Homili 6 Januari 2021

Hari Kamis Setelah Penampakan Tuhan
1Yoh. 4:19 – 5:4
Mzm. 72:2,14,15bc,17
Luk. 4:14-22a

Kata-kata yang indah

Kita memasuki hari Kamis sesudah penampakkan Tuhan sekaligus merupakan hari-hari terakhir masa Natal. Bacaan-bacaan Kitab Suci dalam perayaan Ekaristi perlahan-lahan mendampingi kita untuk mengimani Tuhan Yesus, bukan lagi sebagai bayi yang lemah yang berbaring di dalam palungan, namun seorang Yesus yang bertumbuh menjadi dewasa, dikasihi Bapa dan manusia. Iman kita memang seharusnya bertumbuh demikian, mengimani Yesus yang oleh Santo Lukas dikatakan: “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” (Luk 2:52). Apakah kita mengikuti jalan yang sama dengan perkataan Lukas ini dengan mengakui bahwa Tuhan Yesus bertambah besar, bertambah hikmat, sehingga dapat dikasihi Allah dan manusia.

Tentu saja rasa bangga ini tidak hanya menjadi milik kita. Tuhan Yesus menyelamatkan kita semua. Ini adalah kehendak Bapa di Surga baginya. Santo Lukas mengisahkan bahwa setelah memenangkan pencobaan di padang Gurun, Yesus kembali ke Galilea, penuh dengan Roh Khudus. Di Galilea, Yesus sempat masuk ke dalam Sinagoga untuk mengajar dengan bagus sehingga layak diberi jempol. Dia juga pergi ke Nazaret. Pada Hari Sabat ia mendapat tugas untuk membaca dari Kitab Nabi Yesaya. Ini menjadi kesempatan bagi-Nya untuk menunjukkan orang-orang sekampung halamannya tentang visi dan misi-Nya di dunia ini: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Luk 4:18-19).

Kita dapat membayangkan situasi di dalam Sinagoga saat itu. Semua mata tertuju kepada Yesus, dengan penuh keheranan. Bagi Mereka Yesus adalah anak Yusuf, namum mengapa ia berkata: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” (Luk 4:21). Dan semua orang di dalam Sinagoga itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya. Kata-kata Yesus memang indah karena menyangkut visi dan misinya di dunia ini. Tuhan Yesus mewartakan Injil kepada kaum papa miskin. Dia melakukannya dengan sempurna. Injil sebagai khabar sukacita dapat membebaskan para tawanan, membuka mata orang buta, membebaskan orang tertindas dan saat berahmat. Semua ini memang sangat dibutuhkan manusia sebagai anak-anak Tuhan.

Kata-kata indah tidak hanya diucapkan Yesus, sang Mesias kita. Yohanes dalam bacaan pertama juga mengungkapkan kata-kata indah tentang kasih. Dia tidak hanya mengatakan bahwa Allah adalah kasih tetapi bahwa kasih itu berasal dari Allah dan Dialah yang lebih dahulu mengasihi kita (1Yoh 4:19). Konskuensinya adalah kita harus mengasihi sesama kita. Yohanes berkata: “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” (1Yoh 4:20). Banyak kali kata-kata kita begitu indah tetapi tidak mencerminkan kasih kita kepada sesama. Yang terjadi adalah adanya hitung menghitung berkaitan dengan segala pemberian yang sudah kita bagikan kepada sesama kita. Menyedihkan sebab kita lupa diri karena yang memiliki segalanya adalah Tuhan.

Yohanes juga menambahkan bahwa setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, dia tentunya lahir dari Allah. Orang-orang seperti ini tentu merasakan sebuah ketenangan dalam hidupnya yang tak dapat diungkapkan dengan sempurna adanya. Mengasih Allah berarti menaati segala perintah-Nya dan melakukannya secara nyata. Iman merupakan anugera khusus bagi kita untuk menaati perintah dan mengasihi Allah. Semua ini adalah kata-kata indah indah bagi permenungan kita. Kata-kata indah dari Tuhan hendaknya menjadi kata-kata kita untuk mengabdi Tuhan dan sesama. Kata-kata indah itu kata-kata penuh kasih.

P. John Laba, SDB