Homili 12 Desember 2014

Hari Jumat, Pekan Adven II
Yes 48:17-19
Mzm 1:1-2.3.4.6
Mat 11:16-19

Tuhan menuntunmu

Fr. JohnDalam sistem pendidikan Don Bosco yang dikenal dengan nama “Sistem Preventif” untuk kaum muda, sangat mengadalkan kehadiran aktif dari para Salesian dan para kolaboratornya. Para Salesian dan kolaboratornya disebut asisten yang hadir sebagai bapak, guru dan sahabat bagi kaum muda. Kehadiran aktif ini berguna untuk menuntun kaum muda supaya tidak jatuh dalam dosa. Don Bosco sering mengatakan kepada kaum muda untuk boleh melompat dan berteriak asal jangan membuat dosa. Kekudusan adalah syarat mutlak yang dicari di rumah Don Bosco.

Pada masa adventus ini kita semua diarahkan Tuhan melalui sabdaNya untuk merasakan kehadiran Tuhan. Ia tidak jauh tetapi selalu dekat dan menyertai kita hingga akhir zaman. Tuhan melalui nabi Yesaya, bersabda kepada umat Israel: “Akulah Tuhan, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.” (Yes 48:17). Tuhan hadir dan berbicara dengan umatNya. Ia mengakui diriNya sebagai Tuhan dan Allah bagi umat Israel. Ia mengajar dan menuntun umatNya di jalanNya. Tuhan memberi teladan kepada kita untuk berlaku sebagai guru dan penuntun bagi sesama. Apakah para orang tua menyadari tugas panggilan mereka sebagai pendidik pertama dan penuntun bagi anak-anak yang Tuhan sudah percayakan kepada mereka?

Tuhan juga bersabda: “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.” (Yes 48:18). Dalam mengajar dan menuntun umatNya, Tuhan memberikan TauratNya. Sangatlah diharapkan supaya Taurat Tuhan itu diikuti dan dilakukan di dalam hidup. Daud pernah berdoa: “Taurat Tuhan itu sempurna menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberi hikmat kepada orang.” (Mzm 19:7). Nah, ketika Taurat Tuhan itu ada di dalam hati maka ada damai dan sukacita di dalam diri kita. Damai sejahtera itu bagaikan sungai yang tak pernah berhenti dan kebahagiaan kekal. Roh Kudus hadir dan memberikan sukacita kepada umat Tuhan.

Konsekuensi dari kehadiran dan penyertaan Tuhan adalah “keturunan Israel akan seperti pasir dan anak cucu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku.” Tuhan tetaplah Bapa yang kekal yang senantiasa mengasihi umatNya. Ini adalah janji Tuhan melalui nabi Yesaya kepada umatNya. Masalahnya adalah apakah manusia sadar akan kehadiran aktif dari Tuhan yang mengajar dan menuntun? Apakah manusia sadar akan rahmat dan penyertaan Tuhan yang selalu baru dan tiada habis-habisnya?

Ketegaran hati masih tetap menguasai manusia. Tuhan Yesus di dalam bacaan Injil memberikan contoh bagaimana orang-orang tertutup hatinya sehingga tidak mengenal Yohanes Pembaptis sebagai Elia baru dan Yesus sendiri. Ia melihat generasi manusia pada zamanNya seperti ini: “Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung.” (Mat 11:16-17). Gaya hidup asal ikut ramai saja tidaklah cukup bagi keselamatan. Orang harus benar-benar memiliki komitmen.

Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis untuk menyiapkan jalan Tuhan. Ia bermatiraga dengan tidak makan dan minum, bukan berarti ia kerasukan setan. Tuhan Yesus datang dan bersahabat dengan semua orang, makan dan minum bersama kaum pendosa. Ia menghancurkan dosa tetapi manusia pendosa dikasihi dan ditebusNya.

Marilah kita menyiapkan bathin kita untuk menantikan kedatangan Tuhan. Kita belajar untuk mendidik dan menuntun saudara-saudari kita supaya berjalan bersama Tuhan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply