Homili Kelahiran St. Perawan Maria – 2015

Pesta Kelahiran SP Maria
Mi. 5:1-4a atau Rm. 8:28-30
Mzm. 13:6ab,6cd
Mat. 1:1-16,18-23

Mengenang kelahiran seorang Ibu

cuore immacolatoPada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan Pesta kelahiran Santa Perawan  Maria, ibunda Yesus Kristus. Pesta ini dirayakan secara liturgis di dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodox setiap tanggal 8 September. Menurut tradisi sebagaimana ditemukan dalam injil apokrif, yakni proto-injil Yakobus, dikatakan bahwa nama orang tua Bunda Maria adalah Yoakim dan Anna. Bagi Gereja Ortodoks, hari peringatan kelahiran Bunda Maria dirayakan secara meriah sebagai salah satu hari raya dari dua belas hari raya yang mereka selalu rayakan di dalam Gereja mereka. Sedangkan dalam tradisi Gereja Katolik, pesta kelahiran Bunda Maria dirayakan di banyak tempat pada musim persiapan untuk bercocok tanam. Di banyak daerah, mereka juga menamai Gereja mereka sebagai Gereja kelahiran Bunda Maria.

Dalam sejarahnya, pesta kelahiran Bunda Maria ini, mula-mula dirayakan di kalangan gereja-gereja Timur. Namun sebenarnya inisiatif awal untuk merayakannya di dalam gereja-gereja Barat (Roma) sudah dimulai pada masa pimpinan Paus Sergio I. Lebih khusus lagi, devosi kepada kepada Bunda Maria dan kelahirannya banyak berkembang di setiap keuskupan yang menggunakan ritus St. Ambrosius, sejak abad ke-X Masehi. Devosi ini menjadi lebih berkembang lagi di gereja Katedral Milano (Duomo Milano) pada masa pelayanan St. Carolus Boromeus sebagai uskup Agung Milano. Perayaan liturgi ini menjadi semakin populer di dalam seluruh Gereja Katolik setelah dimasukkan dalam kalender liturgi.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari pesta ini membantu kita untuk memandang Bunda Maria dengan segala kebajikan yang dimilikinya, terutama sebagai Bunda Yesus Kristus. Nabi Mikha dalam bacaan pertama menubuatkan tentang kehadiran Mesias dalam Sabda ini: “Hai Betlehem di wilayah Efrata, hai engkau yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, yang sudah ada sejak dahulu kala.” Nabi Mikha sudah memiliki visi ke depan bahwa Tuhan akan membangkitkan seorang pemimpin bagi Israel. Di masa depan kita akan mengerti bahwa Yesus adalah Mesias, keturunan Daud, dilahirkan di Bethlehem untuk menjadi pemimpin Israel.

Nabi Mikha juga bernubuat bahwa seorang perempuan akan mengandung dan melahirkan seorang Putera. Dampak dari kehadiran sang Putra wanita itu adalah bahwa orang-orang akan kembali kepadanya dan ia sendiri akan bertindak sebagai gembala yang baik dengan kekuatan Tuhan, dalam kemegahan nama Tuhan Allahnya. Mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan dia menjadi damai sejahtera. Dalam kacamata kristiani kita melihat peran Bunda Maria. Dia mengandung dan melahirkan Yesus Kristus. Hingga saat ini semua mata tertuju kepada-Nya, datang kepada-Nya untuk memperoleh keselamatan.

Pikiran nabi Mikha ini sejalan dengan St. Paulus. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus mengakui bahwa Tuhan Allah turut bekerja dalam segala sesuatu supaya mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Nya. Orang yang mengasihi Allah itu terpanggil berdasarkan rencana Allah sendiri. Perkataan Paulus ini cocok dengan kehidupan Bunda Maria. Allah bekerja di dalam dirinya, dan memilihnya menjadi ibu bagi Yesus Putra-Nya. Paulus juga berkata, “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” (Rm 8:29-30). Allah memiliki rencana istimewa untuk menyelamatkan seluruh umat manusia. Oleh karena itu kita diajak oleh Paulus untuk percaya kepada Tuhan. Apakah anda percaya kepada Tuhan?

Kita semua merayakan pesta kelahiran Santa Perawan Maria sambil mengenang Yesus Kristus Putranya. Di dalam bacaan Injil kita mendengar silsilah Tuhan Yesus Kristus. Hal ini menggambarkan rencana keselamatan dari Allah bagi manusia. Allah masuk dalam sejarah hidup manusia, manusia yang baik dan jahat sama-sama dipanggil Tuhan untuk mencapai keselamatan. Dengan kata lain, peristiwa inkarnasi itu bisa kita pahami dalam konteks kasih Allah yang besar bagi manusia dalam diri Yesus Kristus Putra-Nya. Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Yesus adalah anak Daud dan masuk dalam garis keturunan Daud karena Yusuf Bapa Pengasuh-Nya berasal dari keturunan Daud. Dari situ keselamatan ditawarkan bagi semua orang.

Relasi Yusuf dan Maria juga digambarkan di dalam Injil untuk mengatakan kepada kita keluhuran rencana Tuhan Allah bagi manusia. Bunda Maria menerima kabar dari malaikat Tuhan bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus. Maka sebelum tinggal bersama sebagai suami dan istri, Maria sudah mengandung terlebih dahulu. Ini merupakan ujian bagi kesetiaan Yusuf tunangannya. Oleh karena itu ia diam-diam mau menceraikan Maria. Namun Tuhan tidak menghendakinya. Tuhan melalui malaikat-Nya menasihati Yusuf untuk tetap menerima Maria sebagai pasangannya karena Yesus yang ada di dalam kandungannya adalah Anak Allah. Yusuf tidak merasa malu kalau disebut sebagai suami Bunda Maria dan menerima Yesus sebagai anaknya.

Sambil kita memperingati hari kelahiran Bunda Maria, wajah keluarga kudus ditonjolkan bagi kita semua. Yesus adalah Anak yang mempersatukan Maria dan Yusuf. Yusuf adalah figur seorang pria yang setia menerima Maria apa adanya karena ia taat kepada kehendak Allah. Maria taat kepada kehendak Allah sehingga menerima kehadiran Yesus dalam kandungannya dan Yusuf sebagai pendamping hidupnya. Keluarga kudus dari Nazareth merupakan keluarga yang mengasihi dan menjadi model bagi setiap keluarga Kristiani. Santa Perawan Maria, doakanlah kami. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply