Homili 8 Maret 2022

Hari Selasa, Pekan Prapaskah kedua
Yes. 55:10-11
Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19
Mat. 6:7-15

Kuasa Sabda Tuhan

Pada hari ini saya mengingat kembali dua ayat Kitab Suci yang sangat menyegarkan tentang kuasa Sabda Tuhan. Kutipan pertama saya ambil dari Kitab Mazmur, di mana dikatakan begini: “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Mzm 119:105). Perkataan Tuhan ini sangat menyegarkan saya karena saya merasa yakin bahwa selama puluhan tahun hidup sebagai seorang biarawan di dalam Kongregasi Salesian Don Bosco, Sabda Tuhan benar-benar memiliki kuasa untuk menuntun langkah kaki saya. Ketika mengalami padang gurun dalam hidup, Tuhan selalu hadir dengan Sabda yang menguatkan dan menerangi hidup ini. Sabda Tuhan memang luar biasa, memiliki daya transformatif dalam hidup saya. Kutipan kedua adalah: “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibr 4:12). Sabda Tuhan adalah kata-kata cinta dari Tuhan yang adalah kasih. Setiap perkataan Tuhan adalah makanan yang menghidupkan, kuat dan memiliki daya korektif yang luar biasa. Tuhan mengubah hidup kita dengan perkataan kasih-Nya, sederhana dan tajam, lebih tajam dari pedang bermata dua. Pertobatan radikal dapat berasal dari Sabda Tuhan yang kita dengar dalam hidup kita.

Sabda Tuhan memiliki daya transformatif yang luar biasa. Sabda yang diucapkan Tuhan sendiri akan berdampak dalam hidup seorang pribadi yang mendengarnya. Maka tepat sekali perkataan Tuhan melalui nabi Yesaya: “Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yes 55:10-11). Setiap Sabda yang keluar dari mulut Allah tidak akan kembali begitu saja. Sabda itu melakukan apa yang disabdakan Tuhan bagi manusia akan mengubah manusia itu untuk menjadi layak bagi Tuhan sendiri dan sesama manusia. Maka Sabda Tuhan memiliki kuasa laksana pedang dan pelita yang menuntun langkah kaki kita. Apakah kita sungguh diubah dan berubah karena Sabda Tuhan?

Apa yang harus kita lakukan supaya Sabda Tuhan tetap awet dalam hidup kita?

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memberi petunjuk kepada kita supaya mengikuti rencana dan kehendak Allah Bapa di dalam Surga karena Tuhan Yesus sendiri berkata: “Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.” Tuhan sudah mengetahui isi hati kita maka kita harus semakin terbuka kepada rencana dan kehendak Allah. Hal ini tentu dapat dilakukan secara sempurna dalam hidup manusia. Hal kedua yang penting adalah dengan berdoa.Tuhan Yesus hadir untuk mengajar doa Bapa Kami kepada para murid-Nya. Dia memberikan pengajaran dan pemahaman yang sangat baru tentang bagaimana manusia dapat hidup di hadirat Tuhan dan berelasi dengan-Nya.

Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus dalam Injil adalah doa yang paling sempurna. Di dalam doa ini terdapat tujuh buah permohonan yakni: Dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam Surga, berilah kami hari ini roti secukupnya, ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami, jangan masukan kami ke dalam pencobaan, bebaskanlah kami dari yang jahat. Inilah ketujuh permohonan yang mencerminkan semua doa-doa kita kepada Tuhan. Maka banyak kali kita malu untuk berdoa secara spontan. Bagi saya, doa Bapa Kami sudah lebih dari cukup. Ketika kita mendoakan doa Tuhan ini, semua yang kita butuhkan, kita sampaikan kepada Tuhan. Dia menolong kita selalu tepat pada waktunya.

Masa prapaskah menjadi kesempatan bagi kita untuk belajar berdoa dan berdoa tanpa henti. Kita harus berusaha untuk menjadi manusia pendoa bukan membanggakan orang lain sebagai pendoa. Sabda Tuhan meneguhkan doa-doa yang kita sampaikan kepada Bapa di surga. Maka rajinlah membaca dan merenungkan serta melakukan Sabda. Berdoalah untuk dirimu dan sesame manusia.

PJ-SDB