Homili Hari Raya Kelahiran Yohanes Pembaptis -2015

Hari Raya Kelahiran Yohanes Pembaptis
Yes. 49:1-6
Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15
Kis. 13:22-26
Luk. 1:57-66,80

Tangan Tuhan Menyertai Yohanes!

Fr. JohnSeorang bapak pernah menceritakan pengalamannya tentang suka dan dukanya menantikan kehadiran seorang anak sebagai buah kasih dalam keluarganya. Ia hampir kehilangan harapan tetapi ia percaya bahwa Tuhan memberikan pertolongannya tepat pada waktunya. Benar! Tuhan menaruh belas kasih-Nya kepada keluarga ini dengan menganugerahkan seorang putra dalam keadaan yang sehat walafiat setelah sepuluh tahun menikah. Anak itu dipanggil Yosua yang berarti Allah menyelamatkan. Orang tuanya bersyukur karena kelahiran anak laki-laki ini dalam keluarga dan harapan mereka adalah semoga di masa depan ia juga bisa menyelamatkan orang lain dalam karya dan pelayanannya. Mereka mempersembahkannya kepada Tuhan di hari pembatisannya. Yosua bertumbuh di hadapan Tuhan. Tuhan menyertai dia dengan banyak anugerah istimewa yang dimilikinya hingga saat ini.

Pada hari ini seluruh Gereja katolik merayakan hari ulang tahun kelahiran Yohanes Pembaptis. Ayahnya bernama Zakharia dan ibunya Elizabeth. Pasutri ini sudah memasuki usia senja tetapi belum dikarunia seorang anak. Tuhan mengasihi umat-Nya. Ia melihat hidup Elizabeth dan Zakharia berkenan kepada-Nya. Iman mereka juga kuat sehingga Tuhan memberikan yang terbaik bagi mereka. Penginjil Lukas melukiskan kelahiran Yohanes dalam Injilnya secara lengkap.

Ada dua dampak kelahiran Yohanes Pembaptis. Pertama, kelahiran Yohanes membawa sukacita tersendiri, baik di dalam keluarga Zakharia dan Elisabeth maupun semua sanak keluarga. Sukacita itu terungkap ketika di hari ke delapan Yohanes disunat dan diberi nama oleh orang tuanya. Namanya adalah Yohanes yang berarti Allah berbelas kasih. Allah menunjukkan belas kasih-Nya yang berlimpah kepada Zakharia dan Elizabeth karena mereka memiliki iman kepada Allah. Mereka percaya kepada penyelenggaraan ilahi dari Tuhan. Zakharia sendiri disadarkan untuk percaya kepada penyelenggaraan ilahi dari Tuhan dengan tanda menjadi bisu. Ia bisa berbicara kembali setelah menulis nama anaknya Yohanes.

Kedua, Kekaguman kepada Allah. Kelahiran Yohanes Pembaptis juga membangun rasa kagum orang-orang zaman itu karena Ia melakukan perbuatan ajaib di dalam keluarga Zakharia. Mereka berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. (Luk 1:66). Yohanes bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel. (Luk 1:80).

Kisah kehidupan Yohanes Pembaptis ini dihiasi dengan campur tangan Tuhan yang luar biasa. Tuhan hadir dan menyertai umat yang percaya kepada-Nya. Bagaimana dengan kita? Banyak kali ketika keluarga-keluarga mengalami kesulitan, mereka terlampau mengandalkan diri sehingga melupakan Tuhan. Mereka juga marah dengan Tuhan karena tidak memperoleh apa yang mereka harapkan. Tuhan adalah Allah yang mahabaik. Ia memberikan pertolongan selalu tepat pada waktunya.Ia memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita sukai. Apa yang kita suka belum tentu kita butuh.

Nabi Yesaya mengambarkan pengalaman kenabiannya dalam bacaan pertama. Ia berbagi pengalaman kenabiannya. Ia mengakui bahwa Tuhan telah memanggilnya sejak dari kandungan telah menyebut namanya sejak dari perut ibunya. Tuhan membuat mulutnya sebagai pedang yang tajam dan tangan Tuhan sebagai tempat untuk berlindung. Ia menjadi anak panah yang runcing.Melaluinya, Tuhan akan mengatakan keagungannya. Tuhan sendiri bersabda: “Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.” (Yes 49:6).

Hal-hal yang digambarkan Yesaya tentang dirinya ini memiliki kemiripan dengan rencana Tuhan di dalam diri Yohanes Pembaptis. Di masa depannya, Yohanes juga akan tampil untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Yohanes menjadi suara yang berseru-seru di padang gurun. Ia menyerukan pertobatan kaum pendosa dengan mambaptis di sungai Yordan. Mulutnya laksana pedang yang tajam dalam seruan tobatnya. Tentu saja figur Yohanes ini memang sangat dibutuhkan di dalam gereja saat ini. Perlu seruan kenabian yang bisa membaharui Gereja bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga dengan sikap hidup yang nyata.

Yohanes tampil dalam kesederhanaan hidup. Hal ini bukan hanya tercermin dalam hidupnya yang penuh perjuangan, tetapi juga menegaskan dirinya lebih rendah dari pada Yesus yang sedang berada di tengah-tengah mereka. Ia berkata: “Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nyapun aku tidak layak.” (Kis 13:25).

Pada hari kelahiran Yohanes Pembaptis ini, Sabda Tuhan mau meneguhkan kita semua untuk memiliki kesabaran di dalam hidup. Kesabaran dalam hal menantikan kedatangan Tuhan yang hanya diketahui oleh Bapa di surga. Di samping kesabaran Tuhan, kita juga diingatkan untuk memiliki iman dan kerendahan hati seperti Yohanes. Tangan Tuhan selalu menyertai kita semua.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply