Food For Thought: Kepemilikan

Kepemilikan

Saya pernah berbincang-bincang dengan seorang pemuda. Perbincangan kami makin lama semakin menarik tentang usaha pribadi untuk merawat diri. Rasanya memang lucu, karena perbincangan dengan seorang romo lalu berfokus pada usaha merawat diri. Dia mengatakan bahwa para romo itu harus merawat diri dengan baik, menjaga penampilan supaya pelayanan para romo itu bisa berkenan di hati Tuhan dann hati umat. Saya tersenyum karena pemuda ini tidak sungkan memberi nasihatnya kepada para romo bukan untuk tebar pesona tetapi menebarkan kasih dan kebaikan Tuhan kepada sesama. Ia membalas senyuman saya, mungkin dia mengerti apa yang saya pikirkan, dengan berakata: “Romo lihat saya, jelek-jelek begini milik Tuhan maka saya berusaha untuk menjaga dan merawatnya. Hanya dengan demikian saya dapat melayani orang lain, apalagi para romo.” Perbincangan kami ini sederhana, tidak formal, hanya sekedar mengisi quality time kami tetapi ternyata membawa pesan tersendiri.

Ada dua hal yang saya pikirkan setelah perbincangan dengan pemuda ini. Pertama, Para Romo adalah milik Tuhan. Sebagai umat sang pemuda mengharapkan supaya para romo menjaga dan merawat dirinya supaya melayani Tuhan dan sesama dengan baik. Para romo adalah milik Tuhan. Tuhan yang punya pekerja, dan Gereja selalu berdoa supaya Tuhan mengirim pekerja-Nya supaya melayani di ladang yang tuaiannya berlimpah. Sebab itu wajarlah kalau para romo yang sudah meninggalkan segalanya untuk melayani Tuhan ini menjaga dan merawat dirinya dengan baik. Merawat diri bukan hanya sekedar merawat tubuh tetapi merawat jiwa juga. Tubuh sehat, jiwa juga sehat karena setia dalam pangakuan dosanya, Paus Fransiskus mengharapkan supaya para romo yang menjaga dan merawat diri dengan baik ini dapat berbau domba.

Kedua, Karena para romo adalah milik Tuhan makah tidak ada yang mengklaim bahwa para romo itu milik ini dan itu. Sama seperti Santu Paulus mengatakan bahwa ada trend di Korintus di mana orang memegahkan diri atas manusia. Ada yang mengklaim menjadi bagian dari Paulus, Apolos dan Kerfas. Paulus mengatakan: “Semua itu milik kalian, tetapi kalian milik Kristus dan Kristus milik Allah” (1Kor 3:23). Yang terjadi adalah banyak umat yang suka memilih romo in dan romo itu, sehingga ketika romo itu pindah tugas, mereka juga tidak datang lagi ke Gereja. Apakah mereka mengikuti Yesus atau mengikuti romo tertentu ya? Ketika romo tertentu konon memiliki ‘indera ke enam’ maka dia menjadi langganan tetap, hingga romo itu lupa bahwa kuasa itu dari Tuhan bukan dari dirinya sendiri. Memang sangat manusiawi dan romonya juga masih manusia.

Salam dan berkat Tuhan untuk kita semua,

P. John Laba, SDB