Homili 9 Januari 2015

Hari Jumat, Penampakan Tuhan
1Yoh. 5:5-13
Mzm. 147:12-13,14-15,19-20
Luk 5:12-16.

Mengalahkan Dunia, Yes!

Fr. JohnAda seorang pemuda yang memiliki kebiasaan merokok. Setiap hari ia bisa menghabiskan beberapa bungkus rokok. Cara memperoleh rokok biasanya melalui penipuan, terutama menipu orang tua dan kawan-kawannya. Ia meminta uang dari orang tua dan meminjam uang dari teman-temannya. Sekali berhasil dalam berbohong maka ia mencoba lagi dan berhasil sehingga ia pandai berbohong demi mendapatkan rokok. Andaikan orang tua atau temannya tidak memberi atau meminjamkan uang maka ia marah dengan mereka. Pada suatu kesempatan ia melihat sebuah spanduk anti rokok. Pada spanduk tersebut terdapat tulisan begini: “Rokok berbahaya bagi hidupmu. Anda tidak hanya mengalami bahaya bagi kesehatan tetapi juga jiwamu. Kalahkan budaya merokok dengan pola hidup sehat.” Ia kembali ke rumah dan merenungkan kata-kata di spanduk tadi. Ia menyesal karena telah berdosa terhadap orang tua dan teman-temannya juga terhadap dirinya sendiri. Ia berjanji untuk berubah dari perilakunya ini. Ketika salah seorang teman bertanya kepadanya alasan mengapa dia tidak merokok lagi, ia hanya menjawab: “Aku telah berhasil mengalahkan dunia dan kegemerlapannya!”

Pada hari ini Yohanes melanjutkan pengajarannya di dalam komunitasnya. Sebelum membicarakan kesaksian tentang Anak Allah, ia terlebih dahulu berkata: “Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?” (1Yoh 5:5). Yohanes sudah membahas tentang pentingnya iman yang bisa mengalahkan dunia. Baginya, orang yang beriman memiliki kepercayaan kepada Yesus Kristus karena ia lahir dari Allah. Orang yang lahir dari Allah mengasihi Allah. Itu sebabnya Yohanes berani mengatakan bahwa orang yang mampu mengalahkan dunia adalah orang yang tinggal bersama Kristus dan mengimaniNya.

Selanjutnya Yohanes menjelaskan tiga kesaksian tentang Anak Allah. Ia berkata: “Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.” (1Yoh 5:6). Bagi Yohanes, ada tiga yang memberi kesaksian di dalam surga: Bapa, Firman (logos) dan Roh Kudus. Ketiganya disebut Tritunggal. Ada juga tiga yang memberi kesaksian di bumi yaitu: Roh, air dan darah. Ketiganya juga adalah satu. Kesaksian Allah menurut Yohanes, lebih kuat. Kita dituntut untuk beriman dengan radikal karena Allah sendiri telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu hanya ada di dalam Yesus. Memiliki Yesus berarti memiliki hidup.

Yohanes dalam perikop ini memberikan sebuah jaminan keselamatan dan hidup kekal hanya di dalam Yesus Kristus. Dia sendiri adalah hidup dan kita hidup dari padaNya. Setiap kali mengikuti Ekaristi kita semua mengalami apa artinya hidup dari Yesus. Ia memberi tubuh dan darahNya sebagai santapan rohani bagi kita semua. Ini adalah bukti kasih yang agung dari Tuhan bagi kita. Kasih Tuhan membantu kita untuk mengalahkan Dunia.

Dalam bacaan Injil, Tuhan mewujudkan kasihNya dengan menyembuhkan seorang yang sakit kusta. Penginjil Lukas mengisahkan kehadiran Yesus di dalam sebuah kota di mana terdapat seorang kusta. Ketika orang kusta itu melihat Yesus, ia tersungkur dan memohon supaya Yesus mentahirkannya. Pada waktu itu Yesus mengulurkan tangan dan menyembuhkannya. Ia dilarang Yesus untuk mewartakan mukjizat pemyembuhan dirinya. Yesus justru memintanya untuk menunjukkan dirinya kepada imam dan memberi persembahan. Yesus semakin dikenal di mana-mana karena mukjizat penyembuhan tetapi Ia tetap memilih “mengundurkan diri ke tempat yang sunyi untuk berdoa.”

Dari bacaan Injil ini, ada dua hal yang bisa menjadi makanan rohani bagi kita:

Pertama, si kusta meminta kepada Yesus: “Tuhan, jika Engkau mau, sembuhkanlah aku!” (Luk 5:12). Jika Tuhan menghendaki pasti terjadilah menurut kehendakNya. Sebenarnya di sini orang kusta ini lebih membutuhkan Tuhan daripada kesembuhannya. Ia kelihatan sudah pasrah dan menerima kehendak Tuhan melalui pengalaman sakitnya. Orang yang rendah hati di hadirat Tuhan akan memperoleh kemurahanNya. Ia pun menjadi sembuh karena kehendak Tuhan. Banyak kali kita lupa sehingga lebih membutuhkan kesembuhan dari pada membutuhkan Tuhan.

Kedua, Yesus berkata: “Aku mau, Jadilah engkau tahir.” (Luk 5: 13). Figur si kusta ini menjadi simbol kaum pendosa yang membutuhkan penebusan berlimpah dari Tuhan. Ia dibimbing oleh Yesus untuk berjalan dalam jalan pertobatan. Tentu saja ada kesulitan bagi orang yang terbiasa hidup dalam dosa. Mereka berpikir bahwa segala sesuatu yang sudah dilakukan itu biasa saja. Tuhan Yesus hadir dan mengoreksinya sehingga ia benar-benar bertobat. Ia menjadi baru! Hidup kekal adalah kehendak Tuhan bukan kehendak kita.

Sabda Tuhan pada hari meembantu kita semua untuk berpasrah pada Tuhan dan merasakan kasihNya. Ia menciptakan dan mengasihi kita apa adanya. Hal terpenting adalah mengimaniNya dan berani meminta pertolonganNya disaat kita membutuhkanNya di dalam hidup ini. Hidup pribadi si kusta dalam Injil menginspirasikan kita untuk lebih banyak berpasrah kepada Tuhan. Hanya dengan iman, harapan dan kasih, kita dapat mengalahkan dunia. Hanya dengan tunduk dan menyembah Tuhan maka kita dapat mengalahkan dunia. Anda dan saya pasti bisa.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply