Homili 5 Oktober 2022 – Injil Untuk Daily Fresh Juice

Hari Rabu, Pekan Biasa ke-XXVII
Peringatan fakultatif St. Faustina Kowalska
Gal. 2:1-2,7-14
Mzm. 117:1,2
Luk. 11:1-4

Lectio:

“Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.” Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”
Demikianlah Sabda Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan:

Yesus seorang pendoa sejati

Pada hari ini kita mengenang santa Faustina Kowalska. Sejak masa kanak-kanak, orang kudus ini sudah menonjol dalam hal praktik kesalehan. Ia menyenangi hidup doa, rajin dan taat, serta peduli dan peka terhadap kehidupan orang lain. Faustina bisanya tidak puas hanya dengan berdoa bersama pada waktu pagi dan malam. Ia jga terbiasa bangun tengah malam untuk berdoa sendiri dalam waktu yang lama. Kadang-kadang ibunya menegur Faustina karena kebiasaan doanya yang lama. Namun ia menjawabi ibunya: “Malaikat Pelindung yang membangunkan aku untuk berdoa.” Dalam buku catatan hariannya Ia berdoa: “Yesusku, Engkau tahu betapa lemahnya aku kalau hanya mengandalakan diriku sendiri. Oleh karena itu, Engkau sendiri mengarahkan urusan-urusanku. Dan aku tahu , ya Yesus, bahwa tanpa Engkau, aku tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi bersama Engkau aku mampu menghadapi hal-hal yang paling sulit sekali pun.” (BHSF,602).

Saya mengambil contoh dan pengalaman santa Faustina untuk membantu kita merenung bersama perikop Injil pada hari ini. Penginjil Lukas menceritakan bahwa Tuhan Yesus sedang berada di suatu tempat untuk berdoa seorang diri. Kebiasaan Yesus berdoa seorang diri ini merupakan sebuah bentuk kesaksian yang luar biasa dari Tuhan Yesus. Kita bisa menemukan contoh-contoh dalam Injil Lukas. Misalnya saat dibaptis oleh Yohanes, Yesus sedang berdoa (Luk 3:21).Yesus berdoa semalam suntuk sebelum menetapkan kedua belas murid-Nya (Luk 6: 12).Yesus berdoa sebelum ia bertanya kepada para murid tentang pendapat orang tentang Diri-Nya (Luk 9:18). Dia mengajak ketiga murid inti yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes ke atas gunung untuk berdoa (Luk 9: 28). Karena kebiasaan Yesus berdoa ini maka ada seorang murid yang tidak sungkan-sungkan meminta Yesus untuk mengajar mereka berdoa (Luk 11:1). Tuhan Yesus juga berdoa di taman Getzemani (Luk 22:41), di atas kayu salib pun Dia tetap berdoa (Luk 23:34.46).

Seorang murid Yesus tanpa sungkan meminta Yesus untuk mengajar mereka berdoa. Yesus mengatakan kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah …” Tuhan Yesus mengajar doa Bapa Kami dengan lima permohonan kepada Bapa: Pertama, Bapa, dikuduskanlah nama-Mu (Luk 11:2). Kedua, Datanglah Kerajaan-Mu. Ketiga, Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya. Keempat, ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami dan Kelima, janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Kelima permohonan kepada Bapa yang kudus ini sangatlah cocok dengan kebutuhan hidup kita setiap hari.

Apa yang kita pelajari dari Tuhan Yesus hari ini? Tuhan Yesus adalah seorang pendoa ulung. Dia adalah Anak Allah, namun Ia masih memiliki waktu untuk berdoa. Sambil memandang Yesus, marilah kita bertanya: Mengapa kita begitu sulit dalam mencari waktu untuk berdoa? Mengapa kita selalu mencari alasan untuk membenarkan diri supaya tidak berdoa? Saya teringat pada seorang Romo muda yang mengaku banyak kali dia lalai dalam mendoakan brevir atau ibadat hariannya. Tentu saja, sangat menyedihkan kalau seorang Romo sebagai alter Christus lalai dalam mendoakan Brevir hariannya. Ketika seorang Romo berdoa. Dia bukan berdoa atas nama dirinya sendiri tetapi dia berdoa atas nama Gereja.

Saya menutup renungan hari ini dengan mengutip perkataan Santo Siprianus dari Kartago: “Marilah sekarang kita berdoa…Tuhan dan Guru kita telah mengajarkannya. Ini adalah doa yang intim dan sungguh-sungguh. Ketika kita berdoa di hadapan Allah dalam nama Yesus, doa itu naik sampai ke telinga Allah. Bapa akan mengenali suara anak-anak-Nya saat kita melambungkan sebuah doa. Ingatlah bahwa kita hadir di hadapan Allah.”

Doa: Tuhan, tak henti-hentinya Engkau memberi teladan sebagai seorang Pendoa. Bantulah kami supaya dalam hari-hari hidup ini, kami senantiasa berdoa, mengangkat hati dan pikiran kamu hanya kepada-Mu. Bunda Maria, ratu Rosario, dampingilah kami untuk bertumbuh dalam doa. Amen.

P. John Laba, SDB