Food For Thought: Occazione o Tentazione

Occasione o Tentazione?

Beberapa tahun yang lalu saya pernah membaca sebuah buku berjudul ‘Occazione o Tentazione’ yang berarti ‘Kesempatan atau Pencobaan’. Buku ini ditulis oleh Pater Silvano Fausti, SJ sebagai sebuah panduan kecil untuk melakukan ziarah batin yang amat menarik, berawal dari tradisi yang lebih kuno dan sudah teruji dan membantu kita untuk melakukan discernment hingga mencapai keputusan yang tepat dalam hidup ini. Pater Silvano menyajikan pemikirannya ini dengan eksposisi yang tepat dan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu untuk melihat perbedaan antara kesenangan dan kegembiraan yang nyata, antara kesedihan positif dan negatif hingga mencapai kebebasan sejati. Buku ini juga menarik karena ilustrasi dari kulit buku menggambarkan tangan manusia berlapiskan kulit ular piton sambil memegang buah apel. Tentu pikiran kita langsung tertuju pada kisah manusia pertama yang jatuh ke dalam dosa karena mereka mengalamo godaan iblis dalam rupa ular.

Kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa, kita selalu baca dalam Kitab Kejadian tentang iblis dalam rupa ular menggoda manusia pertama. Cara menggoda dimulai dengan dialog yang sederhana antara ular yang merupakan ciptaan cerdik dengan Hawa: Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” (Kej 3:1). Perempuan yang diciptakan dari tulang rusuk Adam itu menjelaskan kepada ular: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” (Kej 3:2-3). Ular itu tetap menggoda hingga perempuan itu jatuh ke dalam dosa. Ia memetik buah dari pohon pengetahuan, memakannya sedikit dan membagikannya kepada Adam. Inilah saat pertama kali manusia jatuh dalam dosa berjamaah. Mereka menjadi telanjang dan mulai merasa malu di hadirat Tuhan.

Dosa berjamaah masih terjadi saat ini. Selalu ada ‘Occazione’ dan ‘Tentazione’ di dalam hidup kita. Maraknya korupsi bahkan sampai dana untuk orang miskinpun dikorupsi karena ada ‘occazione’ atau kesempatan. Setiap kali ada occazione atau kesempatan selalu ada Tentazione atau pencobaan. Kalau saja orang tidak memiliki kekuatan untuk bertahan terhadap godaan maka ia akan dengan mudah jatuh ke dalam dosa korupsi. Demikian juga pengalaman-pengalaman lain. Kalau ada kesempatan maka selalu ada godaan untuk melakukan dosa dan salah.

Tuhan menciptakan kita dan memandang kita sebagai ciptaan yang baik adanya sebab kita diciptakan sesuai dengan wajah-Nya sendiri. Kalau demikian apapun occazione dan tentazionenya, kita harus tetap tegar sebab Tuhan menyertai kita. Kita jangan hidup sebagai hamba dosa tetapi harus memenangi dosa karena kita lebih dari pemenang (Rm 8: 37).

Tuhan memberkati kita semua dan selamat merayakan Imlek bagi saudari dan saudara yang merayakannya.

PJ-SDB