Food For Thought: Berani melawan angin

Berani Melawan Angin

Seorang sahabat barusan menulis pesan untuk meminta doa khusus baginya. Saya bertanya kepadanya: “Intensi doanya apa?” Ia lalu menyebutkan litani pengalaman berat dalam hidupnya dan memohon doa supaya ia tetap bertahan dan tidak gentar melawan para musuhnya. Saya membayangkan perjuangan sahabat ini pasti sangatlah berat. Ia melawan arah angin dalam hidupnya. Ia lelah melawan angin. Namun menurut saya, ia justru sangat membutuhkan angin perubahan, sebuah revolusi mental yang sangat positif bagi hidupnya.

Pernakah anda bermain layang-layang? Kita semua tentu berbahagia menyaksikan layang-layang semakin naik, tinggi sampai menghilang dari pandangan kita. Melawan angin memang sangatlah berat namun apabila berhasil selalu membahagiakan. Bukan hanya layang-layang yang naik ke udara dengan melawan angin, melainkan semua pesawat udara juga melawan angin supaya dapat naik hingga terbang di udara.

Saya mengingat Henry Ford, seorang produsen mobil asal Amerika. Ia pernah berkata begini: “Ketika semua terlihat berlawanan denganmu, ingatlah bahwa pesawat terbang selalu terbang melawan angin, bukan mengikuti arus angin.” Menjadi orang baik itu selalu mendapatkan banyak musuh. Ada saja kata yang keluar dari mulut untuk membully sesama. Tidak ada kata yang menyenangkan hati atau memberikan peneguhan. Kemampuan mengadaptasi dengan lingkungan sangatlah memuaskan.

Kita kembali kepada pertanyaan semula: apakah kita berani melawan angin? Ya kita harus berani melawan angin supaya dapat menjadi pribadi yang terbaik bagi Tuhan dan sesama. Ada saja angin sepoi basah hingga puting beliung. Masalah-masalah kehidupan juga datang silih berganti, namun Roh kehidupanlah yang membantu kita untuk mengatasinya. Sebab itu beranilah melawan angin kalau anda mau menjadi pribadi sejati. Sekali anda melawan angin maka anda akan semakin berprestasi. Anda merasa berat, tenentu akan tiba saatnya anda merasa ringan. Berani melawan angin ya.

Salam dan berkat…

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply