Renungan 19 Mei 2012

Hari Sabtu Pekan Paskah VI

Kis 18:23-28
Mzm 47: 2-3.8-9
Yoh 16:23b-28

Mintalah kepada Bapa dalam namaKU

Pada suatu kesempatan, saya dijemput salah satu umat di Paroki untuk memberikan Sakramen Perminyakan kepada seorang ibu yang sekarat. Setelah selesai ibadat, masuklah umat yang menjemput dan membisi pada telinga si sakit itu, “Sebutlah nama Yesus, sebut sekarang juga supaya engkau selamat. Mintalah kesembuhan dari Bapa dalam nama Yesus…”Berulang kali ia berkata, “Sebut nama Yesus..Yesus…Yesus dan perlahan-lahan hanya ada bunyi ssss”. Saya pun ikut masuk dan melihat apa yang sebenarnya terjadi di dalam kamar. Si sakit perlahan berubah situasinya, dari wajah yang tegang dan gelisah menjadi wajah penuh kegembiraan dan seolah-olah pasrah pada Tuhan. Orang sakit itu bertahan hidup selama tiga bulan dan akhirnya meninggal dunia dengan tenang.

Menyebut nama Yesus sebagai nama yang menyelamatkan. Nama Jeshua atau Jehosua berarti Allah menyelamatkan. Dalam amanat perpisahan dengan para muridNya, Yesus berkata, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam namaKu. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. Pada hari ini kamu akan berdoa dalam namaKu”. Yesus mengingatkan para muridNya bahwa penyertaanNya tidak berhenti pada penghibur yang dijanjikan tetapi diriNya juga tetap menjadi Jalan untuk bersatu dengan Bapa. Dialah satu-satunya pengantara kepada Bapa. Ini adalah tanda cinta kasih. Yesus berkata, “Bapa mengasihi kamu karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya”.

Nama Yesus yang menyelamatkan ini mendorong Apolos orang Alexandria ke Efesus untuk  mewartakan serta membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias. Sikap positif dalam evangeliasi kita temukan dalam diri Paulus, Priskila, dan Akwila. Setelah mereka mendengar sendiri pengajaran Apolos maka mereka menerimanya, menjelaskan dengan teliti jalan Tuhan. Apolos hanya mengenal baptisan Yohanes dan pemahamannya perlu ditambah. Apolos menerima penjelasan tentang iman dan jalan Tuhan dan misi di Akaia pun dipercayakan kepadanya.

Sabda Tuhan mengundang kita untuk dua hal ini. Pertama, Yesus adalah satu-satunya pengantara kita kepada Bapa di Surga. Semua doa permohonan, syukur, pertobatan kepada Bapa di Surga selalu dalam nama Yesus sebagai Pengantara. Kita sudah akrab mengakhiri doa-doa kepada Bapa dengan berkata, “Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami”. Ketika mengalami pergumulan hidup dalam bentuk apa pun, berdoalah kepada Bapa dalam nama Yesus. Kedua, Sikap menerima orang lain apa adanya dapat menjadi mitra yang baik dalam bekerja bersama. Sikap keterbukaan Paulus, Priskila dan Akwila patut menjadi contoh dalam hidup menggereja. Tidak ada kata “persaingan” dalam evangelisasi, yang ada hanya persekutuan sebagai saudara untuk evangeliasi.

Doa: Tuhan Yesus Kristus, Terima kasih kami haturkan kepadaMu karena Engkau adalah satu-satunya pengantara kami kepada Bapa di Surga. Bantulah kami untuk bersatu dalam mewartakan InjilMu kepada segenap makhluk. Amen

PJSDB 

Leave a Reply

Leave a Reply