Food For Thought: Terima kasih Ayah dan Ibu

Terima kasih ayah dan ibu

Banyak di antara kita pasti mengetahui lagu ‘Doa seorang anak’. Lagu ini selalu dinyanyikan para pasutri baru di saat mereka diberkati di Gereja, tepatnya saat mereka memohon restu dari orang tua. Inilah sebagian lirik lagu yang mengesankan: “Trima kasih ayah dan ibu. Kasih sayangmu padaku. Pengorbananmu, meneteskan peluh ‘tuk kebahagiaanku. Tuhan lindungi ayah ibuku. Dalam doa, kuberseru. Tetes airmatamu yang kau tabur, dituai bahagia.” Lagu ini kalau dinyanyikan dengan penuh penghayatan maka akan membangkitkan emosi yang luar biasa. Orang tua tetaplah pribadi-pribadi yang hebat, yang Tuhan berikan kepada seorang anak untuk di sapa sebagai ayah dan ibu dan dikasihi sampai tuntas. Di pihak orang tua, tidak ada orangtua manapun yang ingin mencelakakan anaknya. Apapun yang dilakukan orangtua, selalu untuk kebaikan dan kebahagiaan anak-anaknya.

Pada hari ini kita berjumpa dengan sosok ayah dan ibu yang hebat. Mereka adalah Maria dan Yusuf. Mereka mengantar anak sulung mereka yakni Yesus Kristus untuk dipersembahkan di dalam bait Allah. Maria dan Yusuf menunjukkan diri sebagai orang tua hebat karena menunjukkan rasa tanggung jawab mereka supaya membawa serta mempersembahkan anak sulung mereka di dalam Bait Allah. Mereka membawa Yesus ke dalam Bait Allah untuk menunjukkan bahwa Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.

Hal yang menarik perhatian kita adalah adanya perjumpaan antara Yesus sang Anak Allah dengan dua orang benar yang menantikan kedatangan-Nya siang dan malam. Orang pertama adalah nabi Simeon yang menyatakan syukurnya kepada Tuhan dan meminta kepada Tuhan untuk pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan kehendak Tuhan sendiri. Orang kedua adalah nabi Hanna, seorang janda yang setia menantikan kedatangan Tuhan dan bersyukur kepada-Nya. Sosok kedua orang yang sudah memasuki usia senja ini menunjukkan suatu hal yang sangat positif bagi kita yaitu kesetiaan untuk menantikan kedatangan Tuhan dan berjumpa dengannya. Pengalaman kedua orang ini haruslah menjadi pengalaman kita untuk menantikan Tuhan.

Hari ini kita menunjukkan rasa kagum kita kepada keluarga kudus dari Nazaret. Maria dan Yusuf adalah sosok orang tua yang rela berkurban dan siap menderita. Perhatikanlah perkataan Simeon kepada Maria: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” (Luk 2:34-35). Maria menyimpan segala perkara terutama penderitaannya di dalam hatinya.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Tuhan Yesus bertumbuh dan berkembang di dalam tangan Maria dan Yusuf. Kita pun belajar dari Yesus supaya menjadi Anak yang patuh di dalam keluarga. Orang tua adalah pemberian Tuhan kepada anak-anak supaya diterima dan dikasihi. Orang tua juga menerima anak-anak dan mengasihi sampai tuntas. Dengan demikian terbentuklah keluarga Dalam Bahasa Inggris, kata keluarga berarti FAMILY. Kita bisa mengatakan FAMILY kepanjangannya: father and mother, I love you. Tuhan memberkati kita semua dan terima kasih ayah dan ibu.

P. John Laba, SDB