Homili Hari Minggu Paskah II/B – 2015

Hari Minggu Paskah II – Minggu Kerahiman Ilahi
Kis. 4:32-35
Mzm. 118:2-4,16ab-18,22-24
1Yoh. 5:1-6
Yoh. 20:19-31

Terimalah Roh Kudus!

Fr. JohnPada Hari Minggu Paskah II ini, kita semua merayakan Hari Minggu Kerahiman Ilahi. Perayaan ini berawal dari kehendak Bapa Suci Yohanes Paulus II untuk menetapkannya sebagai perayaan bagi seluruh gereja katolik. Beliau memaklumkannya pada tanggal 30 April 2000, bertepatan dengan hari kanonisasi St. Faustina Kowalska. Ia lalu menugaskan para imam untuk menjelaskan makna hari Minggu Kerahiman Ilahi kepada seluruh umat. Intinya adalah bahwa Tuhan kita itu Maharahim maka Ia tetap menunjukkan kerahiman-Nya kepada manusia yang berdosa, yang membutuhkan pertobatan.

Dalam buku catatan harian St. Faustina Kowalska, ia bersaksi bahwa Tuhan Yesus meminta suatu Pesta Kerahiman Ilahi yang ditetapkan secara resmi di dalam Gereja. Tuhan Yesus berpesan: “Pesta ini muncul dari lubuk kerahiman-Ku yang terdalam, dan diperteguh oleh kedalaman belas kasih-Ku yang paling lemah lembut. Adalah kehendak-Ku agar pesta ini dirayakan dengan khidmad pada hari Minggu pertama sesudah Paskah. Aku menghendaki Pesta Kerahiman Ilahi menjadi tempat perlindungan dan tempat bernaung bagi segenap jiwa-jiwa, teristimewa para pendosa yang malang. Pada hari itu, lubuk belas kasih-Ku yang paling lemah-lembut akan terbuka. Aku akan mencurahkan suatu samudera rahmat atas jiwa-jiwa yang menghampiri sumber kerahiman-Ku.”

Kesaksian St. Faustina ini mengingatkan saya pada gambar-gambar kerahiman ilahi. Dari gambar atau lukisan itu kita melihat darah dan air mengalir keluar dari luka-Nya di lambung-Nya yang kudus. Darah Yesus mengingatkan kita akan kurban Kristus di Salib dan kuasa Ekaristi. Air melambangkan sakramen pembaptisan dan karunia Roh Kudus. Ini beberapa pesan lain Tuhan Yesus melalui St. Faustina: “Aku akan menganugerahkan pengampunan penuh kepada jiwa-jiwa yang menerima Sakramen Tobat dan menyambut Komuni Kudus pada Pesta Kerahiman Ilahi. Jiwa yang menghampiri Sumber Hidup pada hari ini akan dianugerahi pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman. Jiwa yang menerima Sakramen Tobat dan menyambut Komuni Kudus akan mendapatkan pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman.” Menanggapi pesan-pesan Tuhan Yesus ini, seluruh umat diharapkan untuk terbuka kepada Tuhan Yang Maharahim. Dialah yang akan menanugerahkan pengampunan yang berlimpah kepada orang yang setia mengakui dosa-dosanya.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi ini mengarahkan kita untuk selalu merasakan kasih dan kerahiman dari Tuhan. Dengan demikian kita bisa sungguh-sungguh bertumbuh menjadi baru di dalam Tuhan. St. Petrus pernah berkata: “Jadilah seperti bayi yang baru lahir, yang selalu haus akan air susu rohani yang murni supaya olehnya kamu tumbuh dan diselamatkan.” (1Ptr 2:2). Merasakan kerahiman Tuhan berarti menyerupai bayi yang baru lahir, murni dan kudus. Kita juga bersatu dengan Tuhan dan sesama yang ada dalam hidup kita.

Dalam bacaan pertama kita dikuatkan oleh St. Lukas dalam Kisah Para Rasul untuk murah hati dan saling berbagi dengan sesama. Orang yang merasakan kerahiman ilahi akan murah hati dan berbagi dengan sesama seperti yang dilakukan oleh jemaat Gereja perdana. Seluruh jemaat yang percaya kepada Tuhan Yesus sehati dan sejiwa. Segala sesuatu yang ada adalah milik bersama. Dalam semangat kebersamaan ini, para rasul leluasa memberi kesaksian bahwa Tuhan Yesus sungguh-sungguh bangkit dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang berkelimpahan. Persekutuan, persaudaraan menjadi bukti karya Roh Allah yang mempersatukan setiap pribadi di dalam Gereja. Gereja saat ini membutuhkan Pentekosta Baru untuk membaharui diri sehingga pelayanan kasih bisa dirasakan oleh semua orang.

Daud pernah berdoa: “Sungguh, alangkah baik dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.” (Mzm 133:1). Doa Daud ini sekaligus menjadi dorongan dan harapan bagi umat Allah yang berkehendak baik untuk menjadi saudara dan sesama. Apa pun perbedaan yang kita miliki sebenarnya merupakan peluang untuk membangun persekutuan dan persaudaraan dalam semangat sehati dan sejiwa.

Di dalam bacaan kedua, Yohanes mengingatkan kita supaya memiliki iman yang teguh sehingga dapat merasakan kerahiman ilahi. Bagi Yohanes, setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah. Orang yang lahir dari Allah akan taat kepada setiap perintah Tuhan Allah dan bisa mengalahkan dunia karena imannya. Nah tiga kebajikan ilahi yakni iman, harapan dan kasih haruslah kita miliki supaya menjadi pengikut Kristus yang lebih baik lagi. Yohanes juga mengatakan bahwa Rohlah yang memberi kesaksian karena Roh adalah Kebenaran.

Pada saat ini Gereja tetap membutuhkan Roh Kudus untuk senantiasa membaharui dari dalam bukan hanya dari luar Gereja. Gereja adalah kumpulan umat beriman, yang hidup dalam harapan dan senantiasa mengasihi Tuhan dan sesama. Umat Allah yang mengasihi Yesus Kristus yang yang telah datang dalam air dan darah. Darah adalah salib dan Ekaristi sedangkan air adalah anugerah-anugerah Roh Kudus di dalam Gereja. Setiap orang yang dibaptis pasti merasakan dan mengalaminya.

Tuhan Yesus ketika menampakkan diri-Nya kepada para murid, Ia mula-mula berkata: “Damai sejahtera bagi kamu”. Perkataan Yesus ini mengingatkan kita pada malam perjamuan terakhir di mana Ia berkata: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.” (Yoh 14:27). Damai sejahtera itu menjadi sebuah titipan dari Tuhan bagi kita. Oleh karena itu Dia juga mengutus kita untuk membawa damai dan sukacita Injil-Nya kepada segenap makhluk. Pekerjaan Tuhan ini kita lakukan dengan sempurna sehingga layaklah disapa: “Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat 5:9). Kita menjadi anak-anak Allah karena membawa damai-Nya kepada semua orang.

Tuhan Yesus juga berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh 20: 22-23). Tuhan Yesus menganugerahkan Paracleitos yang telah dijanjikan-Nya, memberi kekuatan kepada para murid untuk mengampuni dosa atau bisa juga tidak mengampuni dosa. Perkataan Tuhan ini juga menjadi dasar mengapa kita mengakui dosa-dosa kita di hadapan imam sebagai pewaris kuasa Tuhan Yesus melalui para rasul. Untuk bisa mendapatkan pengampunan maka butuh iman yang teguh kepada Tuhan.

Pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi ini, kita merasakan kasih dan kerahiman Tuhan melalui Roh Kudus-Nya. Melalui Yesus Putera-Nya, Ia berkata: “Terimalah Roh Kudus”. Kita semua menjadi karismatik. Kita semua hidup dalam Roh dan bisa merasakan kerahiman-Nya. Mari kita patuh pada Roh sehingga bisa menghasilkan buah-buah Roh yang penting bagi pembaharuan dan pertumbuhan Gereja.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply