Homili Hari Minggu Biasa III/B

Hari Minggu Biasa III/B
Yun. 3:1-5,10
Mzm. 25:4bc-5ab,6-7bc,8-9
1Kor. 7:29-31
Mrk. 1:14-20

Dipanggil untuk Percaya dan bertobat!

Fr. JohnAda seorang rekan imam yang membagi pengalaman tentang masa lalunya. Ia mengaku bukanlah seorang yang terbaik di mata manusia. Sebagai seorang remaja yang normal, ia juga pernah tawuran di sekolah hingga menginap di kepolisian, pernah berpacaran, melawan orang tua dan guru, malas belajar dan berdoa, ia suka merokok. Ketika membandingkan dirinya dengan teman-teman sebayanya, ia merasa tidak layak menjadi imam seperti sekarang ini karena teman-temannya yang lain lebih baik daripadanya. Hanya hingga saat ini, ia belum juga mengerti alasan mendasar mengapa Tuhan memanggilnya untuk menjadi imam sedangkan teman-temannya yang digolongkan baik semuanya gagal menjadi imam. Pada saat ini ia hanya bersyukur dan berusaha untuk mengerti rencana dan kehendak Allah di dalam dirinya. Satu hal yang selalu ada dalam pikirannya adalah imamat baginya adalah sebuah panggilan dari Tuhan untuk hidup dalam iman dan pertobatan.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu Biasa III ini mengatakan kepada kita tentang panggilan untuk beriman dan bertobat. Di dalam bacaan pertama, kita mendengar kisah Yunus. Tuhan memanggilnya untuk kedua kalinya supaya pergi ke Ninive supaya menyerukan pertobatan. Yunus menerima panggilan dan pertusan dari Tuhan. Ia pergi ke Ninive, sebuah kota yang luas untuk menyerukan pertobatan. Ia berkata: “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” (Yun 3:4). Reaksi dari orang Ninive atas seruan tobat ini adalah: “Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.” (Yun 3:5). Tuhan melihat semangat iman dan pertobatan mereka sehingga Ia menyesal karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya (Yun 3:10).

Bacaan Pertama dari Kitab Yunus mengisahkan tentang kemurahan hati Tuhan bagi orang berdosa yang bertobat. Orang-orang Ninive banyak dosanya tetapi Ia tidak mau menghancurkan mereka. Ia mengutus Yunus untuk mempertobatkan mereka. Orang Ninive sadar diri sehingga bertobat di hadirat Tuhan dengan berpuasa dan berkabung. Tuhan menunjukkan kemurahan hatiNya dengan mengampuni mereka. Ia bahkan menyesal karena merancang malapetakan bagi orang-orang Ninive. Lihatlah bahwa Tuhan mengajarkan satu hal yang penting di sini: Ia menyesal karena merencanakan malapetaka bagi orang Ninive. Banyak di antara kita ketika berhadapan dengan orang berdosa, justru membenci, menjauhi dan siap untuk membalas dendam. Mari kita bertobat dan jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan selalu berbuat baik kepada sesama. Dengan demikian orang yang jahat sekali pun bisa bertobat.

Di dalam bacaan Injil, kita mendengar dua kisah yang menarik.Tuhan Yesus datang ke Galilea untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah. Ia berkata: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Mrk 1:15). Tuhan Yesus mulai menghayati visi dan misiNya untuk memberitakan Injil (Luk 4:18). SeruanNya bahwa Kerajaan Allah sudah dekat! Kata Kerajaan itu bukan hanya menyangkut teritori tertentu di dunia ini. Kerajaan Allah itu lebih menunjukkan kuasa Allah (sovereignty atau reign) dan kekuasaan untuk memerintah dan mengatur. Kerajaan Allah itu menunjuk juga pada otoritas Allah bagi manusia. Allah merajai seluruh dunia bukan hanya sebuah daerah dan bangsa atau masyarakat tertentu. Dalam Kitab Mazmur dikatakan bahwa Allah bertakhta di Surga dan memerintah seluruh bumi (Mzm 103:19). KerajaanNya kekal dan pemerintahanNya turun temurun (Dan 4:3). KerajaanNya penuh dengan kemuliaan, kuasa dan terang (Mzm 145:11-13).

Pada waktu itu Yohanes sudah ditangkap dan berada di dalam penjara. Yesus mengambil seruan Yohanes yaitu pertobatan dan mengajak para muridNya untuk bertobat dan percaya kepada Injil yang diwartakanNya. Apakah makna Injil yang diwartakan Yesus? Injil adalah damai: pemulihan relasi manusia dengan Allah (Ef 6:15). Injil adalah harapan akan surga dan hidup kekal (Kol 1:23). Injil adalah Kebenaran: Sabda Tuhan itu kebenaran (Kol 1:5). Injil adalah janji: ganjaran bagi mereka yang mencarinya (Ef 3:6). Injil adalah hidup kekal (2Tim 1:10). Injil adalah keselamatan artinya bebas dari dosa (Ef 1:13).

Tuhan Yesus berkata: “Bertobatlah dan Percaya kepada Injil”. Kedua hal ini merupakan syarat mutlak untuk merasakan Kerajaan Allah. Bertobat bukan berarti berhenti berbuat dosa melainkan bermetanoia. Ada sebuah perubahan yang radikal dalam hal berpikir, bersikap, disposisi bathin dan pilihan hidup sehingga dengan demikian Kristus menjadi Tuhan dan Guru dalam hidup kita bukan dosa, sikap egois dan kerakusan. Bermetanoia mengandaikan hati yang remuk redam (Mzm 51:17) dan menderita karena dosa dan memiliki resolusi untuk tidak mengulangi dosa-dosa itu lagi. Percaya berarti menerima semua perkataan Yesus dan mengenal Allah yang selalu mengasihi kita. Ia bahkan mengutus Yesus PuteraNya untuk menebus kita karena kasih (Yoh 3:16).

Kisah yang kedua adalah panggilan para murid perdana yaitu Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes. Mereka adalah para nelayan sederhana yang dipanggil Tuhan untuk beralih profesi dari penjala ikan menjadi penjala manusa. Menjala manusia berarti menjadikan pribadi-pribadi menjadi bagian dari Tuhan. Manusia memperoleh keselamatan lahir dan bathin. Mereka tidak hanya tahu berdoa dan mengenal Tuhan tetapi secara manusiawi, mereka juga sejahtera di dalam hidupnya. Di sini kita bisa melihat bagaimana Yesus memanggil orang untuk melayani dalam semangat pertobatan.

Apa yang harus kita lakukan? Kita harus selalu berpikir ke depan bahwa Tuhan juga memanggil kita untuk hidup dalam KerajaanNya dan semua orang memperoleh keselamatan. St. Paulus dalam bacaan kedua mengajak kita semua untuk tidak terikat pada dunia. Mengapa? Karena dunia ini akan berlalu. Sikap lepas bebas, tidak terikat pada barang duniwi adalah jalan pertobatan bagi kita untuk menerima Injil dan kesediaan untuk mewartakannya kepada semua makhluk.

Tuhan selalu memberi kesempatan kepada kita untuk bertobat dan menerima InjilNya. Tuhan juga selalu mencari, menemukan dan menyelamatkan kita. Dia juga menjadikanmu penjala manusia!

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply