Homili 7 Januari 2022

Hari Jumat setelah Penampakan Tuhan
1Yoh. 5:5-13
Mzm. 147:12-13,14-15,19-20
Luk 5:12-16

Tuhan Yesus luar biasa

Beberapa hari yang lalu saya berjumpa dengan seorang sahabat. Kami bercerita tentang pengalaman pelayanan kami. Ia berkata: “Saya memiliki banyak sahabat kenalan, dari berbagai lapisan masyarakat dan golongan yang berbeda-beda. Banyak yang agamanya beda dan relasi kami baik-baik saja. Kadang kami berdiskusi tentang doktrin agama-agama kami tetapi saya tidak terpengaruh untuk mengatakan bahwa semua agama sama. Saya tetap dan sangat mencintai Tuhan Yesus karena Dia memang unik dan luar biasa.” Saya tersenyum mendengar pengakuannya ini. Saya mengatakan kepadanya bahwa dia masih waras. Tuhan itu sungguh baik bagi kita semua, meskipun jalan kita berbeda-beda untuk menyembah-Nya. Tuhan Yesus tetap luar biasa dan sungguh baik.

Pada hari ini kita mendengar sebuah kisah Injil yang bagus. Kisah tentang penyembuhan seorang kusta. Orang kusta ini mungkin sudah lama mendengar tentang Yesus. Dia tahu diri maka dia datang kepada Yesus dan menunjukkan gestur tubuhnya sebagai pribadi yang membutuhkan Tuhan: “Dia tersungkurlah dan memohon kepada Yesus: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Orang-orang kusta saat itu dianggap najis karena penyakit kulit yang dideritanya. Mereka biasanya tinggal sendirian, tidak rapi dalam berpakaian dan kurang dihargai. Mereka benar-benar terasing. Namun dia memiliki sikap positif yaitu berpasarah kepada Tuhan Yesus. Apa yang dilakukannya? Ia memohon dengan sangat supaya Tuhan Yesus menyembuhkannya: ‘Jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”

Apa reaksi yang Tuhan Yesus lakukan? Tuhan Yesus memandang orang kusta ini dengan penuh kasih. Selanjutnya Tuhan Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” (Luk 5:13). Orang kusta ini sembuh total. Dia tidak perlu minder dengan sesamanya karena Tuhan Yesus sudah menyembuhkannya. Tuhan Yesus memberikan petunjuk kepadanya: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.” (Luk 5:14). Dengan memperlihatkan bahwa dia sudah tahir sehingga layak untuk bergabung dengan orang lain. Dia juga dapat bergabung dalam doa bersama di dalam Sinaggoga atau di Bait Suci Yerusalem.

Apa yang unik dari Tuhan Yesus dalam kisah Injil ini? Orang lain boleh takut untuk mendekati orang kusta yang dianggap najis, namun Tuhan Yesus malah mendekati orang kusta yang membutuhkan anugerah kesembuhan. Tuhan Yesus mengulurkan tangan, menjamah dan berbicara dengannya. Hasilnya adalah kesembuhan, keselamatan. Sambil memanandang Yesus, kita belajar untuk malu. Mengapa demikian? Sebab kita mungkin hanya melihat orang kusta dari jauh, mengulurkan tanganpun tidak. Seandainya kita adalah orang kusta apa yang akan kita lakukan? Kita mungkin berhenti sebentar dan melihat dari jauh saja. Kita berikrar untuk saling mengasihi meskipun kasih kita tidak sempurna dibanding dengan kasih Tuhan sendiri. Dari Yesus kita belajar untuk berani memberi diri kepada sesama yang sangat membutuhkan. Betapa gembiranya orang yang mengalami kasih Tuhan dari anda, saya, kita.
Dalam bacaan pertama, kita mendengar perkataan Yohanes tentang siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? Sebab itu kita dapat mengalahkan dunia dengan kuasa Tuhan karena iman kepada-Nya. Selanjutnya penginjil Yohanes menulis: “Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.”

Yohanes selanjutnya bersaksi: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.” (1Yoh 5:7-9). Kesaksian Trintarian ini sangat penting untuk iman kita. Orang kusta di dalam bacaan Injil mewakili kita semua sebagai orang beriman yang membutuhkan kesembuhan dari Yesus. Dan sesudah disembuhkan kita dipanggil untuk bersaksi tentang Allah Tritunggal Mahakudus melalui Yesus Kristus Tuhan kita. Kita dapat bersaksi tentang Yesus sang Anak Allah kalau kita sungguh mengasihi-Nya. Tuhan Yesus tetap luar biasa karena Dia menyembuhkan sakit dan penyakit kita juga.

Pada hari ini kita benar-benar dikuatkan untuk semakin mengimani Yesus, semakin mengasihi-Nya dan semakin bersatu dengan-Nya. Dengan satu suara kita pun berkata bahwa Tuhan kita memang luar biasa.

P. John Laba, SDB