Homili 18 Desember 2014

18 Desember 2014
Yer 23:5-8
Mzm 72:2.12-13.18-19
Mat 1:18-24

Apakah anda seorang suami yang setia?

Fr. JohnSantu Yosef suami Bunda Maria merupakan figur yang ikut menginspirasikan kita dalam masa adventus ini. Yosef adalah nama dalam bahasa Ibrani וֹסֵף, artinya Allah menambahkan atau menumbuhkan. Nama ini kemungkinan diterjemahkan dari bahasa Ibrani יהוה להוסיף (Yihoh Lhosif) artinya Elohim akan menumbuhkan atau menambahkan. Dalam bahasa Arab nama Yosef ditulis: يوسف (Yusuf). Di dalam Kitab Perjanjian Lama, Yosef dikenal sebagai anak Yakub dan Rahel.Yakub sendiri berkata: “Mudah-mudahan Tuhan menambahkan seorang anak laki-laki bagiku” (Kej 30:24). Ia menjadi anak kesayangan Yakub (Kej 37:3). Dia dikenal sebagai tukang mimpi (Kej 37:5) sekaligus penafsir mimpi (Kej 40:12). Firaun di Mesir mempercayakan kepadanya kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya (Kej 39:5). Tuhan menumbuhkan dia sehingga bisa menyelamatkan ayah dan saudara-saudaranya dari bahaya kelaparan yang panjang.

Di dalam Kitab Perjanjian Baru kita mengenal Yosef suami Bunda Maria dan Bapa pemelihara Yesus Kristus juga seorang pemimpi. Tuhan Allah mempercayakan keluarga kudus kepadanya. Mimpinya dikunjungi malaikat dan menjelaskan status Bunda Maria kepadanya sehingga ia percaya dan menerimanya apa adanya. Penginjil Matius mengisahkan bahwa Yosef bertunangan dengan Maria ternyata Maria sudah mengandung dari Roh Kudus sebelum mereka hidup bersama sebagai suami dan istri. Melihat situasi Maria ini, Yosef menunjukkan jati dirinya sebagai seorang pria sejati dan aneka kebajikan yang dimilikinya yakni ia seorang yang tulus hati, menghormati Maria sehingga tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, mau menceraikannya tetapi diam-diam supaya jangan diketahui orang lain.

Yosef bermimpi didatangi malaikat Tuhan. Malaikat itu berkata: “Yosef, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (Mat 1:20-21). Pesan malaikat di dalam mimpi merupakan cara Tuhan meminta tugas dan tanggung jawabnya bagi keluarga kudus. Ia menerima Yesus dan Maria apa adanya dan setia selamanya. Jati diri Yesus juga diungkapkan kepadanya oleh malaikat yakni sesuai dengan makna namanya, Yesus akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.

Agar tidak membingungkan Yosef, malaikat juga mengambil nubuat Allah melalui nabi Yesaya: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” yang berarti: Allah menyertai kita.” (Yes 7:14; Mat 1:23). Yosef percaya kepada Tuhan maka ia melakukan kehendak Tuhan dengan menerima keluarga kudus sebagai bagian dari seluruh hidupnya. Di kemudian hari Yosef menunjukkan jati dirinya sebagai seorang ayah yang bertanggungjawab di dalam keluarga.

Nabi Yeremia melihat kemungkinan munculnya sebuah tampuk pemerintahan baru. Bagi Yeremia, sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman Tuhan bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (Yer 23:5). Nubuat Yeremia ini menjadi nyata di dalam diri Yesus Kristus. Dialah Tunas adil, raja bijaksana yang melakukan keadilan bagi umat manusia. Dia menjadi Tuhan keadilan.

Sabda Tuhan pada hari ini sangat inspiratif bagi keluarga-keluarga Kristiani di zaman ini. Tujuan hidup berkeluarga adalah supaya pasangan hidup itu merasa bahagia bukan menderita. Kita belajar dari keluarga kudus dari Nazaret pada hari ini: mereka saling menerima satu sama lain, meskipun penuh pengorbanan diri. Di pihak Maria, ia tentu merasa malu dengan Yosef tunangannya. Dia mengandung dari Roh Kudus sebelum tinggal bersama Yosef. Tentu ini merupakan sebuah aib bagi diri Maria dan keluarganya. Di pihak Yosef, ia digambarkan sebagai pria yang tulus hati, dan tidak mau mempermalukan Maria.

Pasangan suami istri, ketika mengucapkan janji perkawinan, mereka diingatkan untuk setia dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit, saling menghormati dan mengasihi sampai maut datang menjemput mereka. Yosef sudah membuktikan dirinya sebagai teladan bagi para ayah dan suami untuk setia kepada pasangan. Yosef juga mengampuni Maria dan menerimanya apa adanya. Apakah para suami bisa berlaku seperti Yosef yang setia dalam hidup perkawinanya, yang bisa mengampuni istrinya kalau istrinya itu jatuh dalamm lumpur dosa. Kadang-kadang hanya suami yang banyak menuntut supaya istri setia sedangkan dia sendiri tidak setia. Hari ini kita berjumpa dengan figur Yosef, model suami yang setia di dalam Kitab Suci. Dia inspirator kesetiaan, ketulusan hati, kejujuran bagi kita semua.

Tuhan Yesus lahir dalam sebuah keluarga. Semoga Natal tahun ini boleh juga dirasakan oleh setiap keluarga kristiani. Yesus membawa pembaharuan dalam hidup berkeluarga, cinta kasih yang kuat mempersatukan setiap pribadi di dalam keluarga: suami, istri dan anak. Semoga kehadiran Kristus menjadikan setiap keluarga menjadi gereja domestik. St. Yosef, doakanlah keluarga-keluarga kristiani.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply