Food For Thought: Penderitaan yang mendewasakan iman

Penderitaan itu mendewasakan imanmu

P. John SDBAda seorang sahabat yang merasakan sebuah pergumulan yang luar biasa. Ayahnya meninggal dunia dan sehari kemudian ibunya juga meninggal dunia. Ketika penguburan ia memberi sambutan yang menggugah hati banyak orang. Ia mengatakan reaksinya protesnya kepada Tuhan atas kejadian yang sedang dialaminya. Ia mengutip Mazmur Daud yang berbunyi: “Rintihan mau membisingkan telingaku, jeritan neraka menegakkan bulu romaku.” (Mzm 17:5-7). Tetapi hal yang menakjubkan pada akhir sambutannya, ia berkata: “Sekarang saya sadar bahwa ternyata Tuhan sangat mengasihi keluargaku. Ia memanggil kedua orang tuaku karena tugas pengabdian mereka sudah selesai di dunia ini. Saya semakin yakin bahwa hidup hanya diubah bukan dilenyapkan. Maka saya mau mengingatkan seluruh keluarga bahwa pengalaman penderitaan ini mendewasakan iman kita kepada Tuhan.”

Pengalaman seorang sahabat dengan aneka pergumulannya ini juga menjadi pengalaman anda dan saya. Masing-masing kita mengalami penderitaan dan kemalangan. Apabila kita hanya berhenti pada pengalaman itu maka sia-sia saja iman kita. Mengapa? Karena Tuhan Yesus Kristus juga sudah pernah ditolak, bahkan dibunuh di atas kayu salib. Ia tidak bersalah. Ia berbicara dan kebijaksanaanNya melebihi semua orang. Ia menerima semua penderitaanNya untuk keselamatan manusia.

Kelemahan besar manusia saat ini adalah terlampau mengandalkan dirinya dan lupa mengandalkan Tuhan. Kita mesti belajar rendah hati seperti Daud, ketika mengalami kesulitan, ia tetap mengandalkan Tuhan. Baginya, Tuhan adalah pelindung dan perisai hidupnya. Tidak ada Allah lain yang memiliki kuat kuasa untuk melindunginya. Nabi Yeremia juga mengalami penderitaan. Ia tetap tabah dan berharap pada Tuhan. Semua doa dipanjatkan kepada Tuhan dan ia mendapat penghiburan abadi.

Bagaimana dengan anda dan saya? St. Petrus berkata: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1Ptr 5:7).

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply