Homili 21 Januari 2014

Hari Selasa, Pekan Biasa II

1Sam 16:1-13

Mzm 89: 20.21-22.27-28

Mrk 2:23-28

 

Diurapi untuk Tuhan

 

P. John SDBAda seorang Romo merayakan Hari Ulang Tahun tahbisan imamat ke-40. Ia menjadi Selebran utama dalam perayaan misa syukur. Dalam homilinya ia mengisahkan kembali pengalaman istimewa pada hari tahbisannya. Ia bercerita bahwa uskup yang menahbiskannya saat itu berusia 75 tahun dan tangannya sudah tidak kuat memegang sesuatu. Ketika uskup memegang minyak krisma untuk mengurapi tangganya, minyak itu tumpah di tangan sang imam baru. Uskup langsung berkomentar, “Kamu hanya bisa menjadi pastor karena kelebihan Roh Kudus tetapi tidak bisa jadi uskup”. Semua orang yang mendengarnya tertawa. Pastor itu mengatakan bahwa meskipun sudah dinubuatkan untuk tidak menjadi uskup tetapi ia pernah menjadi wakil uskup.

Di dalam tradisi Gereja, kalau ada orang diurapi dengan minyak urapan, berarti orang itu dikuduskan bagi Tuhan. Kita tahu bahwa minyak urapan adalah salah satu simbol Roh Kudus, maka seseorang yang diurapi dengan minyak urapan menerima Roh Kudus. Ia dikuduskan bagi Tuhan. Para imam yang diurapi dengan minyak dikatakan menerima Roh Kudus untuk melayani sakramen-sakramen di dalam Gereja Katolik. Di dalam Kitab Perjanjian Lama, para raja biasanya diurapi dengan minyak urapan. Dengan minyak urapan itu raja dikuduskan dan mendapat kuasa dari Tuhan untuk memerintah sesuai dengan kehendak Tuhan.

Samuel memiliki pengalaman istimewa  mengurapi Saul menjadi raja pertama di Israel. Sayang sekali Saul kemudian tidak setia kepada Tuhan. Ia tidak mentaati kehendak Tuhan yang disampaikan melalu Samuel. Oleh karena itu Tuhan menolak Saul sebagai raja Israel. Tentu saja penolakan Tuhan kepada Saul membuatnya kecewa dan Samuel pun merasa terancam jiwanya oleh Saul. Israel mengalami sede vacante. Tuhan sendiri menyesal karena memilih Saul menjadi raja Israel. Tuhan tetap mau meneruskan sejarah keselamatan. Dalam suasana seperti ini Samuel  dipanggil Tuhan untuk pergi ke Betlehem supaya mengurapi raja baru. Raja baru itu berasal dari keturunan Isai.

Pada hari yang ditentukan, Samuel mempersilakan anak-anak Isai untuk berjalan di hadapannya. Anak-anak itu badanya tinggi dan kekar namun tak satu pun yang dipilih Tuhan. Isai pun penasaran dengan situasi ini. Kini tinggal anak ketujuh yang berparas elok, rambutnya kemerah-merahan dan matanya indah. Nama anak itu adalah Daud. Pekerjaan Daud saat itu adalah penggembala ternak yang sederhana. Ketika Samuel melihatnya, Tuhan langsung menyuruhnya untuk mengurapinya. Sejak saat itu Daud menjadi raja Israel. Dengan pengurapan ini, Roh Kudus berkuasa atas diri Daud. Ia akan memerintah Israel dengan kuasa Tuhan bukan kuasanya sebagai manusia. Namun diurapi dengan minyak urapan bukanlah jaminan bahwa Daud akan menjadi raja Israel yang sempurna. Ia juga memiliki banyak kelemahan dan dosa, tetapi ia cepat menyadari kesalahannya dan memperoleh pengampunan yang berlimpah.

Tuhan selalu menunjukkan pilihan-pilihan yang unik bagi manusia. Ia memilih orang yang lemah, kecil supaya mereka menjadi kuat, diselamatkan dan nantinya menyelamatkan sesama. Daud dipilih setelah kembali dari padang sebagai gembala. Dalam hidupnya yang sederhana, Tuhan dengan Roh KudusNya memampukan dia untuk menjadi pemimpin yang kuat. Daud diurapi, dikuduskan bagi Tuhan. Dia menjadi Mesias, terurapi. Yesus menggenapi semua rencana Allah Bapa. Dialah Kristus, Yang diurapi bagi manusia.

Tugas dari Mesias adalah menunjukkan wajah Allah yang berbelas kasih bagi manusia. Seorang Mesias yang tidak kaku dengan aturan-aturan manusiawi tetapi memperjuangkan kasih dan keadilan. Martabat manusia pun dijunjung tinggi. Ini semua dilakukan oleh Yesus Anak Daud. Kita bersyukur karena Tuhan Yesus membebaskan kita dari hukum lama dan memberi hukum baru yakni hukum kasih. Kita juga patut berbangga karena Tuhan mengasihi kita apa adanya. Kita diurapi untuk Tuhan.

Doa: Tuhan, Engkau memilih Daud menjadi Raja atas bangsa Israel. Bantulah kami untuk ikut menjawabi panggilanMu untuk melayani sesama kami, Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply