Homili 12 Januari 2015

Hari Senin, Pekan Biasa I
Ibr. 1:1-6
Mzm. 97:1,2b,6,7c,9
Mrk. 1:14-20

Tuhan Kita adalah Raja

Fr. JohnKita barusan mengakhiri masa natal dan pada  hari ini kita memasuki masa biasa. Permenungan-permenungan yang saya kirimkan langsung atau yang mengaksesnya melalui www.pejesdb.com akan mengulas dan mengaktualisasikan semua Mazmur Tanggapan dalam perayaan Ekaristi. Dalam Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) no 61, dikatakan bahwa sesudah bacaan pertama menyusul Mazmur Tanggapan, yang merupakan unsur pokok dalam Liturgi Sabda. Mazmur Tanggapan memiliki makna secara pastoral yang penting karena menopang permenungan atas Sabda Allah. Mazmur tanggapan hendaknya sesuai dengan bacaan yang bersangkutan dan bisa diambil dari buku Bacaan Misa (Lectionarium). Ada kebiasaan-kebiasaan yang keliru dalam perayaan Ekaristi bersama ketika Mazmur Tanggapan diganti dengan lagu antar bacaan yang kurang memberi bobot yang menopang permenungan atas Sabda Allah.

Mazmur Tanggapan pada hari ini diambil dari Mazmur 97, membantu kita untuk merenung tentang Allah adalah Raja. Pikiran kita mungkin saja terarah pada raja dalam kategori pemikiran manusiawi. Raja dengan kekuasaan yang meliputi suatu teritori tertentu. Setiap orang di dalam teritorinya harus tunduk kepadanya. Raja memiliki hak untuk memperluas kerajaannya dengan merebut daerah-daerah melalui peering. Apabila ada berita penting untuk masyarakat di wilayah tertentu, raja biasanya mengirim utusan untuk memberitakannya dan bagaimana menyikapi pesan raja itu dari pihak masyarakatnya. Misalnya kalau ada kelahiran seorang putra raja. Dengan sendirinya raja itu akan mengirim utusannya kepada semua orang untuk menyampaikan berita sukacita ini kepada masyarakat luas. Semua masyarakat tahu dan akan datang menyembah sang Pangeran.

Lalu, apa itu Kerajaan Allah? Kata kerajaan di sini berarti sesuatu yang melampaui sebuah teritori atau suatu wilayah tertentu. Kerajaan dalam Kitab Suci lebih berhubungan dengan “sovereignty” (kedaulatan) atau “reign” (pemerintahan) dan kuasa untuk memerintah atau menegakan kedaulatan. Para nabi misalnya menubuatkan bahwa Tuhan hendak mendirikan KerajaanNya bukan untuk suatu bangsa saja tetapi semua bangsa manusia di seluruh dunia. Kitab Suci mengatakan kepada kita semua bahwa Allah bertakhta di surga dan memerintah segalanya (Mzm 103:19). KerajaanNya lebih besar dan lebih kuat dari segala sesuatu yang kita bayangkan. KerajaanNya universal dan kekal selamanya (Dan 4:3). KerajaanNya penuh dengan kemuliaan, kuasa dan bercahaya (Mzm 145: 11-13).

Di dalam Kitab Daniel dikatakan bahwa Kerajaan itu diberikan kepada Anak Manusia (Dan 7:14.18.22.27). Anak Manusia adalah gelar Mesianis bagi Allah sebagai raja. Dalam Kitab Perjanjian Baru, Yesus disebut Kristus artinya Mesias artinya ‘Dia yang diurapi’ atau ‘diurapi sebagai raja’ Allah mengutus Yesus Kristus PutraNya bukan untuk mendirikan sebuah Kerajaan yang bersifat duniawi melainkan supaya Ia mengantar kita untuk masuk ke dalam Kerajaan Abadi yakni Kerajaan yang diperintah dalam semangat kebenaran, keadilan, damai dan kekudusan.

Dalam Mazmur Tanggapan hari ini, Pemazmur mengawali pujiannya dengan berkata: “Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita. Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhtaNya.” (Mzm 97:1-2) Tuhan sendirlah yang memiliki kuasa dan memerintah umat manusia. Tuhan juga berkuasa atas bumi dan segala isinya. Di hadapan Tuhan, manusia perlu bersukacita. Manusia juga berlaku adil dan taat kepada hukum-hukum Tuhan. Kuasa Tuhan harus dikenal semua orang di atas dunia ini. Oleh karena itu langit akan memberitakan keadilan Tuhan dan manusia dari segala bangsa akan melihat kemuliaanNya. Segala dewa juga tunduk dan menyembah Tuhan. Semua malaikat juga sujud menyembah Dia.

Mazmur ini kiranya menjadi sebuah nyanyian hati, sebuah pujian yang tiada henti-hentinya kepada Tuhan karena Ia sungguh baik. Ia mengutus Yesus PuteraNya sebagai Penebus dan Juruselamat dunia. Ia berbicara saat ini melalui Yesus PuteraNya. Yesus juga berjalan dalam lorong-lorong kehidupan untuk memanggil para murid yang akan diutusNya sebagai rasul. Mereka adalah manusia-manusia yang sederhana tetapi akan menjadi rekan kerja dan penerus kuasaNya di atas dunia ini.

Apa pesan Mazmur ini bagi kita? Dengan membaca dan merenungkan Mazmur 97 ini dapatlah membantu kita supaya dalam hidup setiap hari, kita tidak hanya menyembah Allah Bapa saja sebagai Raja kita. Kita juga menyembah dan memuliakan Yesus Kristus PuteraNya. Dia adalah wujud nyata kehadiran Allah di tengah-tengah kita. Dia adalah Sabda yang menjadi daging dan diam di antara kita (Yoh 1:14). Dia telah menjadi pusat dalam sejarah keselamatan dalam dunia dahulu, sekarang dan di masa mendatang. MenyembahNya sebagai raja berarti mengenalNya lebih dalam, menemukann perbedaan yang nyata antara Dia sebagai Tuhan dan kita sebagai manusia biasa. Kita juga harus mengenal kehadiran mutlak Allah di dalam diri Yesus Kristus.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply