Hari Rabu Pekan Biasa XXXII
Tit 3:1-7
Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6
Luk 17:11-19
Membangun Harapan Untuk Hidup Kekal
Saya pernah mengantar komuni kudus untuk seorang bapa yang sedang sakit keras (viaticum). Setelah ibadat di dalam kamarnya, ia menyuruh keluarganya untuk keluar dari kamar karena ia mau berbicara secara pribadi denganku. Ia mengatakan kerinduannya untuk bisa menghadap Tuhan tetapi hatinya belum mau berpasrah kepada Tuhan. Hatinya masih terikat pada hal-hal tertentu yang menghalanginya. Saya meminta kepadanya kesediaan untuk bisa melepaskan semua penghalang dan ia setuju. Seluruh keluarganya dipanggil masuk ke dalam kamar dan bersama-sama kami mendoakan doa pelepasan. Setelah selesai berdoa ia mengatakan kepadaku: “Romo, semoga saya bisa masuk surga.” Beberapa hari setelah doa bersama itu, beliau meninggal dunia dengan tenang.
Pengalaman bersama seorang bapa yang sakit ini membantu saya untuk merenung tentang bagaimana membangun harapan untuk hidup kekal. Orang sakit ini sudah kehilangan harapan. Ia sudah berpikir bahwa tidak ada harapan untuk mengalami kebahagiaan abadi karena sepanjang hidupnya ia selalu terikat pada hal duniawi. Ia sulit untuk mengingat-ingat Tuhan. Tetapi menjelang akhir hidupnya ia sadar dan mau bertobat. Saya yakin bahwa ia pasti bahagia di surga bersama Tuhan Allah. Mungkin saja banyak di antara kita yang memiliki pengalaman tertentu yang mirip. Nah, kita harus punya harapan, iman dan kasih kepada Tuhan. Hidup kekal terbuka bagi kita semua karena rahmat Tuhan yang terus menerus kepada kita.
St. Paulus hari ini memberi beberapa pesan kepada jemaat yang dipimpin oleh Titus. Pesan-pesan ini bertujuan supaya jemaat bisa hidup suci di hadirat Tuhan. Mula-mula Paulus mengingatkan Titus untuk mengingatkan jemaat supaya taat kepada pemerintah dan penguasa dan siap untuk bekerja demi kebaikan banyak orang. Pesan Paulus ini sangat nyata bagi kita di Indonesia yang barusan memiliki pemerintah baru dengan kubu-kubu yang berbeda. Mungkin saja ada di antara kita yang mendukung Kubu Indonesia Hebat, ada yang mendukung Kubuh Merah Putih. Para pengikut Yesus Kristus diajak untuk tunduk kepada pemerintah, kepada oran-orang yang berkuasa dan siap untuk bekerja sama untuk kebaikan banyak orang. Banyak orang kristen yang masih berdiri di kubunya dan lupa untuk bekerja sama demi kebaikan banyak orang.
Paulus menghimbau untuk tidak saling memfitnah dan bertengkar. Hal yang harus mereka bangun bersama adalah sikap ramah dan lemah lembut kepada semua orang. Mengapa Paulus mengangkat kebajikan-kebajikan ini untuk diperkuat dalam hidup kristiani? Menurut Paulus, hidup lama telah mereka alami bersama yakni tidak taat, sesat, hamba nafsu manusiawi, keinginan tidak teratur, hidup dalam kejahatan, kedengkian, keji, saling membenci. Ini adalah gambaran hidup lama. Hidup dalam kedagingan dan sudah tidak berguna lagi di hadapan Tuhan. Hidup lama ini mematikan harapan untuk bersatu dengan Tuhan.
Hidup lama bisa berubah ketika orang menyadari bahwa Tuhan adalah kasih. Ia murah hati kepada semua orang. Ia menyelamatkan kita bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, bukan karena banyaknya jasa-jasa yang kita tanamkan. Keselamatan itu ada karena rahmat Tuhan oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus melalui Yesus Kristus Putra Allah. Bersatu dengan Allah Tritunggal yang Mahakudus membantu kita supaya dibenarkan oleh kasih karunia Tuhan dan membangun harapan untuk memperoleh hidup kekal.
Harapan untuk masuk surga, mengalami hidup kekal bersama Tuhan itu sangat indah bagi kita semua. Sepanjang bulan November ini, kita semua mendoakan para arwah yang sudah mendahului kita semua. Kita mendoakan di gereja, mengunjungi kuburan sebagai tanda syukur kepada Allah sumber kehidupan dan tanda kasih kepada saudara-saudari yang sudah mendahului kita. Kematian itu adalah hidup yang diubah supaya kita mampu melihat Tuhan dengan mata kita sendiri.
Apa yang harus kita lakukan? Kita menata dan menguatkan iman yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Iman kepada Tuhan menyelamatkan dan memberi hidup abadi kepada kita. Kita juga perlu memupuk rasa syukur yang terus menerus kepada Tuhan. Banyak kali kita lupa bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan terlalu banyak memberikan rahmatNya kepada kita. Bersyukurlah senantiasa kepada Tuhan.
PJSDB