Food For Thought: Membangun Komunitas Agape

Membangun Komunitas Agape

Masa covid-19 benar-benar menjadi masa di mana kita menunjukkan jati diri kita sebagai manusia sejati, dalam hal ini homo homini socius. Hal ini sangat terlihat Ketika tembok-tembok pemisah dirobohkan, kotak-kotak dihancurkan dan semua orang melebur, menyatu menjadi saudara untuk semua. Tidak ada suku, ras, agama dan antar golongan, semuanya adalah manusia yang utuh. Saya memaknai pengalaman covid-19 ini sebagai sebuah terang yang menerangi kegelapan hidup kita. Ketika kita terlena dan lupa pada Tuhan maka ada saja pengalaman bahkan yang keras dan dahsyat, memporak-porandakan hidup kita. Pada kesempatan seperi itulah kita kembali kepada-Nya dan memohon pengampunan. Saya teringat pada pengalaman umat Israel, di mana Ketika mereka jatuh ke dalam dosa dan mendapat malapetaka, saat itu mereka datang kepada Musa dan memohon supaya Musa memohon pengampunan bagi mereka (Bil 21: 7-8).

Satu hal yang indah saat ini adalah upaya membangun sebuah komunitas agape. Sebuah komunitas manusia yang dibangun di mana kasih adalah dasarnya. Ketika kasih menjadi dasar dari segala sesuatu maka manusia tidak akan menomorsatukan kebenciaan, kesombongan dan keegoisan. Semuanya akan memperjuangkan kasih sebagai segalanya.

Saya bangga karena telah mengenal dan mengikuti Tuhan Yesus dari dekat. Saya bangga sebagai orang Kristen. Kristen berarti Kristus kecil di tengah dunia yang senantiasa memandang dan mengikuti teladan Yesus Kristus.

Dalam amanat perpisahan-Nya, Ia mengingatkan para murid-Nya hal-hal yang mengagumkan sepanjang masa:

Pertama, Kasih. kasih harus dimiliki dan dibagikan sebagai manusia karena kasih berasal dari Allah yang lebih dahulu mengasihi. Allah adalah kasih dan Dia memiliki-Nya, kasih adalah Diri-Nya maka kita membagikan Allah kepada sesama. Komunitas agape akan membangun kasih, membangun kultur kasih dan membawa Allah yang adalah kasih kepada sesamanya.

Kedua, Sahabat. Hal yang mengagumkan adalah Yesus yang adalah Allah Putera menyapa kita sebagai sahabat bukan sebagai hamba. Kita bukan hamba Yesus tetapi bermartabat sebagai sahabat. Mengapa kita begitu sulit menjadi sahabat bagi diri sendiri dan sesama juga dengan Tuhan? Yesus saja rela menjadi sahabat manusia yang berdosa, kita sangat sulit dan menolak menjadi sahabat manusia yang lain. Komunitas agape adalah sebuah komunitas persahabatan bukan perhambaan.

Ketiga, bangga sebagai pilihan. Tuhan memilih dan menentukan kita untuk melanjutkan pekerjaan-Nya di dunia ini. Kita adalah limited edition, karena dipilih dan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Hanya saja kita lupa bersyukur kepada Tuhan Yesus yang sudah memilih dan menentukan kita sebagai bagian dari hidup-Nya. Komunitas agape selalu bersyukur karena dipilih dan ditentukan oleh Tuhan.

Tuhan memberkati kita,

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply