Homili 1 Juli 2020 – Injil Untuk Daily Fresh Juice (DFJ)

Hari Rabu Pekan Biasa ke-XIII/A
Am. 5:14-15,21-24
Mzm. 50:7,8-9,10-11,12-13,16bc-17
Mat. 8:28-34

Lectio:

Pada suatu hari Yesus menyeberang Danau Genesaret dan tiba di daerah orang Gadara. Maka datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka itupun berteriak, katanya: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: “Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu.” Yesus berkata kepada mereka: “Pergilah!” Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu. Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, merekapun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan:

Tak ada tempat bagi setan

Ada berbagai media masa, baik di dalam maupun luar negeri tengah mengumumkan ke public selama beberapa minggu terakhir ini bahwa sudah sedang terjadi Covid-19 gelombang kedua. Akibatnya negara-negara seperti China melock down kota Beijing dan Singapore melakukan lock down seluruh negerinya. Tentu saja berita-berita sekitar covid-19 menjadi berita yang hangat dan menakutkan bagi umat manusia. Harapan hidup di dunia dan di hadirat Tuhan menjadi tantangan tersendiri. Dari pihak manusia, ada protes kepada Tuhan, seolah-olah Tuhan menghendaki adanya covid-19 yang sudah menelan banyak korban jiwa. Ada yang mempertanyakan kuasa Tuhan atas covid-19: “Kalau Tuhan itu Mahakuasa, mengapa Ia mengijinkan berkembangnya virus mematikan ini?” Pertanyaan yang kita dengar dalam bacaan Injil hari ini: “Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” dapat juga menjadi pertanyaan banyak orang saat ini kepada Tuhan. Mungkin kita secara pribadi mempertanyakan kuasa Tuhan ketika kita mengalami penderitaan dan kemalangan. Dan semua ini terjadi karena kita adalah generasi pelupa. Kita lupa bahwa hanya Tuhan Yesus saja yang dapat melepaskan dan membebaskan kita dari kuasa apapun di dunia ini. Tidak ada lagi tempat bagi setan di dunia karena kuasa Yesus.

Pada hari ini kita mendengar kisah Yesus dalam Injil Matius, bahwa Ia bersama para murid-Nya menyeberang Danau Genesaret atau Danau Galilea dan tiba di daerah orang Gadara. Gadara merupakan sebuah daerah yang terletak sekitar 10 Km di sebelah tenggara Danau Genesaret. Di tempat ini terdapat sebuah pekuburan, di mana Yesus seorang diri berhadapan dengan dua orang yang kerasukan setan. Kedua orang yang kerasukan ini dinilai sangat berbahaya maka tak seorang pun berani menaklukan mereka. Kini hanya seorang Yesus saja yang berhadapan dengan mereka. Dan apa yang terjadi? Kedua orang yang kerasukan setan ini menunjukkan ketakutan setan dan kuasanya di hadapan Yesus. Inilah perkataan mereka: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya? Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu.” Lihatlah bahwa setan-setan saja mengenal Yesus sebagai Anak Allah yang ‘menyiksa’ atau ‘mengalahkan kuasa setan’ sebelum waktunya. Yesus yang satu dan sama mengusir setan-setan dan kuasanya lalu membebaskan atau melepaskan kedua orang yang kerasukan menjadi orang yang lahir baru di hadapan Yesus.

Apa reaksi dari Tuhan Yesus? Dalam perikop yang barusan kita dengar, Yesus hanya mengatakan satu kata saja: “Pergilah”. Perkataan Yesus ini singkat namun memiliki kuasa yang luar biasa. Perkataan yang penuh kuasa dari satu orang mampu mengalahkan kuasa setan yang sangat ditakuti semua orang di Gadara. Setan-setan itu memilih untuk merasuki babi, hewan najis dalam budaya Yahudi. Menjadi jelaslah bahwa yang kotor akan merasa nyaman di tempat yang kotor. Penjaga babi tidak menuntut Yesus karena kawanan babi yang terjun bebas ke dalam danau karena mereka juga sebenarnya tidak boleh beternak hewan yang dianggap najis ini. Yesus hanya di minta untuk meninggalkan daerah Gadara saja. Tentu saja rasa takjub akan kuasa Yesus adalah ingatan yang sangat kuat bagi orang-orang Gadara.

Apa yang menjadi kekuatan Sabda bagi kita hari ini?

Pertama, Dari Injil kita semua merasa bangga karena memiliki seorang Yesus yang luar biasa. Tidak ada suatu kuasa apapun di dunia ini yang dapat mengalahkan kuasa Tuhan. Kesan seperti ini sungguh terjadi pada setan-setan yang menguasai dua orang di Gadara. Orang-orang Gadara tidak mampu mengalahkan setan-setan dan kuasanya. Hanya Yesus seorang diri yang mampu mengalahkan kuasa setan. St. Paulus benar ketika mengatakan: “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Rom 8: 35-39). Kita lebih dari pemenang karena Yesus membebaskan kita.

Kedua, Tuhan Yesus sedang melawati kita yang tinggal dalam ‘Gadara’ hidup kita karena kuasa setan. Roh-roh jahat atau kuasa setan yang merasuki kedua orang itu memilih merasuki babi, hewan najis. Demikian orang-orang terbiasa hidup dalam dosa akan tetap nyaman dalam dosa-dosanya. Berapa orang yang berani mengakui bahwa kebiasaannya berbuat dosa yang sama adalah dosa? Ada yang sudah berpikir bahwa itu bukan lagi dosa. Kita mengenal korupsi berjamaah sebab orang-orang itu tidak merasa bahwa korupsi adalah dosa. Injil hari ini mengoreksi kita supaya kebiasaan untuk jatuh ke dalam dosa yang sama haruslah ditinggalkan. Kita butuh Yesus, mengandalkan-Nya untuk membebaskan dan melepaskan kita dari kuasa dosa supaya tidak jatuh ke dalam dosa yang satu dan sama.

Ketiga, Hari ini kita harus berani berkata: “Tidak ada lagi tempat bagi setan dan kuasa-kuasanya.” Mengapa? Karena kita memilih tinggal bersama Yesus bukan bersama setan. Oleh sebab itu butuh kebiasaan baik yaitu berdoa dan kembali ke sakramen tobat. Kita berusaha supaya berdoa lebih baik lagi. Kita jujur di hadirat Tuhan dengan mengakui dosa-dosa dan salah kita. Setan hanya akan takut dan mengalah karena kuasa Tuhan melingkupi kita semua.

Marilah Berdoa: Tuhan Yesus Kristus, sertailah dan lindungilah kami dari kuasa-kuasa setan yang selalu menjerumuskan kami untuk jatuh dalam dosa-dosa yang sama. Semoga kami dapat bertobat dan kembali kepada-Mu. Amen.

PJ-SDB