Homili Hari Minggu Biasa ke-XI/A – 2017

Hari Minggu Biasa ke-XI/A
Kel 19:2-6
Mzm 100:1-2, 3, 5
Rom 5:6-11
Mat 9:36-10:8

Kamulah Harta Kesayangan-Ku

Saya pernah membimbing rekoleksi bagi para Orang Muda Katolik (OMK) sebuah paroki. Ada seorang peserta yang membagi pengalamannya kepada semua peserta rekoleksi tentang hidup sederhana. Ia mengatakan bahwa hidup sederhana merupakan sebuah kebiasaan yang ia dapatkan dari dalam keluarganya sendiri. Ia menyaksikan sendiri orang tuanya bekerja keras untuk mendapatkan sedikit uang demi seluruh keluarganya. Ia sendiri memiliki seorang adik yang masih kecil. Ia pernah membantu ibunya dengan menjual makanan ringan setiap hari di rumah dan di sekolah. Ada teman-teman yang pernah menertawakannya karena menjual makanan ringan. Ada guru yang pernah memarahinya karena ia tidak sempat mengerjakan tugas mandiri. Pengalaman-pengalaman ini memberanikan dirinya untuk bertanya kepada ayahnya mengapa hidup mereka sangat sederhana? Mengapa mereka sangat berbeda dengan teman-temannya yang lain? Sang ayah memandangnya dengan penuh kasih, sambil memeluknya dan berkata: “Kita memang sederhana namun tetap kaya raya. Setiap hari kita masih bisa makan dan minum seadanya, tertawa bersama dan sehat walafiat. Dan yang terpenting dari semuanya ini bukan soal harta duniawi, tetapi bahwa kalian berdua adalah harta kesayangan ibu dan ayah”. Ia mengaku mendapat kekuatan baru dan bertekad untuk menjadi manusia yang sederhana namun tetap bahagia dalam hidupnya.

Saya selalu mengingat sharing orang muda ini. Ada banyak orang memang berpikir bahwa hidup bahagia adalah hidup dengan memiliki harta yang berlimpah rua. Pikiran ini memang tidak salah. Semua orang bekerja untuk mendapatkan harta atau apapun yang dapat membahagiakan mereka. Namun demikian Tuhan juga mengajarkan kita untuk memiliki sikap lepas bebas. Artinya kita tidak harus melekat pada harta kekayaan yang ada. Harta kekayaan bukanlah jaminan kebahagiaan selama-lamanya. Kita mengingat perkataan Tuhan Yesus ini: “Di mana hartamu berada di sana hatimu juga berada” (Mat 6:21). Sebab itu Yesus juga berkata: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepada-Mu” (Mat 6:33).

Umat Israel mengalami kasih dan kebaikan Allah dalam peziarahannya dari Mesir menuju ke tanah terjanji. Pada waktu itu mereka melintasi daerah padang gurung, dari Rafidim dan tiba di padang gurun Sinai. Mereka berkemah di depan gunung Sinai. Musa sebagai pemimpin mereka naik ke atas gunung Sinai untuk bertemu dengan Tuhan. Ini menjadi kesempatan bagi Tuhan untuk mewahyukan diri-Nya. Ia mengingatkan mereka akan peristiwa keselamatan yang sudah dilakukan-Nya bagi mereka. Misalnya dengan mengeluarkan mereka dari kekuasaan orang Mesir. Tuhan mendukung bangsa Israel di atas sayap rajawali dan membawa mereka kepada diri-Nya sendiri.

Tuhan menuntut komitmen dari Bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa untuk menjadi pribadi yang setia. Apa yang harus mereka lakukan? Mereka harus sungguh-sungguh mendengar firman-Nya dan berpegang pada perjanjian-Nya. Komitmen untuk setia kepada Sabda atau Firman dan berpegang pada perjanjian Tuhan yang diikat-Nya dengan Musa akan menjadikan mereka sebagai harta kesayangan Tuhan sendiri. Tuhan adalah sang pemilik bumi tidak memandang bumi dan isinya sebagai harta kesayangan tetapi manusia sebagai pribadi adalah harta kesayangan-Nya. Tuhan bahkan berjanji untuk menjadikan Israel sebagai Kerajaan imam dan bangsa yang kudus.

Kita belajar dari Tuhan yang tidak memandang bumi dan isinya sebagai harta kesayangan yang diciptakan-Nya. Ia justru memandang manusia sebagai pribadi yang bermartabat sebagai harta kesayangan-Nya. Tentu saja terlepas dari apakah manusia itu berdosa atau kudus. Semua orang baik dan jahat dikasihi Tuhan dan Dialah yang memulihkan dan menguduskan manusia supaya serupa dengan-Nya.

Santu Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma mengingatkan kita pada sosok Yesus Kristus yang mengorbankan diri-Nya bagi keselamatan kita semua. Kita adalah orang lemah dan durhakan tetapi Yesus berani menderita dan wafat bagi kita. Kematian Kristus merupakan tanda kasih Allah yang tiada berkesudahan bagi kita semua sebagai orang berdosa. Kita boleh berbangga karena sekarang ini dapat dibenarkan oleh Tuhan Allah karena darah Yesus Putera-Nya. Dengan demikian kita pasti akan memperoleh keselamatan. St. Paulus juga mengatakan bahwa Kematian Yesus Kristus telah mendamaikan kita dengan Allah Bapa di Surga, dan dengan kebangkitan-Nya yang mulia kita semua memperoleh keselamatan kekal.

Kita boleh berbangga sebagai harta kesayangan Allah sebab penebusan berlimpah dan pendamaian dengan Allah Bapa melalui Yesus Kristus Putera-Nya. Paskah Kristus menyelamatkan kita semua. Lalu apa yang harus kita lakukan? Kita tidak hanya berbangga sebagai harta kesayangan Allah, kerajaan imam dan bangsa yang kudus tetapi berusaha dari hari ke hari sebagai mitra kerja Allah dalam Yesus Kristus untuk menyelamatkan semua orang. Kita dapat menjadi utusan Kristus masa kini di dalam Gereja-Nya.

Tuhan Yesus dalam Injil memberikan panorama Gereja-Nya di masa depan. Wajah gereja-Nya yang penuh dengan orang-orang sakit dan kelemahan dan sangat membutuhkan kehadiran-Nya yang menyelamatkan. Hati Yesus ketika itu tergerak oleh belas kasih bagi banyak orang seperti domba tanpa gembala. Sebab itu Ia membutuhkan manusia untuk menjadi mitra kerja-Nya. Ia berkata: “Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mat 9: 37-38).

Selanjutnya, Tuhan Yesus memanggil kedua belas Murid-Nya. Ia menjadikan mereka sebagai mitra kerja-Nya karena mereka adalah kepunyaan Allah. Tuhan Allah sendiri yang tergerak hati-Nya untuk memberikan pekerja-pekerja-Nya ke dalam Gereja. Sebab itu Tuhan Yesus memberi kuasa kepada para pilihan-Nya untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Siapakah keduabelas nama yang menjadi harta kesayangan Yesus? Mereka adalah Simin Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Tomas, Matius, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot. Harta kesayangan Yesus ini adalah kumpulan manusia yang tidak sempurna namun Tuhan Yesuslah yang akan menyempurnakan mereka untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Yesus.

Apakah anda juga memiliki harta kesayangan dalam hidupmu? Pasti ada! Apakah anda menyadari hal-hal berikut ini? Harta kesayangan orang tua adalah anak-anaknya dan harta kesayangan anak-anak adalah orang tuanya. Harta kesayangan seorang guru adalah para siswa yang pintar dan cerdas dan juga yang tidak pintar dan cerdas. Harta kesayangan para siswa adalah guru yang represif dan guru yang menjadi orang tua kedua. Harta kesayangan seorang imam adalah umat dan harta kesayangan umat adalah imamnya. Harta kesayangan pemerintah adalah seluruh lapiasan masyarakat dan harta kesayangan seluruh lapiasan masyarakat adalah pemerintahnya. Tuhan menjadikan kita orang berdosa sebagai harta kesayangan-Nya maka mari kita mengasihi seperti Tuhan sendiri sudah mengasihi kita.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply