Homili 9 Oktober 2014

Hari Kamis, Pekan Biasa XXVII
Gal 3:1-5
Mzm (Luk) 1:69-70,71-72,73-75
Luk 11:5-13.

Pemberian Terindah

Fr. JohnAda seorang anak kecil yang mengunjungi sebuah komunitas biara. Ia sempat di antar mengelilingi biara dan melihat-lihat ternak peliharaan biara itu. Ketika memasuki kandang kelinci, ia langsung tertarik dengan kelinci berwarna hitam yang merupakan satu-satunya yang berwarna hitam di antara kelinci lain yang berwarna putih, dan juga merupakan satu-satunya kelinci jantan yang ada di kandang itu. Ia menangis dan meminta supaya membawa kelinci hitam itu ke rumahnya. Meskipun orang tua dan petugas kandang kelinci meyakinkannya bahwa hanya ada satu ekor kelinci jantan tetapi ia tetap menangis sambil mengulurkan tangan ke arah kelinci itu. Pada akhirnya ia diperbolehkan membawa kelinci itu ke rumahnya untuk dipelihara. Ia merasa sebagai pemberian terindah dari biara itu kepadanya.

Pada hari ini kita mendengar kisah Injil yang bagus tentang kuasa doa. Tuhan Yesus tidak hanya mengajar doa Bapa Kami tetapi Ia juga mengajar tentang kuasa atau kekuatan doa dan dampaknya bagi kehidupan manusia. Ia memberi contoh, apabila ada seorang yang pada tengah malam datang ke rumah seorang sahabat untuk meminjam tiga buah roti untuk sahabatnya yang masih berada dalam perjalanan maka orang itu akan bangun dan memberikan apa yang diperlukan sahabatnya itu. Situasinya memang agak sulit karena saatnya sudah malam, semua anggota keluarga sudah tidur, pintu gerbang juga sudah ditutup. Namun sebagai sahabat, ia akan melayani kebutuhan sahabatnya itu.

Dengan perumpamaan sederhana ini Yesus menegaskan bahwa Tuhan itu selalu mendengar dan siap untuk menolong kita. Ketika doa-doa pribadi dan doa komunitas dipanjatkan kepada Tuhan maka Ia mendengarkannya. Tuhan memberikan kepada kita bukan apa yang kita sukai dan senangi tetapi Ia memberi apa yang kita butuhkan atau apa yang kita perlukan di dalam hidup ini. Berkaitan dengan hal ini, Yesus berkata: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” (Luk 11:9-10).

Perkataan Yesus ini berhubungan erat dengan sifat khas dari Allah Bapa yakni Allah itu murah hati. Ia tidak memperhitungkan dosa-dosa kita tetapi selalu murah hati untuk menolong kita semua, orang baik dan jahat yang berada di bawah kolong langit ini. Yesus berkata: “Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Luk 11:11-13).

Pemberian terindah yang Tuhan berikan kepada orang yang membutuhkan bukan hanya materi yang berkecukupan melainkan Ia memberi RohNya sendiri. Roh Kudus dijanjikan Tuhan Yesus sebagai Paracletos. Roh Kudus menghibur setiap orang yang membutuhkan penghiburanNya. Roh Kudus mengajar dan mengingatkan semua hal yang dilakukan Yesus. Roh Kudus menyatukan setiap pribadi di hadirat Bapa dan Putera. Pemberian terindah dari Tuhan adalah Roh Kudus dan buah-buah Roh yakni kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan hati, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri (Gal 5:22).

St. Paulus di dalam bacaan pertama mengingatkan jemaat di Galatia yang sedang galau dalam iman akan Yesus Kristus. Dengan keras ia berkata: “Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu?” (Gal 3:1). Bagi Paulus, orang-orang Galatia dianggap bodoh karena mengabaikan iman kepada Kristus. Mereka diingatkan untuk menerima Roh Kudus karena melakukan Injil bukan hukum Taurat. Tuhan Allah sendiri menganugerahkan Roh KudusNya yang berlimpah-limpah kepada manusia yang membutuhkan.

Sabda Tuhan pada hari ini memiliki makna yang mendalam terutama dalam hubungannya dengan doa-doa kita. Kita mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan untuk memohon apa yang kita butuhkan di dalam hidup setiap hari. Tuhan tidak pernah tidur. Ia mendengar seruan umat kesayanganNya. Saya mengakhiri homily ini dengan mengutip Paus Fransiskus yang berkata: “Betapa dahsyatnya kekuatan doa. Semoga kita tidak pernah kehilangan keberanian untuk berkata: ‘Tuhan berilah aku damaiMu’”. Roh Kudus adalah pemberian terindah dan menjadi segalanya dalam hidup kita. Veni creator Spiritus!

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk tekun dalam mengucap syukur kepadaMu. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply