Homili 16 April 2015

Hari Kamis, Pekan Paskah II
Kis. 5:27-33
Mzm. 34:2,9,17-18,19-20
Yoh. 3:31-36.

Aku Percaya akan kehidupan kekal

Fr. JohnSaya pernah menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun perkawinan ke-40 dari sepasang suami dan istri. Tema perayaan syukur ini adalah “Kasih itu tidak berkesudahan”. Romo yang memimpin perayaan Ekaristi dalam homilinya mengulangi pengakuan iman Rasul Yohanes bahwa Allah adalah kasih (1Yoh 4:8.16) dan bahwa kasih Allah itu tidak berkesudahan (1Kor 13:8). Ia menjelaskannya secara sederhana dalam homili dan pasutri serta semua umat yang hadir mengamininya. Memang, kasih Allah yang tidak berkesudahan ini kekal di dalam diri setiap orang karena Allah kita kekal. Konsekuensinya adalah setiap orang pasti akan mengalami kehidupan kekal.

Di dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) kita semua diajarkan bahwa hidup kekal itu dimulai dari saat baptisan berlanjut pada peristiwa kematian dan diteruskan sampai tidak berkesudahan (KGK, 1020). Pembaptisan adalah saat kita mengalami kekudusan bersama Tuhan. Sejak saat pembaptisan kita mulai hidup selama-lamanya bersama Tuhan. Hidup selama-lamanya atau hidup kekal juga selalu kita akui dalam Credo atau dalam pengakuan iman para rasul. Saya ingat C.S. Lewis pernah berkata: “Tampak bahwa tempatmu di surga telah dibuat untukmu dan memang hanya untukmu saja karena kamu memang diciptakan untuk menempatinya.” Kita semua sudah memiliki tempat yang disiapkan oleh Tuhan.

Hidup kekal adalah harapan bagi setiap orang yang mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan. Kita bisa memahaminya dalam konteks pembicaraan antara Yesus dan Nikodemus. Yesus mengatakan kepada Nikodemus bahwa Allah begitu mengasihi dunia dengan mengorbankan Anak-Nya yang tunggal dan supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16). Hidup kekal merupakan anugerah yang diberikan Tuhan Yesus kepada orang-orang beriman atau orang-orang percaya. Kita juga percaya bahwa Yesus adalah terang dunia (Yoh 8:12). Dia telah datang ke dunia untuk menebus dosa-dosa manusia. Dia datang dari atas (surga) dan ada di atas semuanya.

Tuhan Yesus datang dari Bapa maka Ia juga bersaksi tentang apa yang dialami-Nya sendiri bersama Bapa. Ia memberi kesaksian tentang pengalaman-Nya akan Allah Bapa-Nya. Semua kesaksian-Nya benar karena kesaksian-Nya tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya. Sayang sekali karena semua kesaksian yang disampaikan-Nya itu tidak didengar oleh manusia. Tuhan Yesus sebenarnya mengharapkan supaya kesaksian-Nya itu didengar dan diimani oleh kita semua. Siapa yang bisa menerima kesaksian-Nya akan mengaku bahwa Allah adalah benar.

Yesus adalah Utusan Bapa di Surga. Dia adalah Sabda yang menjadi daging dan diam bersama kita dalam peristiwa Inkarnasi. Dia menyampaikan Firman Allah karena Allah sendiri mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Semuanya karena kasih yang tiada batas-Nya antara Bapa dan Anak dalam Roh. Berhubungan dengan hal ini Yesus berkata: “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” (Yoh 3:36).

Banyak di antara kita selalu berbangga sebagai pengikut Yesus Kristus. Kebanggaan kita akan lebih berkenan kalau kita hidup selaras dengan kehendak-Nya. Kehendak Tuhan adalah percaya dan taat kepada Yesus Kristus sehingga bisa mengalami kehidupan kekal. Dua kata kunci ini penting bagi kita: percaya dan taat. Orang yang percaya atau beriman adalah mereka yang setia mendengar Sabda, mentaati dan mengasihi. Orang seperti ini memiliki jaminan hidup kekal. Apakah anda sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan?

Di dalam Kitab Ulangan, Musa pernah mengatakan kepada umat Israel untuk memilih antara hidup dan mati. Memilih untuk taat kepada Allah berarti hidup, memilih untuk tidak mentaati Allah berarti mati (Ul 30:15-20). Di dalam perikop Injil hari ini, kita juga diminta oleh Tuhan Yesus untuk memilih: percaya kepada-Nya atau tidak percaya kepada-Nya. Untuk percaya kepada Yesus berarti mentaati-Nya supaya bisa hidup. Tidak percaya kepada Yesus berarti tidak mentaati-Nya dan konsekuensinya adalah kematian. Mengapa demikian? Karena Yesus adalah Putera Allah yang bersatu dengan Bapa dalam Roh Kudus. Orang yang beriman itu bukanlah orang yang berseru: “Tuhan, Tuhan!” melainkan dia yang melakukan kehendak Allah di dalam hidupnya.

Petrus dan Yohanes pernah mengalami pilihan seperti ini juga: percaya kepada Yesus dan taat keada-Nya atau menyangkal Yesus. Tentu Petrus tidak mau mengulangi dosa penyangkalan yang sama karena ia sudah berjanji untuk mengasihi Yesus lebih dari yang lain. Ketika berada di hadapan Mahkamah Agama Yahudi, Petrus dan Yohanes dilarang untuk berbicara tentang Yesus. Mereka berkata: “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” (Kis 5:28). Semakin mereka melarang dan ditekan, semakin mereka berani untuk berkata tentang Yesus.

Petrus dan Yohanes berkata: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.” (Kis 5:29-32). Sekali lagi kita dingatkan untuk belajar taat kepada Allah. Ketaatan itu muncul dari pendengaran kita yang baik akan Sabda Allah. Pendengaran yang baik itu akan menyuburkan iman kita. Paulus pernah berkata: “Iman itu tumbuh dari pendengaran dan pendengaran oleh Firman Kristus.” (Rm 10:17).

Sabda Tuhan pada hari ini mengingatkan kita untuk belajar menjadi taat kepada Tuhan dengan percaya kepada-Nya supaya kita juga bisa memperoleh hidup kekal. Untuk kita renungkan bersama: Apakah anda seorang kristiani karena nama saja, atau kristiani sesungguhnya atau benar-benar hidup sebagai orang kristiani? Kita semua percaya kepada kehidupan kekal. Ini adalah anugerah Tuhan Yesus bagi kita semua.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply