Homili 19 Juni 2017

Hari Senin Pekan Biasa ke-XI
2Kor 6:1-10
Mzm 98: 1.2-3ab.3cd-4
Mat 5:38-42

Kasih itu mengubah segalanya

Saya selalu mengingat pengalaman seorang guru di sebuah Sekolah Katolik dalam acara rekoleksi bersama para guru. Ia mengaku sudah lebih dari dua puluh tahun mengabdikan dirinya di sekolah yang dikelolah oleh sebuah Yayasan Pendidikan Katolik. Ia menjumpai siswa-siswi dengan latar belakang yang berbeda-beda. Kadang-kadang ia merasa kecewa dengan mereka sebab perilaku mereka kadang-kadang berlawanan dengan pendidikan nilai dan disiplin yang ada di sekolah tersebut. Ia pun tak segan-segan melakukan kekerasan verbal dan fisik kepada mereka. Namun pada suatu saat ia merasa bahwa apa yang dilakukannya selama ini adalah sebuah kekeliruan bahkan boleh dikatakan sebuah kesalahan fatal. Kekerasan verbal dan kekerasan fisik bukan hanya tidak mencerminkan dirinya sebagai pendidik, tetapi juga membuat beberapa siswanya bersikap munafik. Mereka hanya baik di depannya tetapi dibelakangnya mereka melawan, membenci dan lain sebagainya. Sejak saat itu ia berusaha membaharui dirinya. Ia berusaha mengasihi para siswa dan sisiwi apa adanya. Dan ternyata perubahan sikapnya sebagai guru yang mengasihi berhasil mengubah kehidupan sebagian siswanya. Ia mengaku berubah dan para siswanya juga berubah menjadi lebih baik karena cinta kasihnya.

Pengalaman seorang pahlawan tanpa tanda jasa ini mungkin juga menjadi pengalaman dari banyak di antara kita. Banyak kali kita mudah terprovokasi untuk membalas dendam, berlaku kasar supaya dipuji orang dan lain sebagainya. Banyak di antara kita yang mungkin mengingat cerita-cerita para begal motor. Ada di antara mereka yang mengatakan dirinya hebat kalau sudah berhasil membacok orang-orang tertentu yang tidak dikenalnya di jalanan. Itu baru namanya jawara sejati. Sebenarnya ini adalah jawara semu! Sang jawara sejati adalah orang yang mampu mengasihi dan bahwa kasihnya itu dapat mengubah kehidupan orang lain. Orang jahat sekalipun dapat berubah karena merasakan kasih dari orang yang mengasihinya.

Pada hari ini kita mendengar dari bacaan Injil Matius, pengajaran Yesus yang luar biasa di atas bukit Sabda Bahagia. Ia memberikan motivasi yang kuat bagi kita untuk selalu berbuat baik dan mengasihi semua orang. Ia memberi contoh, hukum lama mengatakan: “Mata ganti mata dan gigi ganti gigi”. Tuhan Yesus mengajarkan sesuatu yang baru: “Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu”. Yesus benar. Kalau saja orang yang berbuat jahat kepada kita dan kita membalasnya dengan kejahatan maka kita tetap mendukung orang itu untuk berbuat jahat. Dengan sendirinya kita juga ikut berbuat jahat. Sebaliknya Yesus mengatakan bahwa kalau orang menampar pipi kananmu, berikanlah juga pipi kirimu. Kita dapat membayangkan bahwa kalau saja orang itu masih memiliki hati nurani maka ketika ia sudah menampar pipi kanan, dia tidak akan berani menampar pipi kiri. Ini tandanya bahwa proses perubahan dalam diri kita, cinta kasih dan kebaikan dalam diri kita dapat mengubah kehidupan orang jahat.

Contoh lain yang diberikan Yesus adalah kalau orang mengadukanmu karena menginginkan bajumu maka berikanlah juga jubahmu. Apabila engkau dipaksa untuk mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil maka berjalanlah bersama dia sejauh dua mill. Kalau dia meminta sesuatu kepadamu maka berikanlah dan janganlah menolak orang yang meminjamkan kepadamu. Contoh-contoh ini semakin membuka wawasan kita bahwa berbuat baik dan mengasihi itu jauh lebih berharga daripada bersikap jahat kepada sesama. Cinta kasih dan keadilan jauh lebih tinggi nilainya daripada sikap jahat, membalas dendam dan berlaku kejam.

Sekarang marilah kita memeriksa batin kita. Banyak kali kita lebih suka memilih berlaku kasar dan jahat dari pada mengasihi dan berbuat baik. Banyak kali kita merasa bahwa mengalah itu tanda ketidakberdayaan kita padahal mengalah adalah peluang untuk membangun kasih dan kebaikan kepada sesama. Tuhan saja merelakan Yesus Putera-Nya untuk menebus manusia yang berdosa. Kalau Tuhan tidak merelakan Yesus Putera-Nya maka tidak ada keselamatan bagi kita semua. Kasih dan kebaikan hati itu mengubah segala sesuatu. Jangan pernah berhenti mengasihi dan berbuat baik kepada sesamamu.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply