Homili 12 Februari 2015

Hari Kamis, pekan Biasa V
Kej. 2:18-25
Mzm. 128:1-2,3,4-5
Mrk. 7:24-30.

Tuhan memberkati!

Fr. JohnAda sebuah kebiasaan baik ketika berkomunikasi dengan sesama baik secara lisan maupun tulisan yakni dengan menggunakan kalimat ini: “Tuhan memberkatimu” atau “God bless You”. Banyak di antara kita selalu menggunakan kalimat ini tetapi apakah kita sungguh-sungguh menyadarinya ketika menulis atau mengungkapkannya? Ketika menggunakannya kita mau menunjukkan sebuah harapan yang kuat bahwa Tuhan bisa menurunkan berkatNya yang berlimpah kepada sesama dan diri kita. Kita semua percaya bahwa Tuhan menciptakan dan memberkati segala ciptaanNya. Tuhan memberkati segala ciptaan karena semuanya tercipta baik adanya. Dia memberikan anugerah kehidupan dan menciptakan keteraturan di dalam hidup manusia. Tugas manusia adalah mengimani dan bertakwa kepadaNya.

Mazmur Tanggapan hari ini (Mzm 128) memfokuskan perhatian kita kepada Tuhan sebagai Pencipta dan sumber berkat. Refrainnya adalah “Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan.” Kita diajak untuk beriman dan takwa kepada Tuhan sebagai sumber segalanya. Berkaitan dengan hal ini, Pemazmur berkata: “Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!” (Mzm 128:1-2). Orang yang bertakwa adalah mereka yang takut akan Tuhan. Orang takut akan Tuhan karena Dialah pencipta dan akan menurunkan segala berkat untuk setiap pribadi dan keluarga. Orang yang takut akan Tuhan akan patuh kepada kehendakNya sehingga bisa mengikuti jalan-jalan yang ditunjukkan kepadaNya. Berkat Tuhan dirasakan melalui hasil usaha berupa makanan,  minuman, rasa bahagia dan kasih yang dialami.

Contoh berkat yang dirasakan di dalam keluarga adalah sebagaimana diungkapkan Pemazmur: “Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!” (Mzm 128:3). Di dalam sebuah keluarga yang dipersatukan oleh Tuhan, masing-masing pribadi diberi meterai kasih untuk saling melengkapi satu sama lain. Istri menjadi seperti pohon anggur di dalam rumah artinya dari istri akan mengalir kasih dan kesetiaan bagi keluarga. Anggur merupakan simbol kasih yang segar di dalam keluarga. Anak-anak seperti tunas zaitun menunjukkan kedamaian di dalam keluarga. Anak-anak itu laksana penghibur dan pendamai bagi orang tua di dalam sebuah keluarga.

Berkat-berkat yang dirasakan di dalam sebuah keluarga itu sama dengan berkat yang  dirasakan Israel. Pemazmur berkata: “Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion; boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.” (Mzm 128: 4-5). Tuhan digambarkan di sini sangat baik dengan semua orang. Kita mengingat kata-kata Yesus di dalam Injil untuk menginspirasikan kita memahami Mazmur ini: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya maka yang lain akan diberikan kepadamu” (Mat 6:33).

Berkat untuk keluarga dirasakan pertama kali oleh manusia pertama di taman Eden. Tuhan Allah mempunyai kehendak untuk menciptakan dan menempatkan mereka di taman Eden. Nah, manusia pertama tidak bisa hidup seorang diri maka Tuhan memberinya seorang penolong yang sepadan dengannya. Apa yang Tuhan lakukan? Pertama Tuhan menciptakan hewan-hewan. Manusia pertama bertugas untuk memberi nama kepada hewan-hewan itu. Namun ia hanya bisa memberi nama tetapi tidak menemukan seorang penolong yang sepadan dengan dirinya. Tuhan lalu menciptakan penolong yang sepadan dari tulang rusuk manusia dan penolong itu dinamainya Hawa. Ketika melihat sang penolong yang sepadan itu, manusia berkata: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” (Kej 2: 23).

Dengan hadirnya penolong yang sepadan maka manusia menurut rencana Tuhan menjadi satu dan membentuk keluarga baru. Keluarga baru itu diharapkan akan mendapat berkat yang berlimpah dari Tuhan. Inilah Sabda Tuhan kepada manusia pertama: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.” (Kej 2: 24-25). Perkawinan adalah pengalaman meninggalkan dan bersatu!

Berkat Tuhan juga dirasakan oleh sebuah keluarga di daerah Tirus. Tirus merupakan sebuah daerah di luar Israel. Tuhan hadir di sana dan mengusir setan yang merasuk seorang anak perempuan. Kisah ini menunjukkan bahwa Tuhan memberkati semua keluarga tanpa memandang dari mana keluarga itu berasal. Dengan kata lain, Tuhan Yesus membawa keselamatan untuk semua orang. Keselamatan universal hanya ada di dalam Yesus Kristus.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini membantu kita semua untuk merasakan kasih dan kebaikan sebagai berkat dari Tuhan. Kita merasakan berkat di dalam diri dan keluarga-keluarga. Bawalah berkat yang sama bagi keluarga-keluarga yang lain.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply