Food For Thought: Belajar mendengar…

Berusahalah untuk mendengar!

P. John SDBSeorang bapa pernah curhat kepadaku. Ia merasa heran karena anaknya sudah tidak mendengarnya lagi, padahal sebelumnya ia selalu mendengar setiap perkataannya dan mengikutinya. Ia sedang mencari strategi untuk menarik perhatian anaknya supaya bisa kembali mendengar seperti semula, lebih bersahabat, lebih banyak mendengar semua perkataan berupa nasihat atau wejangannya. Namun demikian, ia masih belum yakin bahwa anaknya bisa mendengarnya kembali. Maka sekarang ini ia pasrah dan menunggu mukjizat dari Tuhan.

Banyak orang tua mengalami kesulitan yang sama yakni anak-anaknya tidak mendengar mereka. Saya pernah bertanya kepada para orang tua, apakah mereka memiliki waktu untuk mendengar anak-anaknya berbicara? Banyak kali orang tua menunutut anaknya untuk mendengar, sedangkan orang tua sendiri tidak memberi kesempatan kepada anaknya untuk berbicara dan sebagai orang tua mendengarnya. Saling mendengar adalah proses mempererat relasi satu sama lain. Semakin kita mendengar, kita bisa mentaati dan semakin mentaati kita bisa mengasihi.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan orang kaya raya dan si miskin Lazarus. Setelah meninggal dunia, si kaya mengalami penderitaan yang luas biasa di api neraka. Dari jauh ia melihat Lazarus dalam pangkuan Abraham penuh kebahagiaan. Ia memohon bantuan Lazarus supaya menyampaikan saudara-saudaranya agar bertobat sehingga tidak masuk neraka. Abraham mengatakan kepadanya bahwa ada kesaksian Musa dan para nabi, sebaiknya mereka mendengarnya. Orang kaya mengatakan bahwa pertobatan bisa ada kalau ada orang yang bangkit dari kematian memberi kesaksian. Abraham menjawabnya: “Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.” (Luk 16:31).

Lihatlah, betapa susahnya orang mendengar. Mari kita belajar mendengar dengan baik!

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply