Homili Hari Minggu Biasa ke-II/A – 2023

Hari Minggu Biasa II/A
Yes. 49:3,5-6
Mzm. 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10
1Kor. 1:1-3
Yoh. 1:29-34

Tuhan juga menyelamatkanmu!

Pada hari ini kita memasuki hari Minggu Biasa pekan II. Ini berarti kita sudah mengakhiri masa Natal yang indah pada perayaan Pembaptisan Tuhan. Sejak Liturgi pekan pertama dalam masa biasa ini, Tuhan akan mengantar kita melalui Sabda-Nya sampai pada hari terakhir dalam pekan ke-34 atau yang dikenal dengan Pekan Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta alam. Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena anugerah, kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita melalui Sabda-Nya. Dan kita semua akan percaya bahwa Tuhan adalah satu-satunya penyelamat itu.

Tuhan menyelamatkan semua orang. Ini adalah warta sukacita yang indah bagi kita semua. Kita bertemu dengan sosok-sosok inspiratif yang membantu kita untuk bertumbuh dalam iman dan kekudusan. Sosok pertama adalah nabi Yesaya memberi gambaran tentang Allah yang menyelamatkan semua orang. Nabi Yesaya dalam bacaan pertama bernubuat untuk menunjukkan sosok Allah yang menyelamatkan manusia dalam situasi yang sulit sekali pun. Nabi Yesaya sangat menyadari panggilan dan perutusannya sebagai seorang nabi. Seorang nabi yang hebat adalah hamba dari para hamba bagi Tuhan. Di sini nabi Yesaya membuat sebuah revolusi mental bagi bangsa Israel yang saat itu barusan kembali ke Sion setelah mengalami penderitaan di negeri asing Babilonia. Nabi Yesaya mengakui bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah baginya untuk menjadi seorang hamba yang melaluinya Tuhan dapat menunjukkan keagungan-Nya.

Untuk lebih jelas, Nabi Yesaya berkata: “Maka sekarang firman Tuhan, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya, maka aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allahku menjadi kekuatanku?” (Yes 49:5). Yesaya menyadari panggilan yang Tuhan anugerahkan di dalam dirinya sejak ia masih berada di dalam kandungan ibunya. Hidupnya di tangan Tuhan dan ia siap untuk menjadi utusan Tuhan untuk menyelamatkan sesama yang lain. Siapakah mereka yang hendak diselamatkan? Mereka adalah Yakub dan keturunannya supaya dapat kembali kepada Tuhan sendiri, Israel atau keturunan Yakub dikumpulkan kembali bersama Tuhan. Di sini kita melihat janji keselamatan dari Tuhan bagi Yakub dan keturunannya.

Namun demikian, keselamatan dari Tuhan tidak hanya sebatas Yakub dan keturunannya tetapi keselamatan untuk semua orang. Yesaya bersaksi: “Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.” (Yes 49:6). Yesaya sebagai prototipe hamba yang menderita akan menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan dari Tuhan dapat sampai ke ujung bumi. Pikiran kita dibuka oleh Tuhan, bahwa keselamatan dari Tuhan diperuntukan bagi semua orang.

Dalam bacaan kedua, kita berjumpa dengan sosok kedua yang menginspirasi kita untuk mengenal dan percaya pada Allah yang menyelamatkan semua orang dengan memanggil kepada kekudusan. Dialah santo Paulus yang dalam perjalanan misioner kedua (Kis 18:1-18). Di dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus mengingatkan jemaat di sana untuk bertumbuh sebagai orang kudus. Ini adalah jalan keselamatan yang juga dikehendaki Tuhan. Paulus menulis: “Kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.” (1Kor 1:2). Paulus tentu tidak hanya berbicara dengan jemaat di Korintus tetapi juga kepada kita yang saat ini mendengar bacaan ini. Dia memang pertama-tama memfokuskan perhatian untuk mengingatkan jemaat di Korintus yang dikuduskan dan menjadi kudus, tetapi juga kepada semua orang: “dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.” Maka keselamatan atau kekudusan itu adalah kehendak Tuhan bukan hanya untuk jemaat di Korintus tetapi juga kepada semua orang yang percaya kepada Kristus.

Saya teringat pada Paus Fransiskus. Ia menulis ‘Gaudete Et Exsultate’ dan memberikan lima jalan untuk mencapai kekudusan. Pertama, kekudusan berarti menjadi diri sendiri. Kedua, Kehidupan sehari-hari dapat memimpin kita kepada kekudusan. Ketiga, Menghindari dua kecenderungan utama: Gnostisisme dan Pelagianisme. Keempat, bersikap baik dan kelima, Ucapan Sabda Bahagia adalah penunjuk jalan menuju kekudusan. Ini kelima jalan yang kelihatan sederhana tetapi dapat membantu kita untuk berjalan dalam kekudusan. Keselamatan dan kekudusan untuk semua orang.

Dalam bacaan Injil kita berjumpa dengan sosok Yohanes Pembaptis. Dia menyiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Dia tidak hanya membaptis Yesus dan menyaksikan Roh Kudus yang turun ke atas Yesus, tetapi membawa para murid-Nya dan menunjuk Yesus kepada mereka sebagai Anak Domba Allah. Yohanes berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yoh 1:29). Yesus sebagai Anak Domba mengingatkan kita pada nubuat Yesaya tentang Hamba yang menderita. Dikatakan begini: “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.” (Yes 53:7). Kita juga mengingat akan kisah darah anak domba yang dioles di depan pintu sehingga anak-anak Israel diselamatkan (Kel 12:6-7). Santo Paulus mengatakan: “Kristus Anak Domba Paskah kita sudah dikorbankan” (1Kor 5:7). Ekspresi anak Domba juga dengan pengorbanan Yesus sang Penebus (1Ptr 1:18-20) dan 1Yoh 3:5).

Ungkapan ‘yang menghapus dosa dunia’ membuka wawasan kita pada cinta kasih Allah yang begitu besar bagi dunia. Perhatikan perkataan Yesus kepada Nikodemus: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Tuhan Yesus sebagai Anak Domba yang melepaskan kita semua dari belenggu dosa, menyelamatkan kita sampai tuntas karena kasih.

Apa yang menjadi remah-remah sabda bagi kita pada hari ini?

Pertama, Sabda Tuhan pada hari Minggu ini memfokuskan perhatian kita kepada sosok Allah yang menyelamatkan kita semua. Dia selalu memberi kesempatan kepada kita untuk memperoleh keselamatan. Kedua, kita berjumpa dengan tiga sosok penting yakni nabi Yesaya, Paulus dan Yohanes pembaptis membawa kita kepada Tuhan sebagai sumber kekudusan dan keselamatan. Ketiga, Maka tugas kita saat ini adalah membawa saudara-saudara kita kepada Tuhan bukan kepada diri kita sendiri. Nama Tuhan yang harus diagungkan bukan nama kita sebagai pelayan. Kita hanya hamba yang melayani Tuhan dengan penuh sukacita. Ingat, Tuhan juga menyelamatkanmu!

P. John Laba, SDB