Food For Thought: Solo Jesus basta!

Solo Jesus Basta!

Saya pernah menemukan tulisan ini pada sebuah bingkai yang digantung di sebuah dinding rumah seorang sahabat saya. Pada lukisan Hati Amat Kudus Yesus itu tertulis “Solo Jesus basta!” Kalimat ini berarti, “Hanya Yesus saja cukup”. Kalimat ini mungkin terinspirasi dari puisi yang ditulis oleh St. Theresia dari Avila di mana terdapat sebuah kalimat “solo Dios basta!” atau “hanya Allah saja cukup”. Saya melihat kembali ke gambar Tuhan Yesus sambil mengangguk-angguk sendiri. Aku berkata dalam hatiku, benar “Solo Jesus basta!” Pikiran saya tertuju juga pada perkataan Tuhan Yesus ini: ‘Sine me nihil potestis facere! Without me you can do nothing!’ (Yoh 15:5). Ketika Tuhan Yesus menampakkan kemuliaan-Nya di atas gunung yang tinggi, Petrus, Yakobus dan Yohanes merasa ketakutan karena tidak mampu memandang kemuliaan Tuhan. Penginjil Markus mengisahkan bahwa setelah mendengar perkataan “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia” maka sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorang pun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri” (Mrk 9:8-9). Petrus, Yakobus dan Yohanes hanya melihat Yesus seorang diri. Mereka fokus saja pada Yesus, tidak da yang lain.

Petrus bersama para rasul juga pernah mengalami krisis di Galilea. Ketika itu Tuhan Yesus mengatakan bahwa supaya mereka dapat memperoleh hidup abadi maka mereka harus makan daging dari Tubuh-Nya dan minum darah-Nya. Bagi kebanyakan orang di Galilea saat itu, perkataan ini terlalu keras. Bagaimana mungkin orang mau memakan daging manusia dan minum darah manusia supaya hidup abadi? Sebab itu banya orang mengundurkan diri, tidak mau fokus lagi pada Tuhan Yesus. Maka Tuhan Yesus pun sempat bertanya kepada Petrus dan teman-temannya, apakah mereka juga mau pergi meninggalkan-Nya. Petrus dengan tegas mengatakan kepada Yesus: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” (Yoh 6:68-69). Perkataan Yesus adalah sebuah pengakuan iman yang luar biasa.

Solo Jesus basta! Hidup kita akan semakin berarti kalau kita benar-benar bersatu dengan Yesus sebab terlepas dari Yesus kita tidak dapat berbuat apa-apa. Hidup Kristiani kita diuji dengan melihat kualitas hidup kristiani kita, seberapa setianya kita menghayati hidup sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus yang baik dan benar. Apakah kita benar-benar hidup sebagaia orang Kristen? Kata Kristen berarti Kristus kecil. Dalam bahasa Inggris kita menemukan kata CHRISTIAN untuk menunjuk pada orang-orang yang percaya kepada Kristus. Kalau kita pisahkan kata CHRISTIAN ini maka bisa menjadi seperti ini: CHRIST-IAN dapat kita jadikan lebih panjang seperti ini Christ, I Am Nothing. Tuhan Yesus Kristus haruslah menjadi segala-galanya bagi kita. Kita tidak dapat berbuat apa-apa di hadirat-Nya. Dia pokok kehidupan kita, tidak ada yang lain.

Petrus dan Paulus dikenal sebagai dua rasul yang bergandengan mewartakan Injil Yesus Kristus dengan cara yang berbeda dan tempat yang berbeda meski akhirnya meninggal dunia di Roma dengan cara yang sama yakni sebagai martir. Mereka sangat berani mewartakan Tuhan Yesus dan Paskah-Nya sebab mereka percaya bahwa Roh Kudus dari Allah turut bekerja di dalam hidup mereka. Roh Kuduslah yang mengajarkan segala sesuatu tentang Tuhan Yesus dan segala karya-Nya di dunia ini. Kita sebagai gereja saat ini merasakan kehadiran Roh Kudus yang menggerakan hati semua orang untuk mengabdi kepada Tuhan di dalam Gereja. Apakah kita memberi diri kita untuk ikut terlibat aktif memberi diri kita bagi Tuhan di dalam Gereja? Atau kita hanya sekedar menjadi orang Kristen saja tanpa aktif membangun Tubuh Mistik Kristus yakni Gereja kita?

Pada hari ini kita perlu fokus pada Tuhan Yesus Kristus. Solo Jesus basta!

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply