Food For Thought: Persahabatan dengan Yesus

Merawat persahabatan dengan Yesus

Kita sedang berada di masa prapaskah dan masih berada dalam masa pandemi. Ini merupakan masa prapaskah kedua dalam masa pandemi. Tentu masing-masing memiliki pengalaman istimewa. Misalnya Jalan Salib dan Misa dilakukan secara online. Pada saat ini kita masih meneruskannya apa yang sudah kita lakukan pada tahun yang lalu. Namun demikian pada tahun 2021 ini sudah mulai ada kelonggaran karena selain misa online, sudah ada misa offline dan umat khususnya di KAJ (Keuskupan Agung Jakarta) boleh membawa komuni untuk anggota keluarga yang tidak sempat hadir dalam perayaan Ekaristi. Tentu saja ini sebuah terobosan yang secara pastoral dapat dipertanggung jawabkan.

Tuhan Yesus menyapa kita sebagai sahabat-Nya. Ia berkata: “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yoh 15: 14). Sahabat itu lebih luhur dari pada kawan dan teman. Sahabat itu selalu hadir di dalam dunia kehidupan kita kapan saja, di saat bahagia atau di saat kita tidak merasa bahagia. Ketika kita sakit, sahabat akan menunjukkan dirinya seolah-olah sakit bersama kita. Ketika kita bahagia, dia juga akan bahagia bersama kita atau kita bersama mereka. Sahabat Yesus yang istimewa itu ikut merasakan pederitaan-Nya seolah-olah dia sendiri yang berada dan menyaksikan peristiwa itu.

Hari ini kita mendengar sebuah kisah Yesus yang sederhana namun penuh makna. Para penginjil Sinoptik mengisahkan bahwa Yesus mengajar dengan kuasa dan wibawa. Tentu saja semua orang melihat-Nya dengan penuh keheranan. Mereka tercengang, heran dengan sosok Yesus yang luar biasa. Namun ada hal-hal tertentu yang bagi orang-orang Yahudi merasa bahwa Yesus melanggar adat istiadat Yahudi sehingga para murid-Nya pun tidak berpuasa. Berkaitan dengan hal ini, Yesus berkata: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Mempelai laki-laki adalah Yesus sendiri yang siap untuk mengurbankan diri-Nya bagi manusia. Para murid atau Gereja adalah sahabat-sahabat Yesus sang mempelai laki-laki. Satu hal yang penting adalah hidup dan berlaku sebagai sahabat Yesus.

Apakah anda adalah sehabat Yesus? Lakukanlah perintah-perintah Tuhan Yesus dan anda akan menjadi sahabat sejati-Nya. Masa prapaskah di masa pandemi ini mengingatkan kita untuk membangun persahabatan sejati sesuai dengan nilai-nilai kristiani yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri. Mari merajut persahabatan dengan Tuhan Yesus Kristus.

Tuhan memberkati kita semua dan selamat malam.

P. John Laba, SDB