Food For Thought: Saya seorang imam!

Saya seorang imam!

Pada hari ini kita mengenang Santo Yohanes Krisostomus. Orang kudus yang dikenal sebagai ‘bermulut emas’ ini sangat menginspirasi saya hari ini maka saya patut berterima kasih kepadanya. Ada dua hal yang membuat saya patut berterima kasih kepadanya. Pertama, dia adalah seorang uskup, yang membaktikan dirinya sampai tuntas bagi domba gembalaannya. Untuk itu dia menasihati para imam seperti ini: “Pekerjaan imam dilakukan di dunia, tetapi berperingkat di antara aturan-aturan surgawi. Dan ini benar, sebab tidak ada orang, malaikat, malaikat agung, dan kekuatan lain, melainkan sang Roh Kudus sendiri yang menahbiskan suksesi ini, dan meyakinkan manusia yang ketika masih berada dalam daging untuk mewakili pelayanan para malaikat. Imam, karenanya, haruslah murni seperti dia sedang berdiri di dalam surga, di tengah-tengah kekuatan itu.”

St. Yohanes Krisostomus mengingatkan saya bahwa saya itu ditahbiskan sebagai imam, minyak krisma sebagai lambang Roh Kudus dioleskan di tanganku untuk turut menguduskan barang dan bahan persembahan bagi Tuhan. Dari pengalaman pribadi, saya menemukan perkataan yang selalu menguatkan: “Untuk itulah engkau ditahbiskan.” Pengorbanan diri sebagai bukti kasih harus tetap membara.

Perkataan kedua, “Kitab Suci membawa kita kepada Allah dan membuka sebuah jalan kepada pengetahuan tentang-Nya.” Kita sedang berada dalam Bulan Kitab Suci Nasional. Tema Bulan Kitab Suci Nasional tahun ini sangat kontekstual dan matang untuk iman kita. Temanya adalah: “Yesus sahabat seperjalanan kita”. Dia menjadi sahabat orang yang putus asa, orang yang kehilangan, orang yang menderita dan yang bertobat. Perkataan Santo ini benar adanya. Kitab Suci membawa kita kepada Allah, karena sabda atau perkataan-Nya sendiri. Semakin kita mengenal Kitab Suci, semakin kita mengenal Yesus sebagai Sabda hidup.

Kedua perkataan St. Yohanes Krisostomus ini sangat membentu permenunganku sebelum mengakhiri hari ini. Semoga kelembutan hati uskup ini menginspirasi kita semua. Umat setia mendoakan para imamnya, bukan hanya sabtu pertama dalam bulan. Semoga kami para imam juga selalu berusaha untuk berbenah diri supaya layak menjadi Kristus lain yang ada di dalam Gereja dan tengah dunia. Semoga kita semua menjadikan Kitab Suci sebagai pedoman yang membawa kita kepada Allah sendiri yang bersabda kepada kita.

Tuhan melindungi dan menjaga kita semua.

P. John Laba, SDB