Renungan 24 Januari 2013

St. Fransiskus dari Sales

Ibr 7:25-8:6

Mzm 40:7-10.17

Mrk 3:7-12

Merindukan Jamahan Yesus!
Hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan Pesta St. Fransiskus dari Sales. Fransiskus lahir di Chateau de Thorens, Savoya, 21 Agustus 1567. Ia berasal dari keluarga bangsawan Savoya, Prancis. Ayahnya menghendaki agar Fransiskus belajar di sekolah terbaik d kota-kota La Roche-sur Foron dan Annecy. Secara rohani ia dipercayakan kepada para Yesuit. Pada tahun 1583 ia masuk Kolese de Clemont di Paris. Ia pernah mengalami krisis iman ketika menghadiri sebuah diskusi teologi tentang predestinasi. Paham ini membuatnya gelisah sampai jatuh sakit karena isinya adalah manusia akan dihukum masuk neraka. Krisisnya berakhir setelah ia mengunjungi Gereja kuno Santo Etiene des Gres di Paris bulan Januari 1587. Ia berdoa di depan patung Bunda Maria kemudian mengambil keputusan untuk masuk sebagai anggota ordo ketiga Saudara Dina. Dia kemudian belajar Filsafat dan teologi di Paris Prancis dan Padua, Italia. Dia ditahbiskan menjadi imam dan menjadi Rektor Katedral Geneva, 1593. Dia kemudian diangkat menjadi uskup dan berjuang mempertahankan kemurnian iman Gereja katolik. Ia membaktikan dirinya penuh kasih sebagai gembala bagi kaum papa miskin, bermatiraga dan sebagai pengkotbah ulung. Ia meninggal dunia tanggal 28 Desember 1622 dan dimakamkan pada tanggal 24 Januari 1623.


Kehidupan St. Fransiskus dari Sales menginspirasikan kita untuk memahami bacaan-bacaan hari ini terutama bacaan pertama dari surat kepada Umat Ibrani. Selama beberapa hari ini kita mendapat gambaran tentang Yesus Kristus sebagai Imam Agung. Imam Agung yang berbeda dengan para imam keturunan Harun. Ciri khas sang Imam Agung adalah: saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang telah dipisahkan dari orang-orang berdosa, ditinggikan mengatasi langit. Yesus Kristus sebagai Imam Agung memang berbeda dengan para Imam di lainnya. Ia mempersembahkan diriNya satu kali untuk selama-lamanya. Dia tidak menggunakan hewan sebagai kurban persembahan tetapi Dia justru menggunakan diriNya sebagai persembahan abadi. Inilah keunikan Yesus sang Imam Agung kita.


Di dalam dunia Perjanjian Lama, imam agung itu ditetapkan berdasarkan aturan di dalam hukum Taurat. Yesus sebagai Putera sudah sempurna selama-lamanya menjadi Imam Agung. Karena sempurna sebagai Imam Agung maka ia berhak duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di Surga, melayani ibadat di tempat yang mahakudus yaitu di dalam kemah sejati buatan Tuhan sendiri. Tugas Yesus sekarang adalah sebagai satu-satunya Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang di dasarkan atas janji yang lebih tinggi.


Luar biasa kasih Tuhan bagi manusia melalui Yesus Kristus. Ia mengurbankan segalanya bagi manusia. Sebagai Imam Agung Ia memberi diriNya secara total bagi umat manusia. Penginjil Markus memberi contoh-contoh konkret peran Yesus sebagai Imam Agung. Banyak orang berdatangan dari Galilea, Yerusalem, Idumea, seberang Sungai Yordan, Tirus dan Sidon. Mereka ingin berjumpa dengan Yesus. Imamat AgungNya ditunjukkan dengan menyembuhkan banyak orang. Banyak penderita berdesak-desakan mau mendekati Yesus untuk dijamah dan disembuhkan. Mereka yang memiliki roh jahat, jatuh tersungkur dan berteriak, “Engkaulah Anak Allah!”



Sabda Tuhan pada hari ini memfokuskan perhatian kita pada Tuhan Yesus sang Imam Agung kita. Dialah yang telah dijanjikan Bapa kepada kita melalui para nabi. Ia datang sebagai manusia seperti kita, mengalami penderitaan, wafat dan bangkit mengalahkan maut. dari situlah Ia dijunjung tinggi sebagai Mesias dan Imam Agung yang kekal. Dialah satu-satunya Pengantara kita, yang memperjuangkan kebahagian kekal dan penebusan yang berlimpah. Tugas kita sekarang adalah mewartakan kasihNya. Kita berusaha membuat Ia dikenal banyak orang dan mereka juga datang dan tinggal bersamaNya. Inspirator kita adalah St. Fransiskus dari Sales. Dia imam, gembala cinta kasih yang mempertahankan kemurnian iman Gereja Katolik.

Pertanyaan refleksi bagi kita adalah apakah kita memiliki kerinduan untuk mau datang dan membiarkan diri kita dijamah Yesus? Tentu saja kita juga berusaha menyentuhNya bukan hanya secara fisik karena tidak ada kemungkinan lagi tetapi dengan iman. Menyentuh Yesus dengan iman memiliki power of healing yang luar biasa. Kita butuh Yesus yang selalu dan selamanya menjamah dan menyembuhkan kita.

Doa: Tuhan semoga kami dapat memuliakan namaMu setiap hari. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply