Homili 19 September 2014

Hari Jumat Pekan Biasa XXIV
1Kor 15:12-20
Mzm 17:1.6-7.8b.15
Luk 8:1-3

Paskah Kristus Menjadi Sempurna

Fr. JohnSalah satu lirik lagu kebanggaan dalam masa Paskah yang syairnya ditulis oeh Romo S. Sutopanitro dan masuk juga dalam Buku Puji Syukur (PS) no 524 adalah: “Kristus bangkit, Kristus mulia, mari kita wartakan. Yang jahat dikalahkanNya, mari kita wartakan. Maut dihancurkanNya, Kristus pemenang jaya!” Lagu ini dinyanyikan meriah selama masa Paskah dan memiliki nilai pewartaan yang sederhana namun amat mendalam. Kristus sudah bangkit dengan mulia menurut Kitab Suci maka sebagai pengikutNya kita memiliki tugas mulia untuk mewartakanNya. Dia sudah menghancurkan maut, Dialah pemenang jaya maka patutlah kita wartakan dengan penuh sukacita.

St. Paulus merasakan panggilan yang istimewa untuk mewartakan Paskah Kristus. Ia mengakui telah menerima wahyu dari Kristus sendiri. Isi wahyunya adalah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci. Ia juga sudah dikuburkan dan telah bangkit pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci. Ia sudah menampakan diriNya kepada Kefas, keduabelas muridNya, kepada lebih dari lima ratus saudara, kepada Yakobus, kepada semua rasul dan kepada dirinya seperti seorang anak yang lahir sebelum waktunya (1Kor 15:3-8). Ada dua hal yang penting dalam pewartaan Paulus ini. Pertama, realitas Paskah Kristus sebagai suatu kenyataan bukan sebuah akal-akalan saja. Semua hal yang menyangkut Paskah Kristus, dalam hal ini sengsara, wafat dan kebangkitanNya yang diceritakan Paulus merupakan hal yang sungguh-sungguh terjadi karena sesuai dengan Kitab Suci. Kedua, Para saksi mata yang ditampilkan sungguh-sungguh bersaksi berdasarkan iman dan pengalaman kebersamaan dengan Yesus. Ini juga berdasarkan Kitab Suci.

Selanjutnya, Paulus menegaskan lagi pengajarannya bahwa Kristus sungguh-sungguh bangkit dan haruslah diwartakan oleh kita semua. Kebangkitan Kristus juga menjadi pengalaman kebangkitan kita semua. Masalahnya adalah masih ada orang Korintus yang belum percaya kepada kebangkitan manusia. Maka Paulus berkata: “Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.” (1Kor 15:12-13). Paulus mengatakan hal ini dengan penuh kewibawaan karena merupakan wujud pengalaman rohaninya sendiri.

Paulus juga berkata: “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.” (1Kor 15:14-15). Bagi Paulus, berita yang benar adalah Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang sudah meninggal. (1Kor 15:20). Dia sudah bangkit dan dimuliakan. Inilah yang menjadi inti pewartaan kristiani.

Pengajaran Paulus ini memiliki makna yang mendalam. Ia meyakinkan orang-orang Korintus sehingga mereka yang tadinya berhati keras dan menyembah berhala serta tidak percaya kepada kebangkitan Kristus bisa berubah haluan untuk mengimani Kristus yang sudah wafat dan bangkit. Paulus juga mendorong para misionaris dan pewarta Injil untuk berani mengatakan hal yang benar bahwa Kristus sungguh-sungguh bangkit dan tugas kita adalah mewartakan paskah Kristus.

Di dalam bacaan Injil, kita berjumpa dengan Yesus yang aktif mewartakan Kerajaan Allah di kota-kota dan desa-desa. Para rasul adalah mitra kerjaNya untuk berkeliling dan berbuat baik. Penginjil Lukas bersaksi bahwa ada juga perempuan-perempuan yang telah merasakan kasih Yesus melalui penyembuhan dari roh-roh jahat, dari berbagai penyakit. Nama-nama mereka adalah Maria Magdalena, Yohana, Susana, dan banyak perempuan lain. Mereka melayani Tuhan dengan harta kekayaan mereka. Mengapa para wanita ini mau menjadi donatur tetap bagi Yesus dan para muridNya? Karena mereka sudah mengalami kasih Tuhan. Tuhan Yesus sudah berbuat kasih dan mereka rasakan, mereka berubah menjadi baru dan siap melayani Tuhan. Mereka melayani dengan sukacita tanpa hitung-hitungan dengan Yesus dan para muridNya.

Para wanita menjadi mitra kerja Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah. Dalam hubungan dengan kebangkitan Kristus, kita semua tahu bahwa Bunda Maria pasti menjadi orang pertama yang mengetahui bahwa Yesus Puteranya dibangkitkan pada hari ketiga. Di dalam Injil nama Maria Magdalena disebut sebagai orang pertama yang menjadi saksi kebangkitan Yesus Kristus. Di dalam sejarah gereja, banyak orang kudus adalah kaum wanita yang melayani Tuhan seperti wanita-wanita kudus di dalam Kitab Suci. Dalam hidup menggereja masa kini, kaum wanita memiliki andil yang besar untuk perkembangan Gereja.

Paskah Kristus menjadi sempurna karena Ia sungguh-sungguh bangkit seperti disabdakanNya dan yang ada di dalam Kitab Suci. Paulus mewartakannya, umat Allah juga merasakan panggilan yang sama untuk mewartakannya. Tentu saja untuk mewartakan Paskah Yesus Kristus ini maka semua orang yang dibaptis harus merasa memiliki tugas dan panggilan untuk menjadi mitra kerja Tuhan. Semua orang mengimani Kristus yang bangkit karena hidup dan pewartaan umat Allah. Jangan pernah hitung-hitungan dengan Tuhan!

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadi saksi kebangkitanMu. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply