Homili Hari Selasa Oktaf Paskah 2024

HARI SELASA DLM OKTAF PASKAH
Kis 2:36-41
Mzm 33:4-5,18-19,20,22
Yoh 20:11-18.

Berani Memviralkan Kebangkitan Yesus Kristus

Adalah Paus Fransiskus. Dalam sebuah refleksinya setelah doa Angelus 3 Juli 2016 beliau berkata: “Misi orang Kristiani di dunia adalah misi yang diperuntukan bagi semua orang, sebuah misi pelayanan, yang tidak mengecualikan siapa pun; sebuah misi yang membutuhkan kemurahan hati yang besar dan khususnya mereka memiliki pandangan dan hati yang terarah ke surga untuk memohon pertolongan Tuhan.” Perkataan pimpinan Gereja sedunia ini turut membantu pemahaman kita akan Sabda Tuhan yang kita baca dan renungkan pada hari ini. Gereja melayani lintas batas. Orang-orang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel adalah harta Gereja yang harus terus menerus mengalami penguatan karena kemurahan hati sesama manusia.

Pada hari ini kita berjumpa dengan sosok Maria Magdalena. Beliau adalah sosok seorang misioner sejati yang memviralkan Yesus dan kebangkitan-Nya. Siapakah Maria Magdalena itu? Kita menemukan nama ini di dalam Injil Matius (Mat 27:56) dan Namanya terakhir disebut dalam Injil Yohanes (Yoh 20:18). Mari kita perhatikan fakta tentang Maria Magdalena di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru:

Pertama, sebelum peristiwa penyaliban Yesus: Maria mengalami keselamatan karena dibebaskan dari tujuh roh jahat oleh Yesus (Mrk 16:9). Dari situ ia belajar bertranfsormasi dan melayani dengan menyokong rombongan Yesus dengan kekayaannya (Luk 8:2-3).

Kedua, dalam peristiwa penyaliban Yesus: Maria hadir dalam pristiwa penyaliban Yesus (Luk 15:40; Yoh 19:25). Maria Magdalena membantu dalam penguburan. (Mat 27:56-61; Mrk 15:46-47).

Ketiga, masa setelah penyaliban Kristus: Maria ikut ke kubur Yesus. Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, dan Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus (Mrk 16:1). Maria menyaksikan apa yang terjadi di kubur. (Yoh 20:1-2). Maria menangis di kubur. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah dua orang malaikat berpakaian putih. Kata malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Jawab Maria: “Tuhan telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” (Yoh 20:11-13). Maria sempat salah sangka Maria. Penginjil Yohanes bersaksi: “Maria menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penjaga taman.” (Yoh 20:14-15). Maria bergembira. Tuhan Yesus berkata kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepadaNya: “Rabuni!, artinya Guru. (Yoh 20:16-18).

Sosok Maria Magdalena dalam Kitab Perjanjian Baru ini sangat menginspirasi kita semua. Anda dan saya pernah mengalami kegelapan hidup pribadi. Anda dan saya pernah bergumul dan mengharapkan adanya transformasi di dalam diri, di hadapan Tuhan. Tuhan sendirilah yang mengubah hidup kita yang lama dengan hidup baru dalam Roh. Inilah yang harusnya membuat kita semakin mencintai Tuhan Yesus karena Dia mengubah hidup kita sebagaimana dilakukan-Nya kepada Maria Magdalena. Dia sendirilah yang memampukan kita untuk berani berkata: “Aku telah melihat Tuhan, Dia sendiri sudah berbicara dengan saya”.

Dalam bacaan kedua kita mendengar kisah Petrus dan teman-temannya yang menunjukkan semangat misioner dengan memfokuskan perhatian mereka kepada pribadi Yesus yang lagi viral karena ‘Dia bangkit, Dia hidup’. Petrus mengajar ribuan orang saat itu bahwa Yesus adalah Kristus dan Tuhan bagi mereka semua. Semangat misioner yang mereka tunjukan terungkap dalam ajakan supaya semua orang Yerusalem bertobat dan memberi diri dibaptis serta menerima karunia Roh Kudus. Tiga ribu orang Yerusalem yang siap untuk dibaptis adalah buah misioner dan karya Roh Allah di dalam diri para rasul.

Lalu bagaimana dengan kita?

Kita semua adalah Maria Magdalena masa kini yang mengalami kasih dan kebaikan Tuhan dan siap memberi diri untuk Gereja. Kita adalah para Petrus masa kini yang terus memviralkan Yesus dan mentransformasi kehidupan sesama dengan kebaikan. Kita sendiri juga mengalami pertobatan pribadi dan terpanggil untuk bermisi bersama. Maka kita berusaha untuk mewujudkan panggilan bermisi ini dengan membantu sesama supaya semakin mencintai Tuhan Yesus lebih dalam lagi (passionate for Jesus Christ). Mengikuti Paus Fransiskus, “Kiblat hidup kita semakin terarah ke surga dan memohon pertolongan Tuhan . Sebab itu mohonlah rahmat Tuhan hari ini untuk bermisi bersama dalam memviralkan Yesus melalui kesaksian hidup kita.

P. John Laba, SDB