni keluarga kristiani mendengarkan dan melaksanakan Sabda Allah dan meneruskan iman kristiani kepada anak-anak. Penjabaran dari visi ini dilakukan dalam pertemuan-pertemuan di lingkungan-lingkungan dengan memperdalam tema-tema berikut ini: keluarga sebagai tempat kehadiran Allah (Kej 18:1-5); Ibadah keluarga sebagai sekolah iman (Ul 6:20-25); Ibadah dan kehidupan (Am 5:20-27); Keluarga yang beribadah dalam Roh dan Kebenaran (Yoh 4:19-26). Keluarga bukan hanya tempat untuk mewujudkan kasih bersama, tetapi keluarga menjadi sebuah rumah Tuhan, tempat di mana pribadi-pribadi berkumpul untuk mengucap syukur dan berdoa.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari pertama bulan Kitab Suci Nasional ini memfokuskan perhatian kita kepada bagaimana mewartakan Sabda Tuhan dengan tepat sasaran. Dua figur yang menginspirasikan kita adalah St. Paulus dan Tuhan Yesus sendiri. St. Paulus berkata: “Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.” (1Kor 2: 1-2).

Paulus juga mengetahui dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sebagai seorang rasul dan pewarta. Itulah sebabnya ia berani dan jujur mengatakan apa adanya bahwa ia datang tidak dengan kata-kata yang indah atau hikmat apa pun. Ia hanya memiliki Yesus Kristus tersalib. Dialah hikmat yang benar! Paulus juga menyadari bahwa pewartaannya berhasil bukan karena kekuatannya sendiri melainkan Roh Allah yang bekerja senantiasa di dalam dirinya. Roh Allah yang sama memampukan jemaat supaya tidak bergantung pada hikmat manusiawi melainkan hikmat dan kekuatan Allah.

Paulus memiliki memori yang indah tentang pewartaan di Korintus, sebuah kota berbahasa Yunani ini. Hal terbaik yang dilakukan bukan dengan kata-kata kosong tetapi dengan kesaksian hidup berupa pelayanannya. Empat aspek yang terungkap dalam pelayanan dan pewartaan Paulus di Korintus adalah Kesaksian Allah, Yesus tersalib, penyataan Roh Kudus dan Kuasa Allah. Elemen-eleman ini ada dalam pewartaan Paulus. Kita semua sebagai orang yang dibaptis juga memiliki tugas yang sama dengan Paulus yakni menunjukkan kesaksian Allah tentang Kristus tersalib. Di samping itu kita juga dipanggil untuk menyaksian pewahyuan diri Roh Kudus dan Kuasa Allah.

Di dalam bacaan Injil, kita mendengar Yesus mengutarakan visi dan misiNya kepada para muridNya. Tentu visi dan misiNya bukanlah hal yang baru. Di dalam Kitab nabi Yesaya 61:1-2 dan bab 58:6 sudah dikatakan oleh Yesaya. Yesus mengulanginya dengan lantang: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Luk 4:18-19).

Yesus membaca perikop Yesaya ini dan mengungkapkannya dengan cara baru. Ia datang ke dunia untuk mewartakan Injil, khabar sukacita dari Allah kepada kaum papa dan miskin. Dan menjadi Mesias yang membebaskan banyak orang dan melepaskan sakit penyakit. Semuanya ini dilakukan oleh Yesus hingga tuntas. Satu kata yang Ia perjuangkan melalui Sabda dan Karya adalah keselamatan. Ia sangat mengasihi manusia maka Ia mau menyelamatkan semua orang.

Doa: Tuhan, terima kasih kami sampaikan kepadaMu untuk hari ini. Bantulah kami untuk tetap teguh dah setia kepadaMu. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply