Food For Thought: Dia yang bersukacita

Memandang dia yang bersukacita

Saya menemukan sebuah tulisan tangan dalam buku ‘Puji Syukur’. Bunyi tulisan itu adalah ‘Aku ingin memandang dia yang bersukacita di hadapan Tuhan’. Saya sendiri merasa bahwa kalimat-kalimat ini sangat inspiratif karena berhubungan dengan hidup Santa Perawan Maria. Dia adalah bunda yang bersukacita. Sebagai seorang pelayan Tuhan yang sedang melayani Elizabeth, ia masih mengungkapkan luapan sukacitanya dalam Magnifikat. Ia berkata: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.” (Luk 1:46-47). Ia bersukacita dalam Roh Kudus. Sukacita yang sama yang selalu kita harapkan sebagai anugerah Tuhan bagi kita.

Saya teringat pada Paus Fransiskus. Dalam Seruan Apostoliknya ‘Gaudete et Exultate’ beliau mengatakan bahwa Bunda Maria telah menghidupi Sabda Bahagia Yesus yang lebih daripada yang lain. Menurut Paus Fransisukus: “Maria adalah wanita yang besukacita di hadapan Allah, yang menyimpan segala perkara di dalam hatinya, dan membiarkan dirinya ditembusi oleh pedang. Maria adalah orang kudus di antara para kudus, yang paling terberkati. Ia mengajar kita jalan menuju kekudusan dan menyertai kita. Ia tidak mau bila kita jatuh lalu tinggal tetap di tanah, dan kadang ia menggendong kita tanpa menghakimi kita. Percakapan kita dengannya menghibur kita, membebaskan dan menguduskan kita. Maria, Bunda kita, tidak membutuhkan banyak kata. Ia tidak membutuhkan kita untuk berusaha untuk menceritakan apa yang terjadi. Cukuplah selalu dan senantiasa membisikan ‘Salam Maria’” (GE, 176).

Apakah kita selalu dan senantiasa membisikian ‘Salam Maria’. Doa salam Maria merupaka sebuah doa yang begitu sederhana, membantu kita untuk berefleksi tentang kehidupan Tuhan Yesus dalam peristiwa inkarnasi. Kita juga memohon doa kepada Bapa di Surga dengan perantaraan Bunda Maria untuk setiap kebutuhan hidup kita. Banyak anugerah dan rahmat Tuhan mengalir melalui perantaraan Bunda Maria. Benar apa yang dikatakan St. Alfonsus Maria de Liguori: “Maria adalah ibu umat manusia yang paling lembut; dialah tempat pengungsian bagi para pendosa”.

Kita mendoakan doa popular ini:

Tota pulchra es, Maria.
Et macula originalis non est in Te.
Tu gloria Ierusalem.
Tu laetitia Israel.
Tu honorificentia populi nostri.
Tu advocata peccatorum.
O Maria, O Maria.
Virgo prudentissima.
Mater clementissima.
Ora pro nobis.
Intercede pro nobis.
Ad Dominum Iesum Christum.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply