Homili Pesta St. Bartolomeus Rasul – 2015

St. Bartolomeus, Rasul
Why. 21:9b-14
Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18
Yoh. 1:45-51

Bagaimana Engkau mengenal aku?

Fr. JohnPada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan pesta St. Bartolomeus, Rasul. Penginjil Yohanes mengisahkan perjumpaan yang menakjubkan antara Bartolomeus yang disebut juga Nathanael dan Tuhan Yesus. Perjumpaan dengan Yesus berawal dari persahabatan antara Filipus dan Natanael. Nathanael disebut juga Bartolmeus (Mat 10:3; Luk 6:14). Filipus bertemu dengan Natanael dan mengatakan bahwa Ia dan rekan-rekannya sudah bertemu dengan Yesus, anak Yusuf dari Nazareth. Yesus sudah pernah disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan Kitab para nabi. Filipus sebenarnya mau menyampaikan Nathanael, keputusan pribadinya untuk mengikuti Yesus sebagai salah seorang murid-Nya. Filipus pun mau meyakinkan Nathanael tentang keputusannya ini namun penyampaian Filipus ini tentu tidak serta merta meyakinkan Nathanael tentang Yesus. Nathanael bersifat skeptis karena ia tidak yakin bahwa Yesus sang Mesias berasal dari Nazareth, Galilea. Ia bukan hanya tidak menyukai kota Nazareth, ia juga merasa bahwa tidak ada toleransi beragama di sana. Itulah sebabnya ia bertanya: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh 1:46).

Nazareth sendiri merupakan sebuah kota persinggahan sejak masa lampau. Orang-orang berdatangan ke kota itu, dari berbagai suku dan bangsa sebelum melanjutkan peziarahan ke Yerusalem. Mungkin dalam benak Nathanael, para Rabbi Yahudi bukanlah ortodox dalam memahami dan menginterpretasi hukum Taurat Musa. Lagi pula Nathanael sudah tahu bahwa menurut ramalan para nabi, Mesias akan datang dari Bethlehem, tanah Yudea bukan dari Nazareth, tanah Galilea. Nathanael tidak sendirian bersikap skeptis. Anda dan saya juga banyak kali bersikap skeptis terutama ketika ada orang tertentu coba meyakinkan kita tentang suatu kebenaran dan kita sendiri belum percaya sampai membuktikannya dengan pemahaman kita sendiri.

Reaksi Filipus terhadap sikap skeptis Nathanael adalah dengan mengajaknya untuk melihat Yesus secara langsung. “Mari dan lihatlah” (Yoh 1:47). Filipus tahu bahwa semakin berteori tentang Yesus, ia tidak akan memenangkan hati dan pikiran serta iman Nathanael. Karena itu ia mengajaknya untuk bertemu langsung dengan Yesus. Ini menjadi suatu perjumpaan yang indah dan membaharui. Yesus melihat dan berkata tentang Natanael: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” (Yoh 1:47). Perkataan ini memiliki kemiripan dengan pengalaman pribadi Yakub (Kej 25:27). Perkataan Yesus ini mengagetkan tetapi sekaligus menguatkan iman Nathanael. Ia sendiri berkata: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” (Yoh 1:48)

Sikap skeptis Nathanael berubah menjadi sebuah pengakuan iman yang luar biasa: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” (Yoh 1:49). Mengapa demikian? Karena Yesus lebih dahulu melihat Nathanael berada di bawah pohon ara. Ungkapan orang berada di bawah pohon ara, berarti orang itu selalu memiliki waktu untuk mencari kebijaksanaan. Artinya, sebelum berjumpa dengan Yesus, Nathanael sudah memiliki waktu untuk mencari-Nya sebagai sumber kebijaksanaan. Ungkapan ini juga berarti damai dan berkat berlimpah dari Allah (1Raj 4:24b-25; Mi 4:4). Tuhan Yesus lebih dahulu mengenal Nathanael. Nah, banyak kali kita berpikir lebih dahulu mengenal Tuhan, padahal sebenarnya Tuhanlah yang lebih dahulu mengenal diri kita.

Yesus perlahan-lahan membawa Nathanael untuk menyelami misteri hidup-Nya. Ia berkata: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu. Sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” (Yoh 1: 50-51). Perkataan Yesus adalah gambaran hidup Nathanael selanjutnya sebagai rasul Yesus Kristus. Ia akan menjadi utusan untuk ikut menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini dan melakukan segala pekerjaan Yesus.

Kisah Injil tentang perjumpaan yang menakjubkan antara Nathanael dan Yesus Kristus mengarahkan kita untuk mendalaminya:

Pertama, setiap orang memiliki sikap skeptis tertentu dalam beriman. Nathanael memiliki sikap skeptis karena ia mengenal dengan baik situasi hidupnya secara geografis dan secara rohani. Namun demikian ia memiliki hasrat untuk mencari Tuhan, dengan mambaca Kitab Suci dan merenungkannya.

Kedua, Sabda Tuhan membawa berkat dan kesejukan bathin bagi orang yang merenungkannya. Perkataan Yesus kepada Nathanael: “Aku melihatmu di bawah pohon ara” mengubah seluruh hidup Nathanael. Sabda Tuhan juga bisa mengubah hidup kita ketika kita membaca, merenungkan dan melakukannya di dalam hidup kita.

Ketiga, Yesus memberikan damai dan sukacita serta persahabatan dengan Allah. Pohon ara adalah lambang damai dan sukacita. Kita semua mencarinya dan kita temukan hanya di dalam Tuhan.

Keempat, Yesus berjanji bahwa kita akan tinggal bersama Allah yang hidup. Langit terbuka, para malaikat akan naik turun atas Anak Manusia.

Kelima, Yesus mempersatukan langit dan bumi, manusia dan Tuhan dengan diri-Nya sendiri. Tangga merupakan simbol persekutuan surga dan bumi, sekaligus menggambarkan hakikat Yesus sebagai sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia.

Keenam, Yesus menjadi jalan untuk bertemu dengan Tuhan Allah Bapa. Dia turun dari surga dan akan kembali kepada Bapa di Surga.

Kita bersyukur karena Tuhan sungguh menyapa hidup kita dan mengubahnya sebagaimana dialami oleh Nathanael. Mari kita memohon pertolongan dari Tuhan melalui St. Bartolomeus untuk menambah iman dan kepercayaan kita kepada-Nya. Dia mengenal diri kita, luar dan dalam sebelum kita mengenal Dia sebagai Tuhan dan Penebus kita. St. Bartolomeus, doakanlah kami. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply