Food For Thought: Cahaya…

Apakah cahayamu masih bersinar?

Saya selalu mengingat cerita istimewa dari kehidupan pribadi St. Theresa dari Kalkuta. Pada suatu kesempatan, Bunda Theresia membawa para susternya untuk mengunjungi orang-orang miskin di perkampungan sekitar Kalkuta. Mereka memasuki sebuah rumah yang dihuni seorang bapak beragama Hindu. Rumah itu tidak terurus. Para suster berinisiatif untuk membersihkan rumah itu. Jendela dan pintu dibuka, debu-debu beterbangan, tempat tidur dan perlengkapannya yang sudah kumal dibersihkan. Dalam waktu singkat rumah kumuh itu disulap menjadi tempat hunian yang layak.

Para suster sempat menemukan sebuah lampu lentera di pojok kamar. Sumbu lampu sudah habis, minyak tanah di dalam tangkinya juga sudah habis. Seorang suster berinisiatif untuk membeli minyak tanah dan sumbu yang baru. Lampu lentera itu dinyalakan. Semua orang yang melewati samping rumah itu terheran-heran karena ternyata rumah itu ada penghuninya. Enam bulan setelah itu para suster kembali mengunjungi bapa yang menghuni rumah itu. Bapa itu kelihatan lebih segar dan mulai tersenyum. Ia mengatakan kepada para suster kerinduannya untuk menjumpai mereka. Suster yang menyiapkan lampu lentera bertanya apakah masih ada minyak dan sumbuh lampu itu. Bapak itu menjawab: “Sejak kalian singgah di dalam gubukku, aku mengalami sebuah cahaya yang luar biasa. Kehadiran kalian telah menyinari kehidupanku”. Seorang bapak beragama Hindu merasakan terang yang para suster sebarkan kepadanya. Cahaya adalah perbuatan-perbuatan baik yang telah para suster lakukan baginya.

Tuhan Yesus pernah berkata: “Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuji Bapamu yang di Surga” (Mat 5:16). Perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan itu laksana cahaya yang menerangi kehidupan sesama yang lain. Perbuatan-perbuatan yang kita lakukan itu laksana cahaya yang membuat sesama mengenal dirinya, mengubah dirinya menjadi semakin serupa dengan Tuhan yang Mahakudus. Perbuatan-perbuatan baik itu adalah kesaksian hidup yang kita tunjukkan bagi sesama. Semua perkataan kita hanya mempengaruhi sebagian kecil hidup sesama, perbuatan baik justru mengubah lebih banyak kehidupan sesama.

Tuhan Yesus meminta para murid-Nya untuk tidak berhenti berbuat baik. Mereka harus mampu menyalakan pelitanya masing-masing untuk menerangi kehidupan sesama manusia, bukan menyembunyikannya sehingga kegelapan mengusai hidup manusia. Semua anggota keluarga harus berusaha menampakkan cahaya kehidupan dalam hidup mereka melalui perbuatan-perbuatan baiknya. Para murid Kristus harus berprinsip: “Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tiada suatu rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.” (Luk 8:17).

Apakah cahayamu masih bersinar?

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply