Food For Thought: Anak Abraham

Kita juga Anak Abraham

P. John SDBKitab Kejadian mencatat sebuah kisah ini: Pada suatu ketika Sara, istri Abraham melihat anaknya Ishak bermain-main dengan Ishmael, anak hambanya Hagar. Sara segera memerintahkan Abraham suaminya untuk memisahkan mereka karena bagi Sara, Tuhan berkenan kepada Ishak bukan Ishmail. Abraham merasa sebal dengan sikap Sara, tetapi Tuhan memihak Sara sehingga Ia meminta Abraham untuk melakukan segala keinginan Sara. Hagar dan Ishmael lalu diusir dari rumah tuannya itu.

Hagar dan Ishmael berjalan di padang gurun dalam keadaan lapar dan haus. Hagar lalu meletakkan putranya di bawah pohon dan berjalan menjauhinya sambil bersembunyi. (Kej 21:14-16). Ia pasrah kepada Tuhan dan siap menerima kematian anaknya. Ishmael mulai menangis karena kehausan.Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk memberi minum kepada Ishmael dan ibunya (Kej 21:17-19). Tuhan menyelamatkan Ishmael karena ia merupakan anak Abraham (Kej 21:13). Abraham adalah Bapa umat terpilih. Sama dengan Ishmael, semua anak-anak Abraham terikat pada janji-janji Tuhan Allah. Injil Matius memulai silsilah Yesus dengan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Abraham (Mat 1:1). Kita bisa menjadi anak-anak rohani dari Abraham dengan mengimani Yesus Kristus (Rm 4:16) dan dengan sakramen permbaptisan kita terikat pada janji-janji Allah.

Pada hari ini kita disadarkan kembali tentang pentingnya sakramen pembaptisan (Rm 6:3). Dengan pembaptisan kita tinggal bersama dengan Tuhan selamanya di surga (Mrk 16:16). Kita disadarkan untuk menerima komuni kudus dan mengakui dosa-dosa kita, tinggal berdampingan dengan semua orang. Untuk lebih menguatkan diri kita sebagai orang yang dibaptis, kita perlu mengulangi janji baptis misalnya pada malam paskah. Kita mengenang hari pembaptisan, hari di mana kita menjadi anak-anak Allah, anak-anak Abraham yang terikat pada janji-janji Allah bagi umat kesayangan-Nya. Bersyukurlah sebagai orang yang dibaptis.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply