Homili 6 September 2016

Hari Selasa, Pekan Biasa ke-XXIII
1Kor 6:1-11
Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b
Luk 6:12-19

Berdoalah sebelum bertindak!

imageAda seorang ayah selalu menasihati anak-anaknya untuk berdoa sebelum melakukan pekerjaan tertentu. Anak-anaknya mengaku pernah merasa bosan dengan nasihat yang satu dan sama. Mereka lupa bahwa sang ayah sendiri selalu berdoa sebelum dan sesudah melakukan suatu pekerjaan. Pada suatu kesempatan anak-anaknya sedang bermain-main di emperan rumah mereka. Sang ayah saat hendak memanjat pohon di depan rumah untuk memangkasnya. Ia membuat tanda salib lalu memanjat pohon itu. Setelah selesai memangkas pohon ia turun dan ketika tiba di atas tanah, ia sekali lagi membuat tanda salib. Itu adalah kesempatan yang sederhana namun luar biasa karena anak-anaknya baru sadar bahwa ayah mereka berdoa sebelum dan sesudah bekerja. Anak-anak masa kini memang lebih mudah mengikuti teladan yang kelihatan bukan hanya sekedar mendengar apa yang dibicarakan orang tuanya.

Tuhan Yesus di dalam Injil menunjukkan sikap yang berbeda di hadapan para murid-Nya. Kalau sang ayah dalam kisah di atas selalu mengingatkan anak-anaknya untuk berdoa sebelum beraktivitas, Tuhan Yesus dalam Injil memilih untuk diam dan menunjukkan teladan dengan sikap dan waktu berdoa. Penginjil Lukas menuturkan bahwa pada suatu saat Ia mendaki sebuah bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah (Luk 6:12). Ada dua hal penting yang ditekankan oleh Lukas: Pertama, Yesus konsisten untuk berdoa, berkomunikasi, bersatu dengan Allah Bapa-Nya dalam situasi tertentu. Segala sesuatu yang dilakukan, sebelum dan sesudahnya selalu disampaikan kepada Bapa dalam doa. Kedua, Yesus menggunakan tempat dan waktu tertentu untuk bersatu dengan Bapa-Nya. Ia mendaki sebuah bukit, letak geografis di ketinggian tertentu selalu dihubungkan dengan shekina atau tempat bersemayam Tuhan. Waktu semalam-malaman menunjukkan Yesus sungguh-sungguh terang, di mana kegelapan pun tidak akan menguasai-Nya.

Yesus selalu berdoa sebelum mengambil keputusan tertentu yang penting, sifatnya mengikat diri-Nya dan manusia. Kali ini Dia berdoa semalam-malaman di atas bukit untuk memilih rasul-rasul atau para utusan-Nya di masa depan. Para rasul adalah cikal bakal para gembala di dalam Gereja. Mereka haruslah menjadi gembala baik. Inilah nama-nama para rasul yang berjumah duabelas orang itu: Simon yang diberinya nama Petrus, Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Fiipus dan Bartolomeus (Natanael), Matius dan Thomas, Yakobus anak Alfeus dan Simon orang Zelot, Yudas anak Yakobus dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat (Luk 6: 14-16). Nama-nama yang disebutkan di sini bukanlah orang-orang hebat melainkan orang-orang sederhana. Mereka adalah para nelayan yang setiap hari melaut di sekitar danau Galilea. Mereka juga akan menunjukkan banyak kelemahan di dalam hidup mereka. Petrus menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Yakobus dan Yohanes terkenal dengan ambisi-ambisi yang tinggi, Thomas dikenal karena kurang percaya, Yudas Iskhariot sebagai pengkhianat. Ada juga para geriliawan bawa tanah yang berjuang untuk merdeka dari kuasa Romawi. Yesus tetap memilih mereka karena Ia tahu apa yang akan dilakukannya bagi mereka.

Yesus tidak hanya sekedar memanggil dan memilih tetapi menyertai para rasul-Nya. Ia turun bersama mereka dan berhenti bersama mereka di tempat yang datar. Yesus bersama keduabelas pilihannya menjumpai banyak orang yang datang dari Yudea, Yerusalem, pantai Tirus dan Sidon di luar komunitas Yahudi untuk mendengarkan Sabda-Nya dan supaya disembuhkan dari berbagai penyakit dan kelemahan. Dari dalam Tubuh-Nya keluar suatu kuasa yang luar biasa. Para rasul pilihan-Nya ini juga akan melakukan semua pekerjaan yang sama dalam nama Yesus. Mereka dengan kekuatan Roh Kudus akan mewartakan Injil, menyembuhkan segala sakit penyakit dan kelemahan. Semua ini dilakukan dalam nama Yesus.

Gereja masa kini juga melakukan pekerjaan-pekerjaan Yesus. Fokus perhatiannya adalah pelayanan kepada kaum papa dan miskin, orang-orang sakit dan yang menderita. Pekerjaan-pekerjaan atau pelayanan Gereja ini akan berbuah kalau Gereja juga berdoa. Sebab tanpa doa, Gereja tidak mampu menghasilkan apa-apa. Tuhan Yesus menunjukkan teladan hidup dengan berdoa sebelum melakukan kegiatan-kegiatan-Nya. Kita belajar untuk berdoa sebelum melakukan kegiatan-kegiatan harian kita. Apakah anda memulai semua kegiatanmu dengan doa? Kita juga bersyukur karena Gereja didirikan di atas para rasul. Ini adalah sebuah fondasi andalan dari dahulu hingga saat ini.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply