Homili Hari Rabu dalam Oktaf Paskah – 2024 – Injil untuk Daily Fresh Juice

HARI RABU DLM OKTAF PASKAH
Kis 3:1-10
Mzm 105:1-2,3-4,6-7,8-9
Luk 24:13-35

Lectio:

“Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” Kata-Nya kepada mereka: “Apakah itu?” Jawab mereka: “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat.” Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.” Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Demikianlah Sabda Tuhan, Terpujilah Kristus Yesus.

Renungan:

Pernah Kecewa!

Pertama-tama saya mengucapkan selamat pesta Paskah 2024. Kita juga masih berada dalam oktaf Paskah, dan juga berada di novena hari ke enam sebelum merayakan Pesta Kerahiman Tuhan. Paskah adalah sebuah perjalanan. Para murid sudah berjalan bersama Yesus dari Galilea ke Yerusalem dan kembali lagi ke Galilea. Demikian juga menjadi sebuah perjalanan dari Yerusalem ke Emaus dan kembali lagi ke Yerusalem. Ini benar-benar sebuah Paskah sejati. Ada juga pengalaman ‘kubur kosong’. Boleh dikatakan bahwa pada saat ini ada banyak kubur kosong dan tertutup rapat: kuburan kekecewaan, kepahitan dan ketidakpercayaan. Ada kekecewaan karena orang berpikir bahwa “tidak ada lagi yang dapat dilakukan”, “segala sesuatunya tidak akan berubah”, “lebih baik hidup untuk hari ini”, karena “tidak ada kepastian tentang hari esok”. Jika kita menjadi mangsa kesedihan, terbebani oleh kesedihan, direndahkan oleh dosa, sakit hati karena kegagalan atau terganggu oleh suatu masalah, kita juga tahu pahitnya rasa letih dan ketiadaan sukacita. Itulah kuburan tertutu[ masa kini. Anda dan saya pernah kecewa karena mengalaminya kubur kosong dan tertutup.

Kleopas dan temannya tanpa nama adalah dua murid Yesus dari Emaus yang pernah merasakan kuburan yang tertutup. Pada saat itu mereka kecewa karena keinginan mereka tidak terpenuhi. Mereka berjalan dengan bingung dan cemas ke kampung halaman mereka. Hati mereka diliputi kesedihan karena kematian yang merenggut Yesus sang Maestro yang mereka anggap sebagai seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa mereka. Betapa mengecewakan lagi ketika mereka menyaksikan kematian-Nya yang tragis. Dalam suasana seperti ini, Tuhan Yesus hadir aktif, berjalan dan berbicara bersama sehingga membuat hati mereka berkobar-kobar. Ia juga menerangkan Kitab Suci kepada mereka berdua.

Apakah Tuhan Yesus membiarkan mereka tenggelam dalam rasa kecewa mereka? Ternyata tidak. Tuhan Yesus tetap hadir dan mendampingi mereka. Ia berbicara dengan mereka dari hati ke hati hingga tiba di Emaus tujuan akhir mereka. Yesus jugalah yang mengobati kekecewaan mereka dengan Ekaristi bersama, dalam hal ini, Ia mengambil Roti, bersyukur dan memecahkan roti dan membagikannya kepada mereka. Di saat itulah mereka mengenal Yesus. Mereka lalu melakukan Paskah lagi yakni berjalan kembali ke Yerusalem. Hati mereka berkobar-kobar karena kekecewaan mereka sudah diobati dalam Ekaristi bersama Yesus sendiri.

Paskah tetap bermakna berjalan bersama Yesus yang bangkit. Yesus yang satu dan sama memahami umat-Nya dengan baik. Ia sendirilah juga peduli dan memahami kekecewaan umat-Nya. Ia terus menunjukkan kasih setia-Nya kepada manusia yang lemah dan mendanpingi mereka. Apakah anda pernah merasa kecewa? Ingatlah, kedua murid dalam perjalanan ke Emaus sudah mengalaminya terlebih dahulu. Di saat seperti itu, Yesus hadir dan memulihkan mereka dan membuat hati mereka berkobar-kobar.

Doa: Tuhan hadirlah dan buatlah hati saya berkobar-kobar karena Sabda-Mu. Ajarilah saya untuk selalu bersyukur dalam hidupku.

P. John Laba, SDB