Kata-kata yang menguatkan: Bawalah semuanya kepada Yesus

Bawalah semuanya kepada Yesus

Kita mengakhiri hari ini dengan sebuah permenungan tentang ‘Bawalah semuanya kepada Yesus’. Penginjil Markus mengisahkan tentang sebuah mukjizat yang dibuat oleh Tuhan Yesus di hadapan para murid dan sejumlah besar orang yang datang kepada-Nya. Setelah tiga hari bersama Yesus, ternyata orang banyak itu sudah mulai merasa lapar. Ini menjadi kesempatan bagi Yesus untuk mengajar mereka ‘membawa semua pengalaman hidup hanya kepada Yesus’. Sebab itu Yesus meminta para murid-Nya untuk memberi orang banyak itu makan. Para rasul merasa takut karena yang mereka miliki hanya sedikit dan pasti tidak memuaskan banyak orang. Sebab itu Yesus meminta mereka untuk membawa roti dan ikan kepada-Nya. Ia menerimanya dan berekaristi sambil berkata: “Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.” (Mrk 6:41).

Kisah ini sebenarnya berbicara tentang kehidupan kita yang nyata. Masing-masing kita memiliki persoalan kehidupan. Ada banyak aneka kesulitan yang membebani kita. Kadang rasanya sulit untuk bernafas karena terlalu banyak beban. Namun demikian kalau kita hanya berhenti pada aneka beban kehidupan yang ada maka kita akan merasa bahwa hidup ini tidak berguna. Lalu apa yang harus kita lakukan? Kita harus berani membawa semua persoalan kehidupan kita kepada Tuhan. Hanya Tuhanlah yang dapat memberi solusi yang tepat bagi persoalan hidup kita. Maka jangan simpan persoalanmu di dalam hidupmu, bawalah kepada Yesus dan Ia akan memberi solusinya. Para murid sudah pernah mengalaminya ketika melihat begitu banyak orang yang kelaparan di hadapan Yesus.

Mari kita bertanya dalam diri kita: Apakah pada hari ini saya memiliki persoalan hidup tertentu? Apakah ada masalah yang saya hadapi pada hari ini? Apa solusi yang sudah saya lakukan? Saya simpan baik-baik persoalan itu di dalam hidupku atau saya membawanya kepada Yesus dan membiarkan Yesus mengaturnya di dalam hidupku? Bawalah…persembahkanlah kepada Yesus.

P. John Laba, SDB

Leave a Reply

Leave a Reply