Homili 9 Oktober 2015

Hari Jumat, Pekan Biasa ke-XXVII
Yl. 1:13-15; 2:1-2
Mzm. 9:2-3,6,16,8-9
Luk. 11:15-26

Kuasa Yesus mengatasi segalanya

imagePaus Emeritus Benediktus XVI pernah mengatakan berkata: “Il potere di Gesù è quello della verità e dell’amore” (Kuasa Yesus adalah Kebenaran dan Kasih). Ucapan ini keluar dari mulut Paus Emeritus dalam homilinya pada perayaan Yesus Kristus sebagai Raja semesta alam, tanggal 26 November 2012. Saya mengamini perkataan Paus Emeritus ini. Tuhan Yesus adalah Kebenaran. Ia sendiri mengakui diri-Nya sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Yesus (Yoh 14:6). Yesus adalah Kebenaran yang bisa memerdekakan kita semua. Roh Kudus akan memimpin kita kepada Kebenaran (Yoh 16:13). Maka Yesus pun berdoa supaya kita juga dikuduskan dalam Kebenaran (Yoh 17:17). Yesus adalah Tuhan dan Penebus kita. Dia adalah kasih (1Yoh 4:8) dan kita percaya pada Kasih (1Yoh 4:16). Yesus berkata: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16).

Tuhan Yesus sebagai Kebenaran dan Kasih membawa kebaikan untuk menghancurkan kejahatan yang melanda dunia dan kehidupan pribadi manusia. Ia berkeliling sambil berbuat baik, menyembuhkan segala penyakit dan kelemahan kita semua. Ia mengusir setan-setan dan dan roh-roh jahat. Inilah cara-cara Tuhan Yesus menghadirkan Kerajaan Allah, Kerajaan Kebenaran dan Kasih di dunia ini. Banyak orang merasakan keselamatan yang datang dari Tuhan dan percaya kepada Yesus. Namun masih ada juga orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus. Mereka meragukan semua yang sedang Tuhan Yesus lakukan.

Inilah reaksi orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus: “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia.” (Luk 11:15-16). Perkataan orang-orang ini mengingatkan kita pada perkataan-Nya ini: “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” (Mat 13:57; Mrk 6:4). Pada saat itu banyak orang belum memiliki kemampuan untuk mengapresiasi semua kebaikan Yesus. Mereka hanya mencari hal untuk melawan Yesus dengan ide-ide murahan seperti keyakinan bahwa ada kuasa Beelzebul atau meminta suatu tanda.

Lalu apa reaksi dari Yesus? Ia mengetahui pikiran orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya. Ia berkata: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Luk 11:17-20). Perkataan Yesus ini kiranya membuka wawasan mereka untuk mengenal kuasa Allah di dalam diri Yesus. Namun, banyak orang masih memiliki hati yang keras.

Tuhan Yesus melihat bahwa di dalam diri manusia selalu ada pertentangan antara kebaikan dan kejahatan. Kejahatan dikuasai oleh iblis yang selalu memecah belah dan menguasai manusia. Hal ini disadari juga oleh St. Petrus. Oleh karena itu ia berkata: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.” (1Ptr 5:8-9).

Hal lain yang Tuhan kehendaki dari kita adalah semangat pertobatan. Bertobat berarti berbalik dari dosa-dosa dan hanya mau hidup di dalam Tuhan. Segala kuasa jahat bisa hilang karena kita hidup dalam kuasa Yesus. Dialah Allah yang menyelamatkan, yang menguasai hidup kita. Dia yang meluputkan kita semua dari serangan setan dan kuasa-kuasanya. Tinggal bersama dengan Tuhan berarti keselamatan menjadi segalanya bagi kita semua.

Konsekuensi dari tinggal bersama dengan Tuhan adalah tidak ada satu ketakutan apa pun, tidak ada keraguan apa pun di dalam hidup kita. Banyak orang dalam masyarakat kita, dari dahulu dan sekarang, mudah terpancing ketika mendengar pembicaraan orang tentang akhir zaman. Mereka selalu bertanya-tanya tentang kapan hari Tuhan, kapan hari Tuhan. Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri (Mat 24:36; Mrk 13:32).

Nabi Yoel juga berhadapan dengan pertanyaan yang sama. Ia lalu menghendaki agar ada pertobatan di dalam hati setiap orang. Ciri khas pertobatan versi Yoel adalah melilitkan kain kabung, meratap, berpuasa, dan berdoa kepada Tuhan. Lebih lanjut Yoel berkata: “Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari Tuhan datang, sebab hari itu sudah dekat; suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat; seperti fajar di atas gunung-gunung terbentang suatu bangsa yang banyak dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah itu turun-temurun, pada masa yang akan datang.” (Yl 2:1-2).

Sabda Tuhan pada hari ini memampukan kita semua untuk membuka diri dan setia kepada Yesus. Dialah yang memiliki segala kuasa untuk menyelamatkan kita semua. Mari kita bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus dan kuasa-Nya yakni Kebenaran dak Kasih-Nya.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply